MENJALANI HIDUP DENGAN BIJAK – oleh Pdt. K. Joseph Priyono (Ibadah Raya 3 – Minggu, 19 Januari 2025)

Yakobus 4:14b
Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.

Pendahuluan
Firman Allah menggambarkan hidup manusia seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Itulah fakta hidup manusia di dunia ini, hanya sebentar saja, singkat umurnya, lalu lenyap. Dalam hidup yang singkat ini apa yang kita lakukan agar hidup kita ini berarti? Jangan sia-siakan waktu yang kita miliki, jangan buang percuma kesempatan yang Tuhan beri, ingat, hidup ini tidak akan terulang kembali. Gunakan waktu-waktu yang kita miliki sebaik mungkin, pakai semua kesempatan, segala kemampuan untuk memuliakan nama TUHAN. Amin?!

Menyambung khotbah yang disampaikan Bapak Gembala di ibadah sulung pada minggu yang pertama bulan ini, bahwa memasuki tahun yang baru setiap kita diberikan buku kosong yang akan kita isi dengan tulisan-tulisan kehidupan. Perjalanan hidup dari hari ke hari akan membentuk catatan-catatan kehidupan yang akan tergores di buku harian kita.

Mari kita belajar beberapa kebenaran buku harian kita.
1. Dibuka dengan sampul depan, ditutup dengan sampul belakang
Sampul depan adalah hari kelahiran, sampul belakang adalah hari kematian. Di sampul depan diberikan judul buku, di hari kelahiran kita diberikan nama. Sedangkan sampul belakang berisi biografi (riwayat hidup). Ini menjadi tanda bahwa hidup manusia dibatasi dengan usia yaitu lahir dan mati.

    Pengkhotbah 3:1,2 
    Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya.

    Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam;

    Perbandingan antara lahir dan meninggal

    LAHIR                                                                      MENINGGAL

    • Awal                                                                    –    Akhir
    • Bisa diprediksi                                                    –    Tidak bisa diprediksi
    • Disambut dengan tawa bahagia                        –    Diiringi air mata
    • Tidak bawa apa-apa/kosong                              –    Tidak membawa apa-apa/kosong

    2. Jumlah halaman adalah jumlah usia kita
    Buku yang tipis menunjukan umur pendek, buku yang tebal adalah manusia yang umurnya panjang.

    Mazmur 90:10 
    Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap.

    3. Nilai sebuah buku bukan karena sampulnya tetapi isinya.
    Hidup ini bernilai bukan karena panjang pendeknya umur tetapi dari isinya. Jangan terkecoh dengan sampul buku, karena baik atau buruknya buku tidak dapat dinilai dari sampulnya. Sampul yang baik tidak menjadi jaminan bahwa isinya juga baik, demikian juga sebaliknya, sampul yang tidak menarik bukan menjadi pertanda bahwa isi buku itu juga jelek. Maka ada pepatah yang berkata: “Don’t judge a book by its cover”. Jangan menilai buku dari sampulnya. Jangan menilai hidup seseorang dari tampilan luarnya karena yang kelihatan di luar tidak selalu mencerminkan yang ada di dalam.

    Apa yang harus kita isikan dalam hidup ini sehingga hidup ini menjadi bernilai?

    • Isilah dengan perkara rohani melebihi perkara jasmani

    Contoh : Lazarus dan orang kaya
    Luk 16:22  Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham.
    Luk 16:23  Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya.

    • Isi dengan perkara yang kekal bukan yang sementara.

    2Kor. 4:18 
    Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.

    • Kasih dan kebaikan
      Apa yang membuat Tuhan Yesus hidupNya bernilai? Secara usia, umurnya pendek, bukunya tipis, tetapi nilainya tak terhingga. Mengapa? Karena hidupNya dipenuhi dengan kasih dan kebaikan. Dimana saja Ia berada selalu ada kasih dan kebaikan yang dibagikan.

    Kisah Rasul 10:38 
    yaitu tentang Yesus dari Nazaret: bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia.

    • Hidup ini bernilai bukan karena berapa banyak yang mampu kita miliki, tetapi berapa banyak yang mampu kita bagi.
    • Bukan berapa banyak yang ada dalam genggaman, tetapi berapa banyak yang kita lepaskan dari genggaman.
    • Bukan berapa banyak yang kita simpan, tetapi berapa banyak yang kita berikan.

    Kasih dan kebaikan adalah identitas kita sebagai anak Tuhan
    Mat 5:16 
    Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”

    4. Setiap lembar yang kita isi tidak dapat dihapus kembali.
    Berhati-hatilah dalam menjalani hidup ini, karena semua hal yang telah kita tulis tidak dapat kita hapus kembali. Maka tulislah hal-hal yang baik, yang bernilai, yang mulia, bukan keburukan dan kejahatan. Jadikan setiap tantangan adalah guru, setiap kesalahan adalah pelajaran, jadikan keberhasilan adalah sebuah pengalaman yang menyenangkan.

    Filipi 4:8 
    Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.

    5. Setiap hari TUHAN menyediakan lembar yang baru untuk diisi.
    Saat datang hari baru kita akan memulai mengisi lembaran baru pula. Seburuk apapun halaman sebelumnya, selalu tersedia halaman baru yang masih putih bersih dan tanpa noda. Demikian juga dengan kehidupan kita ini, seburuk apapun yang telah terjadi di hari yang lalu, Tuhan selalu menyediakan harapan baru di hari yang baru.

    Matius 6:34 
    Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.

    Jangan sampai keadaan yang buruk di hari yang lalu, merusak hidup kita di hari yang baru. Tidak semua hari menyenangkan, kadang kita alami kekecewaan, penderitaan, kesedihan, marah, geram, kepahitan, dll. Apapun itu, jangan ijinkan pengalaman di masa lalu menghancurkan hidup kita di hari yang baru.

    Kita memang tidak bisa mengubah yang telah terjadi masa lalu, tetapi kita memiliki harapan untuk mengubah masa depan.

    PENUTUP
    Yesaya 53:4,5 

    Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.

    Pandang kepada YESUS, Ia telah menanggung segala beban hidup kita di kayu salib. Semua telah dibayar lunas oleh darahNya, sebab itu pandanglah hari depan dengan penuh harapan. Tuhan memberkati. KJP!

    Arsip Catatan Khotbah