Galatia 5:13
“Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk hidup dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.”
PENDAHULUAN
Kita dipanggil dan diselamatkan bukan hanya percaya dan menjadi pengikut Kristus, tetapi kita harus berperan atau berfungsi dengan lain kata, kita harus melayani (seperti khotbah minggu ibadah 1,2,3 dan khusus IR 2).
Ayat ini menekankan kepada kita bahwa, kemerdekaan yang kita dapatkan melalui Kristus Yesus bukanlah kesempatan untuk memuaskan keinginan-keinginan kita yang cenderung mengikuti hawa nafsu atau daging kita, melainkan kesempatan atau kebebasan yang kita peroleh adalah untuk kita saling melayani.
Bagaimana kita melihat dan memaknai hal-hal yang berhubungan dengan melayani?
1. KESEMPATAN TIDAK DIPAKAI SEBAGAI ALASAN MELAKUKAN DOSA. Roma 6:1-2
Artinya bahwa seseorang dengan sikap bijak tidak memanfaatkan situasi atau peluang yang ada untuk melakukan perbuatan yang salah atau melanggar dari ketetapan yang berlaku. Meskipun dia tahu ada kesempatan untuk berbuat dosa, tetapi ia tetap menjaga integritas dan bertindak bijak, benar, sesuai dengan ketetapan yang berlaku.
Roma 6:1,2
Ay. 1 “Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu?
Ay. 2. Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?
Ayat ini menegaskan bahwa kita tidak boleh menjadikan anugerah serta kesempatan yang kita miliki sebagai alasan untuk terus berbuat dosa, seharusnya kesempatan itu adalah kita manfaatkan untuk kita dapat melayani Tuhan dan sesama.
Kesimpulan point pertama.
“Orang bijak melihat kesempatan sebagai ruang kebaikan, dan bukan sebagai celah untuk berbuat dosa.”
2. MELAYANI SEBAGAI BUKTI TINDAKAN KASIH. 1 Yohanes 3:18
Artinya melayani bukan hanya tugas, tetapi juga wujud kasih yang dapat kita lakukan dan tunjukan kepada sesama.
1 Yohanes 3:18
“Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.”
Kasih yang sejati bukan hanya diungkapkan dalam kata-kata, tetapi harus dibuktikan dalam tindakan. Melayani sesama adalah salah satu cara kita menunjukkan kasih yang tulus, sebagaimana Yesus telah mengajarkan. Pelayanan yang sejati dilakukan dengan hati yang tulus, bukan karena kewajiban, tetapi karena kasih yang lahir dari hubungan dengan Tuhan.
Saya rangkum dengan kata bijak dipoin kedua ini adalah:
“Melayani adalah bahasa kasih yang tidak butuh kata-kata, cukup ketulusan dan kerelaan dalam tindakan nyata.”
3. MELAYANI ADALAH PANGGILAN MENGIKUTI TELADAN DAN PERINTAH YESUS. Matius 20:28
Matius 20:28 “Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”
Yesus sendiri datang ke dunia bukan untuk mencari kehormatan atau kekuasaan, tetapi untuk melayani. Sebagai pengikut-Nya, kita dipanggil untuk meneladani sikap rendah hati dan pengorbanan dalam melayani orang lain.
Yohanes 13:14-15 “Jadi, jikalau Aku, Tuhan dan Gurumu, membasuh kakimu, maka kamu pun wajib saling membasuh kaki. Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.”
Yesus memberikan contoh dan teladan bagi murid-murid termasuk kita maka kitapun wajib untuk melakukan hal yang sama.
1 Petrus 4:10 “Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.”
Setiap orang percaya memiliki karunia yang diberikan oleh Tuhan untuk melayani. Pelayanan bukan hanya tugas para pemimpin gereja, tetapi panggilan bagi semua orang Kristen untuk menggunakan talenta mereka bagi kemuliaan Tuhan.
4. MELAYANI ADALAH SIKAP BIJAKSANA DENGAN KERENDAHAN HATI.
Filipi 2:3-4 Dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya, hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama daripada dirinya sendiri. Dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga
Melayani harus dilakukan dengan kerendahan hati, bukan untuk mencari penghargaan atau pujian dari manusia. Pelayanan sejati mengutamakan kepentingan orang lain daripada diri sendiri.
Matius 23:11-12 “Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan; dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”
Ayat ini mengajarkan bahwa kebesaran sejati dalam pandangan Tuhan bukanlah berkuasa atas orang lain, tetapi melayani mereka dengan kerendahan hati.
Rasul Petrus juga mengingatkan tentang hal yang sama yang berhubungan dengan kerendahan hati.
1 Petrus 5:5 “Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: ‘Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.’”
Dalam pelayanan, Tuhan menghendaki sikap rendah hati, bukan kesombongan atau mencari pujian diri.
KESIMPULAN
Melayani merupakan sikap bijaksana yang menuntut kita untuk tidak menyalahgunakan setiap kesempatan, melainkan mengubahnya menjadi momen penuh kasih dan pengabdian. Sikap ini tidak hanya mencerminkan bukti nyata dari tindakan kasih, tetapi juga merupakan panggilan untuk meneladani Yesus dengan kerendahan hati dan kebijaksanaan.
Kita semua dipanggil untuk melayani Tuhan. Lakukanlah semua yang dapat kita lakukan untuk kemuliaan bagi nama Tuhan. Bukan karena kepentingan serta keinginan-keinginan manusiawi, tapi semua karena Tuhan. Amin.