KESEMPATAN DARI TUHAN – oleh Ps. Jeff Minandar (Ibadah Raya 1 – Minggu, 29 Desember 2024)

2Korintus 8:9

Kita menemukan kesempatan dalam banyak hal di sekitar kita. Saat kita di sekolah kita mengenal ada yang namanya “remedial”, dimana seorang murid mendapat kesempatan untuk memperbaiki nilainya. Dalam pekerjaan ada kesempatan untuk mengajukan “revisi” dari proyek pekerjaan yang diminta oleh klien. Pelayanan gereja pun demikian, kesempatan untuk “memperbaiki” saya lihat didapat dari latihan-latihan yang dilakukan sebelum Ibadah Raya.

Namun demikian saya ingin berbagi tentang pengalaman saya kaitannya dengan kesehatan personal saya. Beberapa waktu lalu saya melakukan Pemeriksaan Medis (Ing.: Medical Check Up/MCU) sesuatu yang rutin saya lakukan belasan tahun ke belakang. Menariknya di salah satu baris hasil laporan MCU disebut bahwa saya “kegemukan”. Hal ini tidak mengejutkan karena memang skala BMI (Body Mass Index) saya akhir-akhir ini ada di tepi angka indikator “gemuk”.

Tentu saja saya bisa berdalih dan berkata bahwa angka BMI tidak menentukan seseorang sehat atau tidak. Tetapi sebenarnya saya punya data-data lain, mulai dari berapa angka lingkar perut, jumlah kolesterol dalam darah, dan lain-lain. Semuanya kemudian menjadi indikator ada hal-hal yang tidak sehat dalam hidup saya. Hal ini menjadi kesempatan bagi saya untuk memperbaiki gaya hidup saya.

Jika kita kembali ke ayat utama kita di atas. Orang-orang percaya di Korintus diingatkan oleh Paulus bahwa mereka mengenal kasih karunia (anugerah) di dalam Tuhan Yesus Kristus. Bentuknya adalah “pertukaran Ilahi yang indah”: IA menjadi miskin sekalipun IA kaya, supaya kita menjadi kaya karena kemiskinan Yesus. Paulus berbicara demikian dalam konteks kasih karunia jemaat di Korintus untuk berbagi harta duniawinya bagi kepentingan orang percaya lain di Yudea.

Bagi kita, orang percaya di zaman sekarang, kasih karunia adalah kesempatan untuk mengenal Yesus yang mau meninggalkan Takhta Surga untuk lahir di palungan (tempat makan-minum ternak), karena tidak ada tempat di rumah penginapan. Lukas 2:7. Kesempatan untuk mengenal Yesus itu masih ada, tetapi tentu akan ada batas akhirnya. Pengkhotbah 3:1. Setiap Natal (yaitu kedatangan Yesus yang pertama) kita diingatkan bahwa kesempatan itu masih ada sampai kedatangan Yesus yang kedua. Matius 24:37-41, 25:31-32, Kisah Para Rasul 10:42-43, 2Korintus 5:10, Wahyu 20:11-15. Dimana kita bisa menerima kekekalan jika kita termasuk dalam Gereja Sempurna yang disingkirkan (Wahyu 12:14), atau kita masuk ke masa antikristus dan mempertahankan pengakuan iman kepada Yesus dengan ganti nyawa kita (Ayat 17, Wahyu 7:14).

Kesempatan untuk mengenal Kristus adalah sesuatu yang tidak boleh kita sia-siakan seperti mereka yang tidak mengenal Allah. Efesus 4:17-20. Sama seperti ketika saya menjalani MCU, saya melihat ada urutan yang sama mengenai kabar baik yaitu kesempatan mengenal Kristus supaya kita diselamatkan. Urutan itu adalah:

  1. Kesempatan mendapat informasi.
  2. Kesempatan untuk membangun kesadaran.
  3. Kesempatan untuk melakukan perubahan.

Mengenai informasi.
Dalam zaman yang penuh dengan informasi, kita tahu bahwa gaya hidup yang salah dapat berakibat pada potensi penyakit. Demikian juga secara rohani kita mendengar bahwa manusia berjalan menuju kebinasaan, jalannya mudah menuju ke sana. Matius 7:13-14. Sebaliknya jalan menuju kehidupan tidak mudah, tetapi dibuat mungkin oleh kehadiran Yesus dan Roh Kudus. Matius 11:28-30, Yohanes 14:26. Kalau kita melihat perjalanan para majus, mereka pun mendapat informasi tentang “raja orang Yahudi” (Matius 2:1-2), respons mereka terhadap informasi membawa mereka kepada perjumpaan dengan Yesus.

Mengenai kesadaran.
Setelah mendapat informasi tidak serta merta seseorang melakukan perubahan drastis. Biasanya mereka mulai sadar seiring waktu dimana ada risiko-risiko yang muncul dengan tetap bertahan pada gaya hidup yang salah. Dalam kondisi rohani, kita sadar tanpa Yesus tidak mungkin seseorang diselamatkan. Kisah Para Rasul 4:12. Lebih 2000 tahun yang lalu para majus sadar mereka tidak mungkin menemui Yesus jika mengabaikan tuntunan “bintang yang mereka lihat di Timur”. Ini menyadarkan mereka bahwa ini bukan sekadar perjalanan untuk memenuhi rasa ingin tahu, ini adalah perjalanan bersejarah. Matius 2:7-10. Satu Keputusan dalam hidup dapat membawa konsekuensi besar dalam Sejarah.

Mengenai perubahan.
Informasi dan kesadaran yang diikuti tindakan akan membawa perubahan. Seseorang yang memiliki informasi yang tepat, dengan kesadaran penuh meninggalkan gaya hidup yang salah dan beralih ke gaya hidup sehat. Penting dalam kehidupan rohani terjadi perubahan dalam bentuk tindakan. Kita perlu mengenal, menerima, mendekat pada Yesus dan meninggalkan jalan yang membawa kepada kebinasaan. 2Petrus 2:9, Yakobus 4:8.

Arsip Catatan Khotbah