logo test

RUANG TUNGGU seri 4 – oleh Pdt. K. Joseph Priyono (Ibadah Raya 1,2 – Minggu, 26 September 2021)

Pendahuluan
Haleluya, Puji Tuhan! Saat ini kita masih belajar tentang  “RUANG TUNGGU” dan sekarang kita belajar bagian 4.

Sejatinya hidup dalam dunia ini adalah tentang menunggu. Tidak ada sesuatu yang terjadi secara instan segalanya membutuhkan penantian. Hanya Tuhan saja yang tidak perlu menunggu, sebab Dia tidak dikuasai oleh waktu, Dia ada dari kekal hingga kekal. Tetapi manusia yang hidupnya dikuasai waktu harus bersedia untuk menunggu sampai semua yang dinanti tejadi.

Pada bagian awal kita sudah pelajari alasan-alasan mengapa Tuhan membawa anak-anakNya masuk ke dalam ruang tunggu.
1. Ruang tunggu melatih kesabaran
Kesabaran tidak tumbuh melalui proses yang instant, kesabaran itu ditumbuhkan melalui sebuah penantian. Orang-orang yang sabar selalu setia menanti sampai semua janji digenapi. Jika semua didapatkan dengan cepat, lalu dimanakah kesabaran akan bertumbuh kuat? Jika semua mudah didapatkan, dimanakah kesabaran ditumbuhkan?

2. Di ruang tunggu kita menanti untuk diperlengkapi dengan kuasa Illahi (Luk 24:49)
Sadarilah bahwa penentu kemenangan dalam kehidupan bukan mereka yang kuat, bukan pula yang paling besar atau yang paling pintar, tetapi mereka yang bersama dengan Tuhan. Itulah sebabnya setiap anak-anak perlu untuk masuk ke ruang tunggu untuk diperlengkapi dengan kuasa Illahi. Mereka yang bergerak maju bersama Tuhan akan menjadi nomor satu dan mereka yang berperang bersama Tuhan akan meraih kemenangan.

3. Di ruang tunggu Allah menguji iman kita
Iman sejati diketahui setelah kita diuji. Salah satu ujian iman adalah saat Tuhan membiarkan kita menunggu di ruang tunggu. Ketahuilah, beban hidup ini tidak terjadi karena besarnya masalah yang kita hadapi, tetapi kadang-kadang terjadi karena lamanya waktu untuk menanti. Saat kita menanti, saat itulah iman diuji. Apakah kita tetap mempercayai bahwa firman Tuhan pasti digenapi, atau kita mulai ragu bahwa Tuhan ingkar janji.

4. DI RUANG TUNGGU KITA MENDAPATKAN KEKUATAN BARU 

Yesaya 40:30, 31
Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung,
tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru:
mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya;
mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.

Ruang tunggu bukan sekedar tempat untuk menunggu waktu berlalu, tetapi ruang tunggu adalah tempat dimana kita menemukan kekuatan baru. Di tengah masa sukar seperti saat ini kita butuh kekuatan baru agar kita mampu untuk tetap melangkah maju. Kita butuh kekuatan baru agar dapat terus berjalan pada impian/sasaran yang kita tuju.

Setelah kurang lebih satu setengah tahun kita hidup di tengah-tengah pandemi, ternyata tidak sedikit orang-orang yang merasa lelah, mereka menyerah karena tidak kuat menghadapi berbagai masalah. Dari berbagai berita online kita melihat orang-orang yang mengibarkan bendera putih sebagai tanda menyerah kepada keadaan yang terjadi.

Perjalanan kehidupan tidak selalu mudah untuk dijalani. Ada berbagai rintangan, hambatan bahkan kesulitan yang kita hadapi. Lelah itu lumrah sebab kita adalah manusia yang lemah, namun jangan pernah menyerah. Jika engkau lelah, masuklah ke ruang tunggunya Allah, di sana kita akan mendapatkan kekuatan yang baru.

Hari ini marilah kita belajar dari seekor burung rajawali. Minggu yang lalu Bapak Gembala sudah menyinggung tentang kristen rajawali. Salah satu gelar dari pengikut Kristus yang sejati adalah menjadi “Orang Kristen Rajawali.” Melengkapi apa yang telah disampaikan Bapak Gembala, hari ini saya mengajak jemaat Tuhan belajar bagaimana cara burung Rajawali memperbarui kekuatannya.

Rajawali dikenal sebagai penguasa langit. Tidak ada burung yang mampu menandingi kekuatan rajawali. Ketika burung-burung yang lain bersembunyi dan menghindari badai, rajawali justru menantang badai yang datang. Rajawali tidak takut dengan datangnya angin kencang, rajawali tidak takut dengan tantangan yang menghempaskan. Dengan mengepakkan kedua sayapnya rajawali terbang mengatasi badai yang datang.

Namun sehebat-hebatnya burung rajawali, pada akhirnya rajawali akan mengalami kelemahan juga. Saat usianya makin bertambah, kekuatanya makin melemah. Saat itulah rajawali harus memutuskan apakah ia hanya menanti untuk mati atau memilih memperbaharui diri.

Rajawali akan mengalami kelemahan saat memasuki usia 40 tahun. Pada usia yang ke 40 tahun ini cakarnya telah memanjang sehingga sulit untuk mencengkeram hewan buruan. Paruhnya juga telah memanjang dan rapuh sehingga tidak lagi kuat mematuk mangsa. Matanya menjadi kabur sehingga kehilangan ketajaman melihat buruan. Bulu-bulunya sudah menebal sehingga menyebabkannya sulit untuk bergerak dan mencari makanan, apalagi untuk mempertahankan hidup dari serangan lawan. Pada saat itulah rajawali akan menarik diri dari gegap-gempita jagad angkasa. Sang raja langit akan terbang mencari tempat yang tinggi, di sana ia menyendiri untuk memperbaharui diri selama 150 hari.

Pertama-tama rajawali akan melepaskan paruhnya yang telah menua dan rapuh dengan cara memukul-mukulkan ke atas bebatuan. Kemudian sejenak ia akan berdiam diri menanti paruhnya tumbuh kembali. Setelah paruh baru itu tumbuh maka ia gunakan paruh barunya untuk melepaskan cakar-cakar yang memanjang dan melengkung itu, kemudian satu-persatu mencabut bulu-bulu yang tebal itu. Setelah cakar dan bulunya tanggal, maka untuk beberapa saat rajawali akan berdiam diri menanti bulu dan cakarnya tumbuh kembali. Setelah 150 hari ada di ruang tunggu, kini rajawali memiliki kekuatan yang baru untuk terbang dan menjalani kehidupan paruh kedua selama 30 tahun lagi.

Pelajaran apakah yang dapat kita petik saat rajawali berada di ruang tunggu?
1). Di ruang tunggu Rajawali BERUBAH untuk mendapat kekuatan yang baru.
Rajawali sadar bahwa kekuatannya sudah mulai melemah, sementara itu keadaan di luar tidak dapat dia ubah. Rajawali tidak mampu menghentikan badai yang menerpanya, rajawali juga tidak berkuasa menghindari datangnya hewan pemangsa. Jika rajawali mencoba mempertahankan diri, maka pada akhirnya dia akan mati sia-sia. Satu-satunya cara agar rajawali tetap bertahan menghadapi tantangan kehidupan adalah masuk ke ruang tunggu untuk mendapatkan kekuatan yang baru. Rajawali sadar saat keadaan di luar tidak dapat dia ubah, maka dialah yang harus berubah.

Saat keadaan yang kita hadapi tidak dapat diubah, kekuatan kita mulai melemah, segeralah berubah, masuklah ke ruang tunggu Allah. Sadarilah, kita tidak dapat lari dari apa yang terjadi, kita juga tidak berkuasa mengubah situasi, yang dapat kita lakukan adalah mentransformasi diri untuk beradaptasi dengan situasi yang terjadi.

Hari-hari ini kita hidup di tengah-tengah pandemi. Kita tidak dapat mengubah situasi ini, yang dapat kita lakukan adalah beradaptasi. Sekali lagi, jika keadaan tidak dapat kita ubah, maka kitalah yang harus berubah. Jika kita tidak berubah, maka pada akhirnya kita akan kalah bahkan bisa punah.

Roma 12:2
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Perubahan harus dimulai dari diri kita sendiri. Kita tidak menuntut orang lain berubah jika hidup kita tidak lebih dahulu yang berubah. Percayalah jika kita berubah, maka orang lain akan berubah.

Contoh: Kisah pertemuan Yakub dab Esau
Kejadian 32 : 1-21 judul perikopnya : Yakub takut dengan Esau
Kejadian 32 : 22-32 Pergumulan Yakub dengan Allah
Kejadian 33 : 1-20 Yakub berbaik kembali dengan Esau

Ayat 1  Yakubpun melayangkan pandangnya, lalu dilihatnyalah Esau datang dengan diiringi oleh empat ratus orang.
Ayat 3  Dan ia sendiri berjalan di depan mereka dan ia sujud sampai ke tanah tujuh kali, hingga ia sampai ke dekat kakaknya itu.
Ayat 4  Tetapi Esau berlari mendapatkan dia, didekapnya dia, dipeluk lehernya dan diciumnya dia, lalu bertangis-tangisanlah mereka.

Jika kita memperhatikan cara LAI menyusun kisah Yakub ini, maka kita melihat bahwa awalnya Yakub takut bertemu Esau, tetapi pada pasal 33 Yakub bertemu dan berbaik kembali dengan Esau. Bagaimana keadaan ini bisa berubah? Kej.32:22-32, di sungai Yabok, Yakub bergumul dengan Allah, lalu Allah memukul pangkal pahanya sehingga terpelecok. Sejak itu ia berubah, namanya bukan lagi Yakub sang penipu tetapi Israel. Ketika Yakub berubah, maka Esaupun berubah, dulu benci sekarang mencintai, dulu dendam sekarang penuh kasih sayang. Percayalah, saat hidup kita berubah keluarga kita berubah. Saat kita berubah musuhpun bisa berubah.

Amsal 16:7  Jikalau TUHAN berkenan kepada jalan seseorang, maka musuh orang itupun didamaikan-Nya dengan dia.

2). Kekuatan sejati lahir dari dalam hati bukan dari besarnya tubuh jasmani.
Amsal 24:10
Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu.

Percayalah bahwa kuat atau tidaknya seseorang tidak ditentukan oleh ukuran tubuhnya tetapi oleh ukuran hatinya. Kekuatan yang sejati itu sumbernya dari hati bukan dari besarnya tubuh jasmani. Karena faktanya orang-orang yang kuat bukan mereka yang memiliki tubuh yang besar atau badan yang kekar, tetapi mereka yang hatinya besar. Lihatlah pertempuran antara Daud dan Goliat. Dari para pahlawan Israel Daudlah yang terkecil diantara mereka, tetapi mengapa Daud menjadi pribadi yang paling berani? Daud memang tubuhnya kecil, tetapi ia memiliki hati yang besar. Dengan tegas ia berkata: “TUHAN yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu.”

Dari mana Daud memiliki keberanian sebesar ini? Ketika semua pasukan Israel tawar hati, Daud tampil dengan percaya diri. Saat semua orang lari ketakutan, Daud justru maju dengan penuh keberanian? Rahasianya: sebelum Daud tampil di medan pertempuran, Daud diam di ruang tunggu Allah.

Padang gurun penggembalan adalah “Ruang Tunggu” bagi Daud. Di padang gurun Daud sendirian, hanya ditemani dua tiga ekor kambing domba yang digembalakannya, tetapi di sana dia bertemu dengan Tuhan di ruang tunggu. Inilah rahasianya mengapa Daud menjadi pribadi yang paling berani, sebab sebelum Daud berdiri menghadapi lawan, terlebih dahulu Daud duduk diam di bawah kaki Tuhan.

Ketahuilah orang-orang yang tahu duduk di bawah kaki Tuhan, selalu memiliki kemampuan untuk berdiri menghadapi semua lawan.

2 Taw 16:8, 9a
Bukankah tentara orang Etiopia dan Libia besar jumlahnya, kereta dan orang berkudanya sangat banyak? Namun TUHAN telah menyerahkan mereka ke dalam tanganmu, karena engkau bersandar kepada-Nya. Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia.

Kapan terakhir kali Sdr. masuk ke ruang tunggu Allah? Jika imanmu begitu lemah, mungkin itu karena engkau tidak bersandar kepada Allah. Masuklah ke ruang tunggu Allah, percayalah mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia. Tuhan memberkati. KJP!

Arsip Catatan Khotbah