BERAKAR MAKIN DALAM (seri 2) – oleh Pdt. K. Joseph Priyono (Ibadah Raya 1 – Minggu, 28 April 2024)


Kolose 2:7
Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.

Pendahuluan
Rasul menggambarkan pertumbuhan iman orang percaya itu seperti sebuah tanaman. Agar tanaman itu tumbuh sehat dan menjadi kuat maka yang pertama-tama dilakukan adalah menumbuhkan akarnya semakin dalam. Demikian halnya dengan iman. Agar kita memiliki iman yang bertambah teguh, maka kita harus berakar di dalam Yesus. Tempat yang tepat buahnya lebat. Akar yang benar, pohon tumbuh menjadi besar.

Pada bagian pertama sudah kita pelajari tentang cara berakar makin dalam. Belajar dari para petani menanam pohon korma ada tiga pelajaran yang dapat kita petik agar berakar makin dalam, yaitu:
a. Bersedialah menerima beban.
b. Fokuslah pada hal-hal yang tidak terlihat.
c. Teruslah bertumbuh sampai akar menyentuh air.

Sepanjang bulan ini, kita juga sudah menerima pengajaran dari hamba-hamba Tuhan lain tentang akar-akar kekristenan, antara lain:

  • Iman
  • Doa
  • Puasa
  • Persekutuan orang percaya/Ibadah
  • Firman
  • Pujian Penyembahan
  • Kasih
  • Pengharapan, dll

Sekarang yang akan  kita pelajari adalah: ALASAN-ALASAN MENGAPA AKAR KEKRISTENAN HARUS BERTUMBUH MAKIN DALAM.

Ada beberapa alasan mengapa  akar kekristenan harus makin dalam, yaitu:
1.Batang, daun dan buah membuat kita dipuji-puji, tetapi akar membuat kita tahan uji.
Semua yang nampak di luar yang kelihatan ini dapat mendatangkan decak kekaguman, pujian dan sanjungan, tetapi hanya akar yang membuat kita tahan dalam ujian. Maka tumbuhkanlah akar kekristenan kita makin dalam agar kita tahan terhadap ujian. Orang yang akarnya tumbuh, imannya teguh, hidupnya tangguh dan tidak gampang mengeluh. Sebaliknya, jika akar kita mulai goyah, iman menjadi lemah, hidupnya gampang kalah dan mudah menyerah.

Contohnya adalah para pahlawan iman yang dicatat dalam Ibrani 11. Mereka semua disebut sebagai pahlawan-pahlawan iman karena mereka telah mengalami ujian yang berat, tetapi keluar sebagai pemenang. Apakah yang membuat mereka bertahan dalam ujian? Karena akar iman mereka jauh ke dalam. Percayalah jika akar kita kuat, iman kita menjadi hebat, rohani berkembang pesat, hidupmu jadi berkat.

2. Yang di luar memberi kesenangan, tetapi yang di dalam memberi ketenangan.
Semua yang nampak di luar: batang, daun, dan buah memberikan kesenangan, tetapi akar memberikan ketenangan. Yang di luar itu alamiah, yang di dalam batiniah. Yang diluar adalah hal-hal jasmaniah, yang di dalam rohaniah. Ketenangan tidak lahir karena banyaknya hal-hal jasmani yang kita miliki, tetapi keyakinan yang ada di dalam hati.

Contoh:

  • Daud dan Goliat.
    Apa yang membedakan antara Daud dengan raja Saul dan seluruh tentara Israel? Saul dan tentara diperlengkapi senjata perang, di tangan mereka ada tombak, pedang dan panah, tubuh mereka dilindungi dengan perisai tetapi mereka ketakutan saat menghadapi Goliat. Berbeda dengan Daud, seorang gembala, tidak memiliki senjata perang, tubuhnya telanjang tetapi tak gentar menghadapi tantangan. Saat Goliat menantang, Daud menghadapi dengan tenang. Mengapa Daud tenang mengahadapi tantangan Goliat? Sebab akarnya tumbuh semakin dalam.

Sadarilah, kemenangan atau kekalahan dalam pertempuran kehidupan tidak ditentukan besar atau kecilnya lawan yang dihadapi tetapi keyakinan iman yang ada di dalam hati.

  • Petrus
    Kisah Para Rasul 12:6 (TB) 
    Pada malam sebelum Herodes hendak menghadapkannya kepada orang banyak, Petrus tidur di antara dua orang prajurit, terbelenggu dengan dua rantai. Selain itu prajurit-prajurit pengawal sedang berkawal di muka pintu.

Jika kita masih merasakan ketakutan, tidak ada ketenangan, penuh kecemasan dan kekuatiran, jangan-jangan semuanya itu bukan disebabkan oleh keadaan tetapi karena akar kekristenan kita yang kurang dalam.

3. Agar pohon tetap bersemi saat musim berganti.
Ayub 14:8,9 
Apabila akarnya menjadi tua di dalam tanah, dan tunggulnya mati di dalam debu, maka bersemilah ia, setelah diciumnya air, dan dikeluarkannyalah ranting seperti semai.

Tidak dapat dipungkiri, bahwa musim kehidupan pasti berganti. Saat musim penghujan datang itu adalah berkat bagi tanaman. Hujan yang lebat membuat tanah gembur sehingga tananam tumbuh subur. Tetapi harus disadari bahwa musim penghujan tidak berlangsung selamanya, akan tiba waktunya musim penghujan digantikan dengan musim panas/kemarau panjang. Inilah masa sulit yang dialami oleh sebuah pohon. Pada masa ini air sulit didapatkan, pada akhirnya pohon harus rela menggugurkan daunnya demi menyambung kehidupannya. Inilah yang saya sebut adaptasi.

Inilah musim kehidupan yang kita alami. Ada musim penghujan dimana kita dihujani dengan berkat-berkat Tuhan layaknya air hujan yang turun dari langit. Ini adalah masa-masa yang menyenangkan, penuh kegembiraan, dan berkat Tuhan. Tetapi bersiaplah karena musim panas akan datang, mengeringkan sumber-sumber mata air, dan menggugurkan daun-daun yang ada di pohon. Untuk itulah kita perlu menumbuhkan akar iman lebih dalam agar tetap dapat bertahan apapun musim kehidupan yang kita alami. Ketahuilah, kita tidak bisa menghindari datangnya musim yang berganti, yang bisa kita lakukan adalah beradaptasi dengan situasi yang terjadi. Contohnya adalah Ayub dan rasul Paulus.

Ayub
Saat mengalami musibah ia berkata: Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama TUHAN. Bahkan kepada istrinya ia menegur keras dengan berkata: masakan kita hanya mau menerima yang baik dan menolak yang buruk?

Paulus
Filipi 4:11
Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan.

4. Hal-hal supranatural menentukan hal-hal yang natural
Akar adalah hal yang supranatural, tidak kelihatan, tetapi menentukan apa yang terjadi di alam nyata/natural. Apa yang terjadi di alam roh menentukan apa yang terjadi di alam nyata.

Keluaran 17:11
Dan terjadilah, apabila Musa mengangkat tangannya, lebih kuatlah Israel, tetapi apabila ia menurunkan tangannya, lebih kuatlah Amalek.

Kemenangan bangsa Israel di medan pertempuran ditentukan oleh Musa, Harun dan Hur yang ada di puncak bukit. Saat tangan Musa terangkat, maka kuatlah Israel, saat Musa menurunkan tangannya, lebih kuatlah Amalek.

Percayalah, kemenangan kita di dunia nyata, tergantung kemenangan yang ada di dalam roh kita. Maka bangunlah kehidupan rohani yang lebih kuat agar tidak sekedar mampu bertahan melainkan mampu meraih kemenangan di setiap pertempuran iman. Tuhan memberkati. – KJP!

Arsip Catatan Khotbah