MENJALANI HIDUP DENGAN BIJAK (seri 2) – oleh Pdt. K. Joseph Priyono (Ibadah Raya 1 – Minggu, 2 Februari 2025)

Mazmur 90:12
Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.

Pendahuluan
Minggu, 19 Januari 2025 dalam Ibadha Raya 3 kita sudah belajar bahwa hidup itu seperti sebuah buku kosong. Dibuka dengan sampul depan, ditutup dengan sampul belakang. Sampul depan itulah hari kelahiran, sampul belakang itulah hari kematian. Antara sampul depan dan sampul belakang adalah lembaran-lebaran yang akan kita isi dengan kisah hidup kita. Untuk itulah kita harus memiliki hati yang bijaksana agar dapat mengisi lembaran-lembaran hidup kita dengan hal-hal yang baik dan berkenan kepada TUHAN.

Pada bagian yang kedua ini kita akan belajar dari seorang hamba Tuhan yang bernama Musa. Dalam doanya ia meminta kepada TUHAN agar diajar menghitung hari-hari yang dijalani sehingga ia beroleh hati yang bijaksana. Musa tidak ingin hari-harinya meluncur sia-sia tanpa makna dan akhirnya binasa untuk selama-lamanya. Oleh sebab itu ia butuh hati yang bijaksana agar hari-harinya memiliki makna dan berguna bagi sesama.

Dasar doa Musa.
Mengapa Musa berdoa meminta Tuhan mengajarnya agar memiliki hati yang bijaksana? Karena Musa sadar bahwa hidup manusia ini fana dan sangat singkat umurnya.

Dari ayat-ayat yang ada di Mazmur 90 ini, tertulis dengan jelas gambaran akan kefanaan hidup manusia.

  • Ayat 3  Manusia akan mati dan kembali kepada debu.
  • Ayat 4 – 6  Hidup manusia seperti suatu giliran jaga di waktu malam, seperti mimpi, seperti rumput yang bertumbuh, di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu petang lisut dan layu.
  • Ayat 7 – 9  Manusia akan mengalami kematian karena penghukuman Tuhan atas dosa yang dilakukan.
  • Ayat 10  Kesimpulan yang dia ambil: usai tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap.

Sadarilah hidup kita di dunia ini singkat, jadilah bijak agar hidup yang singkat ini menjadi bermanfaat. Hidup ini cepat, tahu-tahu kita sudah memasuki bulan yang kedua di tahun 2025. Sebab itu hidup segeralah bertobat, perbaiki diri, karena setiap hari kematian makin mendekat. Percayalah, cepat atau lambat setiap orang pasti akan berjumpa dengan kematian, sebab itu jalani hari-hari yang TUHAN masih berikan dengan hati yang bijaksana karena hidup kita dalam dunia ini hanya sekali dan tak mungkin terulang lagi.

Nikmati hari-hari ini dengan orang-orang yang kita kasihi selagi masih ada waktu. Lakukan yang ingin kita lakukan selagi masih mampu. Lupakan yang telah pergi, syukuri dan nikmati apapun yang kita miliki saat ini.

Sumber hikmat
Mengapa Musa berdoa meminta Tuhan mengajarnya agar memiliki hati yang bijaksana? Bukankah ia dididik dan dibesarkan dalam istana raja Firaun? Ia mendapat pendidikan nomor satu di kerajaan Mesir, guru-guru kerajaan, para profesor hebat mengajarnya secara langsung.

Kisah Rasul 7:22 

Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya.

Tetapi ternyata segala ilmu pengetahuan yang didapat di istana raja tidak otomatis membuatnya memiliki hati yang bijaksana. Ini menunjukan kepada kita bahwa hati yang bijaksana tidak didapat karena banyaknya pengetahuan, tetapi dari hati yang takut akan Tuhan.

Amsal 9:10 
Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian.

Sekali lagi, hati yang bijaksana tidak didapat karena banyaknya pengetahuan, tetapi dari hati yang takut akan Tuhan. Perhatikan: Sekolah, kuliah membuat ilmu kita bertambah, tetapi takut akan Allah membuat hidup kita berubah. Inilah yang disebut hati yang bijaksana. Orang yang bijaksana bukan mereka yang banyak ilmunya, tetapi mereka hidup selaras dengan firmanNYA. Karena kebijaksanaan itu bukan tentang pengetahuan, tetapi tentang kebenaran. Orang boleh memiliki pengetahuan yang banyak, tetapi kalau tidak hidup dalam kebenaran ia tidak akan memiliki hati yang bijaksana. Sebab itu belajarlah hidup takut akan TUHAN.
Bijaksana bukan karena pintar, tetapi kehidupan yang benar.

Selain hati yang takut akan TUHAN, hati yang bijaksana diperoleh dari pengenalan akan TUHAN. Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian. Hikmat itu sumbernya dari Tuhan bukan dari pengetahuan. Itulah sebabnya kita harus membangun pengenalan akan Tuhan agar dapat menjalani hidup yang bijaksana. Tanpa pengenalan akan Tuhan hidup akan mengalami kekacauan yang berujung kebinasaan.

Daniel 2:20-21 
Berkatalah Daniel: “Terpujilah nama Allah dari selama-lamanya sampai selama-lamanya, sebab dari pada Dialah hikmat dan kekuatan! Dia mengubah saat dan waktu, Dia memecat raja dan mengangkat raja, Dia memberi hikmat kepada orang bijaksana dan pengetahuan kepada orang yang berpengertian;

MENJALANI HIDUP DENGAN BIJAK
Sekarang mari kita belajar dari hidupnya Musa. Bagaimana caranya ia menjalani hidup yang bijaksana.

Ibrani 11:24 – 27 
24  Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun,
25 karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa.
26 Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah.
27 Karena iman maka ia telah meninggalkan Mesir dengan tidak takut akan murka raja. Ia bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan.

Dari ayat-ayat ini kita dapat menarik beberapa kebenaran cara menjalani hidup dengan bijak.
1. Orang bijak memilih hidup dengan iman bukan dengan penglihatan.
Dalam menjalani kehidupan Musa tidak mendasarkan hidupnya kepada hal-hal yang dilihat oleh matanya, tetapi mendasarkan hidupnya pada imannya. Dikatakan firman Tuhan: karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun. Sebagai anak puteri Firaun, dia memiliki masa depan yang cemerlang, fasilitas hidup yang mewah dan kedudukan yang terhormat. Tetapi semuanya itu dia tinggalkan dan memilih menjalani hidup dengan iman bersama umat Allah.

    Iman itu percaya kepada TUHAN, penglihatan adalah percaya keadaan. Iman melahirkan keberanian, penglihatan menghasilkan ketakutan.

    2Kor. 5:7  –sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat—

    2. Orang bijak memilih hidup dalam kebenaran bukan kesenangan.
    Ayat 25  karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa.

    Panggilan orang percaya adalah hidup dalam kebenaran bukan mencari kesenangan. Ketahuilah, penebusan Kristus di salib bukan menawarkan kesenangan, tetapi menjadikan kita orang-orang yang dibenarkan.  Sebab itu hiduplah dalam kebenaran meski harus mengalami penderitaan. Jalanilah hidup dengan bijaksana seperti Musa memilih menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa.  Tahun 2025 mulailah hidup dengan benar, karena itulah yang diinginkan TUHAN.

    Tuhan menolak persembahan raja Saul, meski yang dikorbankan adalah domba yang tambun dan lembu yang gemuk, karena yang Tuhan inginkan adalah kebenaran. Tuhan lebih senang kebenaran dari pada korban persembahan.

    1Samuel 15:22 
    Tetapi jawab Samuel: “Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.

    3. Orang bijak pandangannya ia arahkan kepada upah bukan hidup mewah
    Ayat 26  Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah.

    Harta kekayaan kerajaan Mesir dapat memberikan hidup mewah kepada Musa, tetapi semuanya itu ia tinggalkan sebab kekayaannya yang sejati adalah Kristus. Secara profetik Musa melihat bahwa menderita bersama Kristus jauh lebih berharga daripada segala kekayaan dunia. Ia tahu, bahwa dibalik segala penderitaan karena Tuhan ada upah kekal yang Tuhan telah sediakan.

    Matius 5:11-12 
    Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.”

    1Petrus 4:14 
    Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.

    Penutup.
    Hidup ini singkat, sebab itu jalanilah hidup ini dengan hati yang bijak. Hiduplah dengan iman bukan dengan penglihatan. Karena dengan iman kita berjalan dalam kebenaran dan mengarahkan pandangan kepada kekekalan. Tuhan memberkati – KJP!

    Arsip Catatan Khotbah