logo test

Bijak dalam menggunakan Waktu – oleh Pdt. J.S. Minandar (Ibadah Raya 2,3 – Minggu, 25 Februari 2024)

1 Petrus 4:2,3
“Supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan  menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah. Sebab telah cukup banyak waktu kamu pergunakan untuk melakukan kehen-dak orang-orang yang tidak mengenal Allah. Kamu telah hidup dalam rupa-rupa hawa nafsu, keinginan, kemabukan, pesta pora, perjamuan minum dan penyembahan berhala yang terlarang.”

PENDAHULUAN
Dua minggu yang lalu kita bahas tentang waktu. Dan sebagai pengikut Yesus, kita harus mengerti dan sadar, bahwa kalau kita masih diberikan kesempatan untuk hidup di muka bumi ini, berarti kita hidup di ruang waktu yang disebut: KRONOS yaitu di mana  kita ada di alam yang dibatasi oleh berbagai ukuran waktu, mulai dari waktu yang paling pendek, yaitu detik sampai yang terpanjang.

Mazmur 90:10 mengatakan bahwa manusia yang hidup di akhir zaman batasan usia hidupnya hanya 70-80 tahun. Setelah masa hidup manusia di ruang waktu yang disebut KRONOS ini berakhir, manusia akan berada di alam yang tidak dibatasi lagi oleh waktu (AION – kekekalan) di sana tidak ada lagi ukuran waktu yang membatasi hidup kita.

Bagi kita yang percaya baik yang masih usia muda, paruh baya sampai yang sudah lanjut usia, firman Allah menasehati kita agar kita bersikap bijaksana:

Sebab itu, firman Tuhan menasihati kita dalam:
1 Petrus 4:2 “Supaya waktu yang sisa jangan   kamu pergunakan menurut keinginan manusia tetapi menurut kehendak Allah.”

Disisa waktu yang masih kita miliki ini, firman   Allah menasihati kita agar kita menghindarkan diri kita dari keinginan manusia. Sebaliknya kita lebih mengaktifkan diri melakukan kehendak Allah…?

Keinginan manusia/daging/hawa nafsu ialah:
Galatia 5:19-21 “Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya  itu aku peringatkan kamu seperti yang telah kuperbuat dahulu bahwa barang-siapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak   akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.”

Sebaliknya, disisa waktu yang masih kita miliki ini, seharusnya kita semakin bertumbuh dalam iman ke arah Yesus, sampai kita menjadi serupa dan segambar dengan Tuhan Yesus Kristus.

Efesus 4:14 “…sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran oleh permainan palsu manusia dalam kelicikkannya mereka yang menyesatkan…”
Sebaliknya… Efesus 4:15
“…tetapi dengan teguh berpegang  kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.”

Bertumbuh dalam segala hal ke arah Yesus artinya:
2 Petrus 1:5,6
“Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menam-bahkan kepada imanmu kebajikan, dan ke-pada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan,

2 Petrus 1:7,8
“dan kepada kesalehan kasih akan    saudara-saudara, dan kepada kasih akan  saudara-saudara kasih akan semua orang. Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuat-nya menjadi giat dan berhasil dalam penge-nalanmu akan Yesus Kristus Tuhan kita.”

RAJA SAUL SEBAGAI CONTOH NEGATIF
Perjanjian Lama: Saul Raja Israel
Allah memilih dan memberkati Saul dengan jabatan sebagai raja Israel, karena Allah ingin agar Saul jadi berkat rohani, jiwani, jasmani   bagi Israel  dan bangsa lain. Sebab itu mari kita perhatikan saat Saul dilantik menjadi raja bangsa Israel.

1 Samuel 10:1 Lalu Samuel mengambil buli- buli berisi minyak, dituang nyalah ke atas kepala Saul, diciumnya lah dia sambil berkata: Bukankah Tuhan telah mengurapi engkau menjadi raja atas umat-Nya Israel? Engkau akan memegang tampuk pemerintahan atas umat Tuhan dan engkau akan menyelamatkannya dari tangan musuh-musuh di sekitarnya inilah tandanya bagimu, bahwa Tuhan telah mengurapi engkau menjadiraja atas milik-Nya sendiri.”

Allah pilih Saul, karena Allah ingin pakai Saul jadi berkat yaitu menyelamatkan bangsa Israel. Begitu juga Allah memilih dan menyelamatkan kita dari dosa karena Allah ingin memakai kita agar kita jadi berkat bagi jiwa-jiwa bagi kemuliaan nama Tuhan Yesus Kristus.

ALLAH LENGKAPI SAUL
Untuk menggenapi rencana Allah, Saul tidak langsung terjun ke medan perang dan memerangi musuh. Tetapi Ada beberapa pengalaman rohani yang Saul harus alami dalam hidupnya, antara lain:
1.   Menjadi Ciptaan Yang Baru
 1 Samuel 10:2-6 “Maka Roh Tuhan akan berkuasa atasmu; engkau akan kepenuhan bersama-sama dengan mereka dan berubah menjadi manusia lain.”

Saul alami kepenuhan Roh  seperti para nabi.
1 Samuel 10:10
“Ketika mereka sampai di Gibea dari sana, maka bertemulah ia dengan serombongan nabi; Roh Allah berkuasa atasnya dan Saul turut kepenuhan seperti nabi di tengah-tengah mereka.

Dan semua orang yang mengenalnya dari dahulu melihat dengan heran, bahwa ia bernubuat bersama-sama dengan nabi-nabi itu; lalu berkatalah orang banyak yang satu kepada lain: “Apakah gerangan yang terjadi dengan anak Kish itu? Apakah Saul juga termasuk golongan nabi?”

Saul menjadi pemimpin yang ideal:
a.Jabatan Saul ialah raja, tetapi sifat dan karakter Saul ialah sifat dan karakter nabi.
b.Saul berubah menjadi manusia lain. Sifat dan karakter Saul, berbeda dengan lainnya.

2.  Rendah Hati
1 Samuel 10:15
Kemudian paman Saul itu berkata: “Coba ceritakan kepadaku apa yang dikatakan Samuel kepada kamu.”

1 Samuel 10:16
Kata Saul kepada pamannya itu: Terus saja diberitahukannya kepada kami, bahwa keledai-keledai itu telah diketemu-kan. “Tetapi perihal menjadi raja yang  telah dikatakan Samuel kepadanya, tidak diceritakan kepadanya.”

Ketika Saul pulang, Saul bertemu pamannya yang menanyakan ucapan Samuel kepada Saul tentang pelantikan. Tetapi malahan yang Saul ceritakan  adalah tentang: keledai milik ayah Saul yang tadinya hilang itu, kini telah diketemukan kembali.

3.Memiliki Penguasaan Diri
Setelah diurapi sebagai raja, Samuel perhadapkan Saul kepada rakyat Israel, disambut sukacita dan seruan…..: “Hidup raja!!!”,  1 Samuel 20:14.
Tetapi di Israel, ada sekelompok orang dursila mereka menghina dan merendahkan Saul.

1 Samuel 10:27
Tetapi orang-orang dursila berkata: “Masakan orang ini dapat menyelamatkan  kita!” Mereka menghina dia (Saul) dan tidak membawa persembahan kepadanya. Tetapi ia (Saul) pura-pura tuli.”

Dengan sangat kasar mereka mengejek dan menghina Saul secara terang-terangan. Tetapi Saul tidak merasa sakit hati. Sebaliknya Saul pura-pura tidak mendengar.

4. Memiliki Roh Pengampunan
1 Sam 10:1 “salah satu tanda seorang raja diurapi Tuhan adalah, ia sanggup menyelamatkan umat Allah dari tangan musuh.”
Nahas, orang Amon mengancam akan mencungkil mata kanan orang Israel yang ada di Yabesy Gilead dan memperbudak mereka.

1 Samuel 11 mengisahkan bagaimana Saul sanggup menyelamatkan dari musuh (Nahas) sebagai bukti bahwa Saul sah, sebagai raja         Israel yang diurapi Tuhan. Hal baik yang dilakukan oleh Saul, telah membangkitkan ingatan rakyat Israel akan ucapan orang dursila yang telah menghina atau merendahkan Saul.

Mereka datang berusaha mencari orang dursila dengan maksud:
1 Samuel 11:12
Lalu berkatalah bangsa itu kepada Samuel: Siapakah yang telah berkata: “Masakan Saul menjadi raja atas kita? Serahkanlah orang-orang itu, supaya kami membunuhnya.”

Perhatikan tindakan Saul.
1 Samuel 11:13

SAUL TIDAK MENJADI BERKAT
Saul bertumbuh dalam hal rohani, jiwani dan jasmani (materi). Dan Saul telah melayani dan menjadi berkat dengan menyelamatkan orang Israel yang tinggal di Yabesh Gilead. Tetapi mengapa sifat dan karakter Saul berubah jadi: Jahat, bengis, kejam, iri hati, tidak ada belaskasih dan sombong? Mengapa hidup Saul berubah dan tidak lagi menjadi berkat?

Saul telah berubah jadi jahat dan tidak lagi menjadi berkat, oleh karena:
SAUL TIDAK MENCARI TUHAN
2 Samuel 1:21
“Hai gunung-gunung di Gilboa! Jangan ada embun, jangan ada hujan di atas kamu, hai padang-padang pembawa kematian! Sebab di sanalah perisai para pahlawan dilumuri, perisai Saul yang tidak   diurapi dengan minyak.”

Gilboa: Air mancur yang membual
Sebelum perang, seluruh tentara Israel, naik ke gunung Gilboa untuk:
– Menyegarkan diri.
– Melatih diri untuk perang.
– Meminyaki perisai, pedang, tombak, anak panah dgn minyak urapan.

Yang diperbuat Saul
1 Samuel 28:4b
Saul naik ke Gilboa dan kumpulkan tantara Israel untuk berperang melawan Filistin. Tetapi, mereka pergi ke gunung Gilboa bukan untuk menyegarkan diri dan mengurapi pedangnya mereka. Di gunung Gilboa, Saul alami ketakutan:

Saul berusaha mencari Tuhan, tetapi Tuhan tidak berkenan ditemui oleh Saul. Saul minta pertolongan seorang dukun, yaitu dukun dari Endor. Dan Daud menyesali Saul, karena Saul tidak lagi mencari Tuhan yaitu tidak: beribadah; doa; cari Tuhan dan urapan Roh Kudus.

PENUTUP
Kalau kita ingin diberkati dan jadi berkat:
– Rajinlah ibadah dan hidup dalam doa dan dalam urapan Roh Kudus.
– Diuubahkan Tuhan dari hari ke sehari dan menjadi berkat secara jasmani dan jiwani serta rohani, maka Tuhan akan pakai Jemaat GPdI Mahanaim jadi berkat bagi semua orang. Sebaliknya walaupun kita punya segalanya, tetapi kalau kita tanpa Yesus, tanpa kasih dan tanpa urapan kita bagaikan gurun yang kering dan gersang tanpa berkat.

Arsip Catatan Khotbah