Budaya, atau culture dalam bahasa Inggris, adalah konsep yang mencakup berbagai aspek kehidupan manusia. Secara umum, budaya dapat diartikan sebagai keseluruhan cara hidup, termasuk kepercayaan, norma, nilai, adat istiadat, seni, hukum, pengetahuan, kebiasaan, dan kemampuan yang dikembangkan oleh suatu masyarakat dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Budaya mempunyai pengaruh yang besar dan kuat. Budaya memainkan peran penting dalam membentuk identitas individu dan kelompok, serta mempengaruhi cara mereka memahami dunia dan berinteraksi dengan orang lain.
Karena pengaruh dosa, manusia lupa akan budaya aslinya yaitu di dalam surga. Budaya tempat asal usul kita yang sering kita lupakan adalah Budaya Surga .
Flp 3:20 Karena kewargaan kita adalah di dalam surga (yg tinggal di bumi), dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat, Flp 3:21 yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya.
Surga itu sebuah kerajaan yang diperintah oleh seorang Raja (bukan demokrasi). Raja merupakan pemilik dan penguasa tunggal dari seluruh kerajaan-Nya. Apa yang keluar dari mulut sang Raja merupakan hukum yang berlaku di Kerajaan tersebut. Dan kebiasaan dari sang Raja menjadi budaya atau culture dari kerajaannya bahkan seluruh negara koloninya.
Ada 7 Gunung Budaya yang mempengaruhi gaya hidup di dunia ini. Budaya di bidang Seni dan Hiburan, Bisnis dan Ekonomi, Pendidikan, Keluarga, Pemerintahan, Media dan Keagamaan. Namun di akhir zaman Gunung tempat rumah Tuhan berdiri tegak/ kokoh dan akan mengalahkan pengaruh dari ke 7 Gunung ini.
Yes 2:2 Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana,
Yes 2:3 dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: “Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem.”
PENGARUH BUDAYA DUNIA BAGI KELUARGA (FAMILY) DALAM PERNIKAHAN MODERN
1. Budaya Patriarki: yaitu dominasi kaum lelaki atas perempuan. Walaupun budaya ini sudah ditinggalkan, namun pengaruhnya masih ada sampai sekarang ini. Akibatnya: KDRT, Poligami, Perzinahan (menganggap istri tidak bisa memuaskan)
Budaya Kerajaan Allah
1Pt_3:7 Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan istrimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.
2. Budaya Modernisasi /Feminisme dimana istri menolak untuk tunduk pada suami dalam segala hal.
- Akibatnya: KDRT yang dilakukan oleh istri, sikap individualis istri yang berlebihan, tidak mau melayani suami dalam kebutuhan seksual suami.
Inilah kutuk yang diberikan kepada perempuan karena dosa yang diperbuat oleh manusia itu sendiri di Taman Eden.
Kej 3:16 Firman-Nya kepada perempuan itu: “Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu.”
- Ada keinginan yang kuat untuk mengontrol atau menguasai suaminya.
- Disinilah muncul konflik yang tidak habis-habisnya dalam pernikahan, ia akan berkuasa atasmu.
Budaya Keluarga kerajaan Allah
1Pt 3:4 tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.
1Pt 3:5 Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya,
1Pt 3:6 sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya. Dan kamu adalah anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut akan ancaman.
3. Perceraian
Tahun 2022, dimana terdapat 1.705.348 pernikahan. Mengenai data perceraian, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya 447.743 kasus perceraian pada tahun 2022. Dan penyebab utama adalah pertengkaran yang terus-menerus.
Budaya Kerajaan Allah yang diwariskan secara turun temurun
Mat 19:3 Maka datanglah orang-orang Farisi kepada-Nya untuk mencobai Dia. Mereka bertanya: “Apakah diperbolehkan orang menceraikan istrinya dengan alasan apa saja?” Mat 19:4 Jawab Yesus: “Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan? Mat 19:5 Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Mat 19:6 Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.”
Amin.