logo test

PRINSIP HIDUP YANG BERKEMENANGAN (SERI 7), Oleh Pdt. Gideon Santoso (Ibadah Raya 1 – Minggu, 9 September 2018)

DALAM PERSEKUTUAN DENGAN TUHAN JERIH PAYAHMU TIDAK SIA-SIA

I KORINTUS 15:58 
“Karena itu saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan ! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan, jerih payahmu tidak sia-sia.”

  Dari ayat pokok kita ini, kita dapat melihat ada Tujuh prinsip hidup berkemenangan yaitu seperti yang digarisbawahi :  Kasih ; Berdiri teguh ; Jangan goyah ; Giatlah selalu; Dalam pekerjaan Tuhan ; Dalam persekutuan dengan Tuhan ; Jerih payahmu tidak sia-sia.  Bagian yang ke-6 dan yang ke-7 inilah yang menjadi topik bahasan yaitu “dalam persekutuan dengan Tuhan, jerih payahmu tidak sia-sia.”

Kata yang dipakai untuk  “Persekutuan” dalam bahasa Yunani : KOINONIA  yang berasal dari kata dasar KOINOS yang berarti lazim atau umum, artinya berkaitan kebersamaan. Kata lain yang sering dihubungkan dengan Koinonia adalah Koinonos. Persekutuan dengan Tuhan dalam ayat yang kita bahas ini adalah KOINONOS yang artinya adalah  Sekutu Tuhan atau kawan sekerja.  Persekutuan kita dengan Tuhan posisinya adalah kita yang lemah bersekutu dengan yang berkuasa dan kuat yaitu Tuhan. Kita menjadi hamba Tuhan.  Sebagai hamba kita harus mengikuti ketentuan dan aturan Tuhan, dan ada upah bagi yang berjerih lelah mengerjakan pekerjaan Tuhan.  Setiap orang yang percaya akan penebusan dosa melalui korban Kristus, masuk dalam persekutuan dengan Tuhan ( 1 Kor 1:9).

Dasar untuk menjadi sekutu Allah dilihat dari 7 prinsip hidup berkemenangan dimana ada 5 hal yaitu :
1. Kasih, 1 Yoh 4:8
“Barang siapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.”
Kasih adalah dasar pertama untuk menjadi sekutu Allah dan oleh karena kasih Allah-lah manusia dipersekutukan dengan Allah melalui korban penebusan dosa. Setiap orang yang menerima kasih Allah lewat penebusan Kristus, merekalah yang disebut orang-orang yang mengenal kasih sebab Allah adalah kasih.  Orang yang diluar Tuhan yang tidak percaya, tidak mendapat bagian dalam persekutuan dengan Allah, sebab tidak mengenal kasih Allah.

2. Berdiri teguh, 2 Tim 2:19
Tetapi dasar yang diletakkan Allah itu teguh dan meterainya ialah Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya, dan setiap orang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan.”

Berdiri teguh disini adalah komitmen untuk meninggalkan kejahatan yaitu hidup lamanya dan menjadi pengikut Tuhan yang setia. Tuhan mengenal milik kepunyaan-Nya melalui keteguhan iman orang yang ditebus-Nya. Tidak mungkin Tuhan tidak dapat bersekutu dengan orang yang mendua hatinya.

3. Jangan goyah, Efesus 6:10
“Akhirnya, hendaklah kamu kuat didalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya.”
Jangan goyah! Hanya pengikut Tuhan yang dipenuhi oleh kuasa Roh-Nya yang mampu menghadapi tantangan apapun dan tidak dapat digoyahkan meskipun nyawa menjadi taruhannya. Tuhan ingin orang yang bersekutu dengan-Nya yang akan mengerjakan pekerjaan Tuhan di bumi ini, yaitu orang-orang yang  berani dalam hikmat Tuhan bukan pengecut yang mudah digoyahkan.

4. Giat selalu, Roma 12:11
“Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.”

Giat selalu, menunjuk kepada roh yang antusias, yang selalu siap untuk melayani Tuhan. Melayani Tuhan bukan karena dipengaruhi situasi hati dan keadaan, tidak bersungut-sungut atau terpaksa tetapi dengan suka cita karena yang dilayani adalah Tuhan yang lebih dulu melayani dan mengasihinya.

5. Dalam pekerjaan Tuhan, 1 Kor 16:10
Dalam pekerjaan Tuhan artinya semua yang kita kerjakan adalah dari Tuhan, kepada Tuhan dan bagi kemuliaan Tuhan. Jangan ambil hormat bagi diri sendiri dan jangan curi kemuliaan Tuhan untuk membanggakan diri karena semua yang kita miliki adalah dari Tuhan termasuk hidup kita. Kita hanya pengelola bukan pemilik, semua adalah milik Tuhan. Semua yang kita kerjakan dalam pekerjaan Tuhan dan bagi kemuliaan Tuhan, jerih payah kita tidak sia-sia, sebab Tuhan menyediakan upah/pahalanya bagi kita.

JERIH PAYAHMU TIDAK SIA-SIA
Kita yang percaya bukan sekedar ditebus, diselamatkan dan menjadi sekutu Tuhan saja, tetapi ada tugas untuk kita yaitu melayani pekerjaan Tuhan.  Semua jerih payah kita dalam melayani Tuhan ada upah atau pahalanya.  Keselamatan jiwa setiap orang percaya diterima secara gratis oleh kasih karunia Tuhan (Ef 2:8-9).  Untuk mendapatkan pahala dari Tuhan tidak gratis, tetapi harus ada usaha yang dikerjakan oleh setiap orang yang sudah menerima keselamatan.

MOTIVASI YANG BENAR
Meski jerih payah kita pasti mendapatkan pahala, tetapi bukan tanpa aturan. Yang menentukan kita mendapatkan pahala adalah bagaimana motivasi kita dalam berjerih payah melayani Tuhan.

Contoh Matius 7:22-23
“Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan mujizat demi nama-Mu juga?”

Dalam ayat ini ada tiga pelayanan yang spektakuler yang diungkapkan dihadapan Tuhan yaitu Bernubuat ; Mengusir setan  dan Mengadakan mujizat. Ini adalah pelayanan-pelayanan yang luar biasa yang banyak dikejar oleh pelayan Tuhan. Apa jawaban Tuhan terhadap pernyataan mereka yang mengkalim telah melakukan tiga pelayanan yang hebat ini ?

Matius 7:23  “Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata : Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku kamu sekalian pembuat kejahatan!”

Reaksi Tuhan sangat mengejutkan mereka bukan saja tidak mendapatkan upah dari jerih lelah pelayanan mereka, tapi malah tidak dikenal sama sekali oleh Tuhan. Mengapa hal ini bisa terjadi? Masalahnya pada motivasinya yang tidak berkenan kepada Tuhan.  Dari mana kita tahu motivasinya?

Perhatikan kalimat “Bukankah kami.” Mereka mencanangkan apa yang telah mereka kerjakan dalam pelayanan mereka. Kata mencanangkan dalam KBBI, artinya mempermaklumkan didepan umum (dengan memukul canang). Kata lainnya mempropagandakan. Mereka merasa bahwa menyembuhkan orang sakit, mengusir setan dan mengadakan mujizat adalah prestasi pelayanan mereka, jasa mereka, yang pantas mendapat penghargaan. Mereka lupa bahwa yang mengerjakan semua itu adalah Tuhan, mereka cuma alat.  Mereka ingin diakui Tuhan dengan pekerjaan yang sebenarnya bukan mereka yang kerjakan. Inilah yang dipandang Tuhan sebagai yang melakukan kejahatan.

Lalu sikap seperti apakah yang Tuhan kehendaki dalam kita melayani Tuhan ?
Kita lihat dalam Lukas 17:7-10
“Siapa di antaramu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan!. Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum. Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya ? Demikianlah jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata : Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna, kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.”

Dari ayat ini kita tahu bahwa Tuhan mengingatkan  dalam persekutuan kita dengan Tuhan, posisi kita adalah hamba. Jika Tuhan tidak memakai kita, kita ini bukan siapa-siapa karena kita adalah hamba-hamba-Nya. Jika kita sekarang ini ada dalam pelayanan Tuhan, itu bukan karena kita bisa atau hebat tetapi karena Tuhan yang berkenan memakai kita. Untuk itu lakukanlah apa yang menjadi perintah Tuhan sebagai mitra kerja dalam pelayanan Tuhan.  Jangan ambil kemuliaan Tuhan. Tetap rendahkan diri di kaki Tuhan dan bersyukurlah karena Tuhan mau pakai kita dalam pekerjaannya Tuhan. Peganglah prinsip pelayanan Kerajaan Tuhan.

Tiga hal prinsip pelayanan Kerajaan Allah, Roma 14:17-18.
Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan suka cita oleh Roh Kudus. Karena barang siapa melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada Allah dan dihormati oleh manusia.”

3 Prinsip pelayanan Kerajaan Allah itu adalah :

  • Kebenaran – Firman. Tuhan adalah kebenaran, 17:17
  • Layanilah Tuhan dengan berpegang kepada kebenaran firman-Nya, bukan pada kebenaran diri sendiri.
  • Damai sejahtera – Tidak ada kepahitan – Ibrani 12:15

Damai sejahtera disini adalah tidak ada ganjalan dalam hati yaitu kepahitan, kebencian, iri hati terhadap yang lain sehingga menimbulkan akar yang pahit dalam kehidupan. Orang seperti ini tidak dapat melayani dengan damai sejahtera tetapi justru akan menimbukan kerusuhan dalam pelayanannya dan mencemarkan banyak orang seperti yang tertulis dalam ayat acuannya. Dan menurut surat Ibrani 12:15 – Orang-orang yang memiliki akar kepahitan adalah orang-orang yang suka menjauh dari kasih karunia Allah. Indikasinya adalah jarang ibadah, tidak suka bersekutu dalam doa sehingga ia jauh dari hububungan dengan Tuhan, tetapi muncul langsung dalam pelayanan karena sudah dijadwal dalam tugas. Hasilnya dapat ditebak tidak ada damai sejahtera.

  • Suka cita oleh Roh Kudus

Suka cita oleh Roh Kudus adalah suka cita yang murni, tidak dibuat-buat tetapi lahir dari hati yang mengasihi Tuhan. Sekecil apapun tugas yang dipercayakannya, dilakukan dengan suka cita dan antusias, tanpa persungutan, tanpa perbantahan tetapi dilakukan dengan hati yang bersyukur.

Bagaimana Tuhan menilai jerih lelah kita dalam pekerjaan Tuhan dan memberikan upahnya ?
Perhatikan  Matius 25:20-22. Perumpamaan tentang orang yang menerima talenta.
“Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta katanya. Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat aku telah beroleh laba lima talenta. Maka kata tuannya itu kepadanya : Baik sekali perbuatanmu itu hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar : Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.”

 Perhatikan dalam ini, tidak ada satupun prestasi yang disebutkan meski ia telah mendapatkan keuntungan buat tuannya.  Tetapi yang dinilai adalah “Yang baik dan setia.”  Jadilah mitra kerja Allah dalam pelayanan “ YANG BAIK dan SETIA , maka sekecil apapun yang Tuhan percayakan atau sekecil apapun yang dapat kita lakukan bagi Tuhan jerih payah kita tidak sia-sia. Tuhan memberkati.

Arsip Catatan Khotbah