Matius 7:17
Dalam kehidupan orang percaya yang mendasarkan dirinya pada firman Tuhan. Analogi (atau perumpamaan/kiasan) tentang bertumbuh dan berbuah (menghasilkan buah) adalah sesuatu yang harus dipelajari. Salah satu perumpamaan dari Yesus yang terkenal mengenai bertumbuh dan berbuah ada di Matius 13:23.
Iman kepada Yesus bahkan digambarkan sebagai biji sesawi atau benih dari pohon sesawi. Matius 17:20. Sesuatu yang kecil tetapi ketika bertumbuh dan berbuah dapat berdampak besar. Demikian Kerajaan Allah (Matius 13:31-32) seperti pohon sesawi memberikan hal-hal yang baik bagi lingkungannya. Ekosistem makhluk hidup (digambarkan di Alkitab dengan keberadaan burung-burung) dapat terbangun karena keberadaan pohon tersebut.
Jadi sebenarnya kalau kita mau mengerti mengapa sampai sekarang kita masih hidup dan bernapas. Itu adalah karena kita masih diberi kesempatan untuk menghasilkan yang baik. Ingat perumpamaan Yesus di Lukas 13:8-9 khususnya akhir percakapan antara pemilik kebun dengan pengurus kebun.
Pelajaran demi pelajaran mengenai Keselamatan, Baptisan Air, Baptisan Roh, Gerejaku Keluargaku, Berakar ke dalam, dan Bertumbuh – Berbuah adalah suatu respons. Respons terhadap “benih” iman yang ditanam di dalam hati kita. Seperti yang Gembala sampaikan kita pasti diselamatkan selama kita menjaga iman kita tetap di dalam Yesus. Tetapi bukankah ada sesuatu yang salah saat kita tidak bertumbuh dan berbuah?
Hal yang perlu kita lakukan untuk memeriksa kondisi “pertumbuhan Rohani” saya percaya sama seperti yang istri saya lakukan terhadap anak saya. Ketika itu anak saya berusia 9 bulan lebih dan belum merangkak. Istri saya tahu targetnya dan dia berusaha untuk target itu tercapai, karena jika tidak tercapai, maka perlu intervensi lebih lanjut seperti terapi fisik bagi anak saya.
Dalam 2 Petrus 1:5-7 kita sudah dijelaskan panjang lebar tentang target apa yang kita bangun (atau perlu tumbuhkan) setelah memiliki iman. Kemudian kita sadar di dalam Yesus kita adalah manusia baru (2Korintus 5:17), kita bukan lagi manusia duniawi, tetapi manusia rohani. Maka pertumbuhan kita dalam Roh harusnya menghasilkan buah Roh (Galatia 5:22-23). Hal ini menunjukkan target pertumbuhan manusia rohani kita.
Saya akan membawa kita melihat kehidupan Yesus untuk membayangkan seperti apa hidup kita seharusnya. IA hidup untuk suatu tujuan, IA tahu targetNYA, dan apa yang dihasilkan adalah buah “pertobatan” dan “keselamatan” bagi orang-orang di sekitarNYA. DIA tidak mencari harta, takhta, atau cinta dalam rentang kehidupanNYA di muka bumi ini. Karena IA tahu “Anak Manusia datang untuk melayani”. Matius 20:28.
Untuk menutup bahasan mengenai “menghasilkan” mari kita lihat hidup Yesus seperti sebuah pohon. Kita tahu Alkitab dibagi dalam 2 bagian besar: Perjanjian Lama (PL) dan Perjanjian Baru (PB). Dalam PL kita tahu ada satu pohon yang jadi pusat perhatian, “Pohon Pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat”, Kejadian 2:9. Konsekuensi dari memakan buah dari pohon ini adalah kematian, ayat 17.
Menariknya di tengah-tengah Taman Eden sebenarnya ada satu pohon lain yang harusnya jadi pilihan yang lebih baik, “Pohon Kehidupan”. Kejadian 2:9. Konsekuensi dari memakan buah pohon ini adalah kehidupan. Kejadian 3:22. Perhatikan bahwa Yesus mengatakan dalam catatan Yohanes 6:50-51 untuk memakan diriNYA, atau “buah” yang keluar dari diriNYA.
Saya pernah mendengar perbandingan ini sekilas dari Ps. Joseph Prince bahwa, fenomena yang terjadi sesudahnya kalau kita bandingkan juga sama. Dalam Kejadian 3:6-7 disebutkan kesalahan manusia (Adam dan Hawa) terekspos. Namun sayangnya mereka merespons dengan lari dari hadapan Tuhan. Kalau kita percepat pembacaan Alkitab kita ke PB, dalam Lukas 24:50-31. Maka kita mendapati bahwa kesalahan manusia (Kleopas dan rekannya) terekspos. Lalu mereka lari ke perkumpulan orang-orang percaya.
Kita tahu mereka bukan sekadar mencari teman untuk bercerita tentang suatu gosip. Itu bukan guna dari perkumpulan orang-orang percaya (atau gereja). Kita bisa berkata bahwa mereka lari kepada Tuhan, karena Tuhan hadir di tengah-tengah orang-orang yang percaya kepadaNYA. Matius 18:20. Kalau kita lanjut sampai Lukas 24:36 kita bisa melihat Yesus hadir di tengah-tengah mereka saat itu.
Saya harap ini juga yang terjadi setiap kali kita bersekutu dalam ibadah, apalagi saat kita mengambil bagian dari Perjamuan Tuhan. Lihatlah hal itu bukan sebagai ritual Kristen. Tetapi kita datang kepada IA, Sang Pohon Kehidupan, yang memberi kehidupan yang kekal. Bahkan saat tidak ada roti secara fisik di tangan kita. Saat kita mendengar firman, kita makan tubuhNYA, dan biarlah itu membuka mata Rohani kita. Mengerti kesalahan kita, dan lari semakin dekat kepadaNYA. Temukan hal-hal yang membuat kita bisa menghasilkan bagi kemuliaan namaNYA.