KEMBALI MELAYANI – Oleh Pdm. Patrick B. Lazarus (Ibadah Raya 1 – Minggu, 30 Maret 2025)

Yohanes 21:15-17

Dalam perjalanan iman, ada saat di mana semangat melayani Tuhan mulai pudar. Kelelahan, kekecewaan, kesibukan, atau bahkan luka dari sesama pelayan bisa membuat seseorang berhenti melayani. Namun, pelayanan bukanlah sekadar tugas, melainkan panggilan yang berkelanjutan. Dalam Yohanes 21:15-17, Yesus bertanya tiga kali kepada Petrus, “Apakah engkau mengasihi Aku?” dan setiap kali, Yesus menegaskan panggilannya: “Gembalakanlah domba-domba-Ku.” Kisah ini mengajarkan bahwa kasih kepada Tuhan diwujudkan melalui pelayanan, meskipun kita pernah gagal atau merasa tidak layak. 

Tiga Alasan untuk Kembali Melayani
1. Mengerti besarnya anugerah Tuhan 
Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?” Jawab Petrus kepada-Nya: “Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya: “Gembalakanlah domba-domba-Ku.” Yohanes 21:15

Yesus bertanya kepada Petrus tiga kali, yang mengingatkan kita pada tiga kali penyangkalannya. Ini bukan sekadar teguran, tetapi juga peneguhan kembali panggilannya. Tuhan tidak hanya mengampuni tetapi juga mempercayakan kembali pelayanan kepada Petrus. Demikian juga dalam hidup kita, sering kali kita merasa gagal dan tidak layak, tetapi Tuhan selalu memberi kesempatan kedua. 

Pelayanan Adalah Respon Terhadap Pengampunan Yang Kita Terima
Rasul Paulus dalam 1 Korintus 15:10 mengatakan bahwa pelayanannya adalah bentuk syukur atas kasih karunia Tuhan.

1 Korintus 15:10 (TB) Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.

Melayani bukanlah sekadar kewajiban, tetapi respon atas pengampunan dan kasih yang telah kita terima. 

2. Mengkonfirmasi kasih kepada Tuhan  
Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?” Jawab Petrus kepada-Nya: “Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya: “Gembalakanlah domba-domba-Ku.”

Yesus bertanya kepada Petrus bukan untuk menghakiminya, tetapi untuk menegaskan bahwa kasih kepada Tuhan harus diwujudkan dalam tindakan.

Ada sebuah istilah “Love Is a Verb” secara harafiah berarti “mengasihi adalah sebuah kata kerja” yang menekankan bahwa kasih sejati bukan hanya perasaan tetapi tindakan. Ada perbedaan antara “Love as a Feeling” (kasih sebagai perasaan) dan “Love as a Verb” (kasih sebagai tindakan). 

Kasih sejati bukan hanya diucapkan, tetapi ditunjukkan melalui pelayanan. 1 Yohanes 3:18 menegaskan bahwa kita harus mengasihi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. Jika kita mengasihi Tuhan, maka kita harus rela melayani meskipun ada tantangan. 

Petrus sebelumnya berpikir bahwa ia mengasihi Yesus, tetapi ketika menghadapi ancaman, ia menyangkal-Nya. Sering kali, kita juga mundur dari pelayanan karena tidak ingin terluka atau merasa tidak dihargai. Namun, melayani Tuhan bukanlah tentang mencari pengakuan, melainkan tentang pengabdian. 

3. Mengambil bagian dalam rencana Tuhan 
Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?” Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: “Apakah engkau mengasihi Aku?” Dan ia berkata kepada-Nya: “Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya: “Gembalakanlah domba-domba-Ku (Yohanes 21:17)

Yesus berkata kepada Petrus: “Gembalakanlah domba-domba-Ku.” Ini menegaskan bahwa pelayanan bukan sekadar tugas, tetapi bagian dari rencana besar Tuhan. Tuhan mempercayakan pelayanan kepada kita bukan karena kita sempurna, tetapi karena anugerah-Nya. 

Tujuan Pelayanan
1 Petrus 4:10-11 (TB)  Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah…jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin.

Dalam 1 Petrus 4:10-11, kita diajak untuk melayani dengan karunia yang Tuhan berikan agar nama-Nya dimuliakan. Ketika kita melayani, kita bukan sekadar membantu gereja, tetapi sedang mengambil bagian dalam rencana keselamatan Tuhan bagi dunia. 

Kesimpulan 
Melayani Tuhan bisa terasa berat, tetapi kita tidak dipanggil untuk melakukannya sendiri. Tuhan yang memanggil kita juga yang akan memperlengkapi kita. Jika kita mengasihi Tuhan, mari kembali melayani dengan sukacita, bukan karena paksaan, tetapi sebagai wujud syukur atas kasih dan anugerah-Nya.

Arsip Catatan Khotbah