logo test

LATIHLAH DIRIMU BERIBADAH – oleh Pdm. Melky Mokodongan (Ibadah Raya I – Minggu 11 April 2021)

1 Timotius 4:8 “Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.”

PENDAHULUAN Dalam ayat ini, Paulus sedang tidak berbicara untuk meniadakan manfaat olahraga tertentu kepada Timotius, tetapi lebih kepada bagaimana Timotius menyikapi dan menghadapi pengajaran sesat, serta dapat meluruskan dan memberikan pengajaran doktrin yang benar agar jemaat tidak disesatkan. Agar jemaat terhindar dari ajaran yang menyesatkan, maka ditegaskan oleh Paulus dalam ayat 7 bahwa: “LATIHLAH DIRIMU BERIBADAH”, sehingga pada ayat delapan ini, Paulus berkata; “latihan badani itu terbatas gunanya tetapi IBADAH berguna dalam segala hal….”

Mengapa ibadah lebih penting daripada latihan badani? 1. Karena berguna dalam segala hal Kalau berbicara dalam segala hal, dalam konteks ini tentu saja tidak terlepas dari apa yang namanya tubuh.

  • Tubuh kita (kesehatan fisik), bandingan dengan Amsal 17:22 yang berkata, “Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang”. Artinya kesehatan jasmani kita dipengaruhi oleh hati kita.
  • Pertumbuhan kita (Kesehatan rohani).

1 Timotius 4:15 berkata, “Perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang.”

Apa yang harus diperhatikan? Ayat 14 berkata, “Jangan lalai mempergunakan karunia yang ada padamu.” Ayat 13 berkata,  “Bertekunlah dalam membaca kitab-kitab Suci.” Ayat 12 berkata, “Jadilah teladan.” Ayat 7 berkata,  “Jauhilah takhayul, latihlah dirimu beribadah, karena ibadah berguna dalam segala hal.”

2. Mengandung janji Ada beberapa janji yang akan kita peroleh dalam ibadah, yaitu:

  • Hidup sekarang (Keluaran 23:25)
  • Memberkati roti makanan dan air minuman
  • Menjauhkan dari penyakit
  • Hidup yang akan datang. Ini dapat dikatakan sampai kepada kekekalan. Kalau saja kita dapat melihat bahwa betapa hebat dan dahsyatnya kehidupan yang akan datang, maka besar kemungkinan cara hidup kita akan sangat berubah. Allah telah mempersiapkan kehidupan yang akan datang bagi kita orang percaya (Yoh 14:1-3, 2 Korintus 5:1,2).

3. Menerima pengajaran yang benar 1 Timotius 6:3,4 “Jika seorang mengajarkan ajaran lain dan tidak menurut perkataan sehat yakni perkataan Tuhan kita Yesus Kristus dan tidak menurut ajaran yang sesuai dengan Ibadah kita, ia adalah seorang yang berlagak tahu padahal tidak tahu apa-apa. Penyakitnya ialah mencari-cari soal dan bersilat kata, yang menyebabkan dengki, cedera, fitnah, curiga”.

Artinya dalam ibadah kita yang benar, maka kita akan menerima pengajaran yang benar, sehingga kita tidak mudah disesatkan oleh pengajaran yang salah.

4. Dilakukan karena Tuhan 1 Korintus 15:58b berkata “Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia”.

Ibadah yang dilakukan karena Tuhan mendatangkan hasil bagi kita, sebab dikatakan jerih payahmu tidak sia-sia.

BAGAIMANA KITA BERIBADAH? 1. Mempersembahkan tubuh kita Roma 12:1  berkata, “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: Itu adalah ibadahmu yang sejati.”

2. Memiliki komitmen Yosua 24:15 berkata, “Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN.”

3. Memiliki ketulusan dan kesetiaan Yosua 24:14a berkata, “Oleh sebab itu, takutlah akan TUHAN dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia.” (bandingkan dengan 1 Tawarikh 28:9)

KESIMPULAN Mazmur 100:2 “Beribadahlah kepada TUHAN dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai.”

Hampirilah Tuhan melalui ibadah kita kepada Tuhan, datang ke hadiratNya dan mulailah kita memberikan segenap hidup kita kepada-Nya.

Arsip Catatan Khotbah