MARILAH KITA PERGI KE BETLEHEM – oleh Pdt. K. Joseph Priyono (Ibadah Raya 3-Minggu, 22 Desember 2024)

Lukas 2 : 8-15
Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke sorga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain: “Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita.” Lukas 2:15

Pendahuluan
Firman Tuhan pagi hari ini mengajak kita semua untuk kembali menuju Betelem. Mari sejenak kita melihat apa yang terjadi pada natal pertama. Kiranya suasana natal pertama di kota Betleham dapat menjadi pelajaran yang baik bagi kita yang dalam merayakan natal tahun ini.

Setelah mendengar berita dari malaikat, tanpa menunda para gembala segera menuju ke Betleham. Mereka berkata: “Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita.” Untuk sementara mereka tinggalkan domba-domba di padang, lalu berjalan menuju Betlehem untuk mengetahui apa yang terjadi di sana. Sesampainya di Betlehem, apa yang mereka lihat? Perhatikan Lukas 2:16 Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan.

Kota Betlehem
Betlehem adalah kota kecil yang terletak 10 km di sebelah selatan kota Yerusalem. Tidak ada yang istimewa di sana, tetapi Betlehem dipilih Alah untuk kelahiran “Sang Juru Selamat Dunia” (Luk. 2:11). Lihatlah Allah tidak memilih kota Yerusalem sebagai tempat lahirnya Tuhan Yesus, Ia juga tidak memilih kota Roma yang menjadi pusat kekuasaaan dunia pada waktu itu, Tuhan justru memilih kota Betlehem yang kecil sebagai tempat lahirnya PutraNya. Kota yang tidak diperhitungkan manusia, tetapi diperhitungkan Allah, yang diabaikan manusia tetapi diperhatikan Allah. Jangan takut kalau manusia tidak perhatikan kita, sebab Tuhan pasti memperhatikan kita. Ingatlah kota yang tidak dianggap oleh manusia justru dipilih oleh Allah menjadi tempat kelahiran Tuhan Yesus. Jika Tuhan begitu memperhatikan kota Betlehem apalagi hidup kita. Itulah sebabnya mari kita kembali ke Betlehem.

Dari kisah ini ada beberapa pelajaran rohani bagi kita saat merayakan natal, mengapa harus kembali ke Betlehem.

1. UNTUK MENGENALNYA KITA HARUS BERJUMPA DENGAN DIA
Lukas 2:16 
Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan.

Perhatikanlah mengapa para gembala pergi ke Betlehem? Sebab mereka ingin berjumpa dengan Yesus. Inilah inti dari perayaan natal. Natal adalah sebuah perjumpaan dengan Tuhan. Natal tak sekedar perayaan, kita harus mengalami perjumpaan dengan Tuhan secara pribadi. Ketahuilah natal adalah perjumpaan antara sorga dan bumi, Allah dan manusia. Tetapi sayangnya tidak semua orang berjumpa dengan Tuhan saat merayakan natal. Percayalah kita tidak mungkin tahu kalau tidak pernah bertemu.

BUAH PERJUMPAAN ADALAH PERUBAHAN
Lukas 2:20 
Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.

Inilah buah bagi orang yang mengalami perjumpaan dengan Tuhan, ia pulang dengan sukacita. Mulutnya memuji bukan memaki, ucapannya memuliakan bukan persungutan. Bagaimana dengan kita setelah pulang dari merayakan natal, apakah ada sukacita? Jika tidak ada, jangan-jangan kita hanya merayakan tetapi tidak mengalami perjumpaan.

2. IMAN BERTUMBUH KARENA RELASI BUKAN KARENA TAHU INFORMASI
Lukas 2:16 
Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan.

Alasan kedua mengapa kita harus pergi ke Betlehem, sebab agar iman bertumbuh butuh relasi tak hanya tahu informasi. Para gembala mengetahui informasi yang disampaikan malaikat tentang lahirnya Tuhan Yesus, tetapi agar imannya bertumbuh mereka harus membangun relasi. Mengetahui tentang Tuhan, berbeda dengan mengalami Tuhan. Ketahuilah informasi membuat kita mengetahui, relasi membuat kita mengalami. Informasi memberi kita pengetahuan, relasi memberi kita pengalaman. Informasi adalah berita, relasi adalah fakta. Ingatlah tanpa relasi iman kita akan mati.

Yohanes 15:4 
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.

3. DI BETLEHEM ADALAH KELUARGA YANG PENUH CINTA
Lukas 2:16 
Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan.

Ketika para gembala tiba di Betlehem, mereka melihat Maria, Yusuf dan bayi itu. Ini adalah sebuah keluarga. Natal mengingatkan kita untuk kembali melihat dan memperhatikan keluarga kita. Para suami, dimanakah istri dan anak-anak kita saat ini? Masihkah mereka bersama kita saat natal ini? Apapun keadaan kita, mari kembali ke Betlehem, kembalilah kepada keluarga yang kita cintai.

4. DI BETLEHEM KASIH TUHAN DINYATAKAN
Lukas 2:16 
Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan.

Ketahuilah bayi yang lahir di kandang Betlehem bukan bayi biasa, bayi itu adalah tanda kasih Allah kepada dunia. Anak Allah rela jadi Anak Manusia, agar kita anak manusia menjadi anak Allah. Anak Allah rela tinggalkan sorga lalu turun ke dunia, agar kita yang ada di dunia ini dibawaNya masuk ke sorga.

Yohanes 3:16 
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Penutup
Setiap kita dikasihi oleh Tuhan. Tidak ada seorangpun diantara kita yang diabaikan Tuhan. Percayalah kelahiran Tuhan Yesus adalan bukti kasihNya yang besar kepada kita. Apapun keadaan kita kembalilah ke Betlehem. Sejauh apapun kita telah meninggalkan Tuhan, Tuhan tetap mengasihi dan menanti kita kembali. Percayalah Bapa kita setia menunggu dengan cinta. Mari kita pergi ke Betlehem. Tuhan memberkati. KJP!

Arsip Catatan Khotbah