logo test

BERAKAR DI DALAM DIA – oleh Pdt. Gideon Santoso (Ibadah Raya 1 – Minggu, 7 April 2024)

Kolose 2:6-7 – “Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.”

Dari ayat pokok di atas, setidaknya ada enam hal yang dapat menjadi pokok bahasan penting:

  • Kamu telah menerima Kristus Yesus.
  • Hidup tetap di dalam Dia.
  • Hendaklah kamu berakar di dalam Dia.
  • Dibangun di atas Dia.
  • Bertambah teguh di dalam iman.
  • Hidup melimpah dalam ucapan syukur.

Namun demikian yang akan dibahas dalam kesempatan ini hanya tiga hal saja :
olose 2:6-7 – (1) Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. (2) Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. (3) Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.”

I. Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita.
Kata “telah menerima” merupakan kata kerja dalam bahasa Yunani paralambano, memiliki dua konotasi:
1. Menyambut seseorang atau pribadi (Pengalaman langsung dengan Tuhan).
Jadi ada orang yang mengenal Tuhan karena pengalaman pribadi dengan Tuhan, contohnya seperti Musa dan Rasul Paulus.

2. Penerimaan tradisi. Artinya ada orang-orang yang menerima Kristus karena :

  • Menerima karena diajarkan atau diteruskan.
  • Menerima dari contoh yang diteladankan.
  • Menerima dari pemberitaan atau penginjilan.    

Referensi ayat : 1 Korintus 11:23;  Filipi 4:9; 1 Tesalonika 2:13, 4:1;  2 Tesalonika 3:6.
Dari beberapa ayat referensi, kita ambil contoh :  
Filipi 4:9 – “Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.”

Sebagai catatan: latar belakang jemaat di Kolose, mereka mendengar isi Injil melalui khotbah dari Epafras rekan pelayanan Paulus, kemudian secara pribadi mereka menerima berita Injil itu. Kolose 1:7; 4:12.

II. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di  dalam Dia.
Setelah kita ada di dalam Tuhan, maka selanjutnya setiap orang percaya kehidupannya harus tetap di dalam Tuhan, karena kekristenan bukanlah sebuah keyakinan teologis saja; melainkan juga merupakan gaya hidup dari yang ia imani. Orang percaya harus menghidupi firman Tuhan sebagai gaya hidup, bukan hanya mempercayai di mulut tetapi juga dalam praktek kehidupannya. Kolose 1:10; Efesus 4:1,17; 5:2,15.

III. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia.
Setiap orang yang hidup di dalam Kristus, imannya tidak mungkin dapat terus dibangun diatas Kristus, jika ia tidak terlebih dahulu berakar di dalam Dia. Setiap orang percaya harus mengakar kuat kedalam pengenalan akan Kristus. Sekuat apa kita harus mengakar di dalam Kristus ?

Roma 1:16 – “Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani .”

Paulus mempunyai ukuran mengakar kuat sampai pada tahap kokoh tidak tergoyahkan. Jangan dulu berpikir apa yang mesti dibangun diatasnya, tetapi benahi dulu fondasi iman kita sampai kokoh. Pohon dapat tumbuh sebesar apapun tidak akan bertahan jika akarnya dangkal, bangunan setinggi dan semewah apapun akan mudah roboh jika fondasinya tidak kokoh mencengkram dalam ke dalam tanah. Benih firman Tuhan, yang ditaburkan dalam setiap orang yang menerima dan percaya, harus tertanam kuat dalam tanah hatinya.

Bahayanya jika benih itu tidak mengakar dengan kuat:

Matius 13:20-21 – “Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itu pun segera murtad.”

Batu yang menjadi penghalang, sehingga imannya sulit berakar ke dalam, berbicara tentang kekerasan hati, Roma 2:4-5. Dan hati yang mengeras bisa terjadi karena membiasakan diri, dengan berbagai alasan untuk menghindari pertemuan ibadah dimana firman Tuhan diajarkan.

Ibrani 10:25- “ Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.”

Kalimat “membiasakan diri” itu ada unsur kesengajaan tidak mau hadir, dengan banyak alasannya tentunya. Kekristenan yang semacam ini, akan mudah tercabut ketika angin pengajaran palsu melandanya, dan akan roboh imannya ketika pencobaan dan aniaya terjadi dalam kehidupannya.

Bagaimana kita dapat mengakar kuat dan kokoh di dalam Kristus ? Rajinlah beribadah karena di dalam ibadah firman-Nya diberitakan, pegang firman-Nya dan jadilah pelaku bukan hanya mendengar untuk kemudian dilupakan. Miliki jam doa pribadi dengan Tuhan, dan disiplin dalam membaca Alkitab, jangan hanya tahu ayat-ayat Alkitab dari firman yang dikhotbahkan saja. Tidak ada jalan pintas untuk kita dapat mengakar kuat di dalam Dia, selain komitmen melakukan semuanya itu.

Arsip Catatan Khotbah