MENGATASI KONFLIK DENGAN BIJAK– oleh Pdm. Selvie E. Luntungan (Ibadah Raya 2 – Minggu, 27 November 2024)

Pendahuluan
Berbicara tentang konflik, tentu ini bukan hal yang asing bagi kita. Melalui media sosial atau berita digital, setiap hari kita dapat melihat konflik yang terjadi di sekitar kita. Ada konflik yang terjadi antar bangsa, antar kelompok, antar golongan, dalam keluarga sampai konflik yang terjadi secara pribadi. Kita semua tentu prihatin melihat berita-berita konflik yang terjadi hari-hari ini, sebab dari sebuah konflik yang terjadi pada akhirnya mendatangkan kehancuran, kekerasan sampai kematian. Itulah sebabnya siang hari ini saya mengajak kita sekalian untuk belajar mengatasi konflik dengan bijak, sehingga konflik tidak berujung pada kehancuran apalagi sampai terjadi pembunuhan. Mari kita buka Kejadian 13:1-8

Hubungan Abrahan dan Lot
Hubungan antara Abraham dan Lot adalah hubungan antara paman dan keponakan. Lot adalah anak Haran adik dari Abraham. Setelah Haran meninggal, kemungkinan sejak itu Lot diasuh oleh Abraham. Oleh karena itu, saat Abraham mengikuti panggilan Allah dan pergi ke Tanah Kanaan, Lot juga menyertainya. Dibawah asuhan Abraham, Lot diberkati oleh Tuhan sehingga kekayaannya makin bertambah dari hari ke hari.

Awal Konflik
Awalnya hubungan antara Lot dan Abraham berjalan dengan baik. Sebagai satu keluarga mereka hidup dalam damai dan saling mengasihi. Konflik diantara mereka terjadi saat kekayaan mereka makin bertambah. Ternak-ternak mereka makin banyak sehingga ladang penggembalaan yang tersedia di tempat itu tidak mencukupi baik untuk ternak Lot maupun untuk ternak Abraham. Akibatnya terjadilah pertengkaran antara gembala-gembala Abraham dan gembala-gembala Lot, berebut ladang penggembalaan.

Abraham menyadari bahwa konflik seperti ini dapat merusak kedamaian dan hubungan keluarga diantara mereka. Maka dengan bijak Abraham menawarkan solusi agar tidak terjadi konflik atau perpecahan diantara mereka. Abraham memberikan kesempatan kepada Lot untuk memilih dahulu tempat yang diingini. Akhirnya Lot melayangkan pandangnya lalu memilih Lembah Yordan banyak airnya, seperti taman TUHAN, seperti tanah Mesir, wilayah ini dekat dengan kota Sodom, sedangkan Abraham justru memilih untuk tinggal di padang gurun.

Dari kisah ini marilah kita belajar langkah-langkah bijak Abraham dalam menyelesaikan konflik antara dirinya dan keponakannya yaitu Lot.
1. Abraham memilih kedamaian bukan pertengkaran.
Perhatikan ayat 8.
Maka berkatalah Abram kepada Lot: “Janganlah kiranya ada perkelahian antara aku dan engkau, dan antara para gembalaku dan para gembalamu, sebab kita ini kerabat.

    Perhatikanlah kata-kata Abraham dalam menyelesaikan konflik ini. Ia berkata: “Janganlah kiranya ada perkelahian antara aku dan engkau, dan antara para gembalaku dan para gembalamu. Abraham memilih tetap manjaga hubungan baik dan hidup dalam kedamaian. Abaraham tidak menginginkan terjadi pertengkaran antara dia dan Lot, ataupun antara para gembalanya dan para gembala Lot. Abraham ingin tetap hidup rukun dan damai bersama dengan Lot.

    Kadang-kadang kita tidak bisa mencegah konflik terjadi, tetapi kita dapat mencegah agar pertengkaran tidak terjadi. Konflik mungkin tidak dapat dihindari, tetapi pertengkaran dapat kita hindari. Mari kita mencontoh Abraham dalam menyelesaikan konflik, Abraham memilih kedamaian bukan keributan apalagi terjadi pertengkaran. Ia mencegah pertengkaran dengan cara memberikan kesempatan lebih dahulu kepada Lot untuk memilih padang penggembalaan yang diingini. Sebenarnya Abraham memiliki hak untuk memilih lebih dahulu, sebab dia adalah pamannya Lot, dia lebih tua, dia juga yang mengasuh Lot selama ini, tetapi demi kedamaian diantara keduanya, Abraham memilih mengalah dan memberikan kesempatan kepada Lot untuk menentukan pilihan lebih dahulu.

    Amsal 15:18 
    Si pemarah membangkitkan pertengkaran, tetapi orang yang sabar memadamkan perbantahan.

    Saudaraku yang kekasih, bagaimanapun besarnya konflik yang sedang kita hadapi, hadapilah  dengan sabar seperti Abraham agar diantara keluarga tidak bertengkar. Ingat: Si pemarah membangkitkan pertengkaran, tetapi orang yang sabar memadamkan perbantahan. Saya berdoa kiranya setiap kita diberikan kesabaran oleh Tuhan sehingga dapat mengatasi semua konflik dan menghindari pertengkaran. Ingatlah pesan Tuhan Yesus bahwa kita dipanggil untuk membawa damai bukan keributan.

    Matius 5:9 
    Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.

    Salah satu identitas kita sebagai anak-anak Allah adalah membawa damai. Sebab itu jadilah juru damai ketika terjadi pertengkaran. Jadilah air yang memadamkan bukan api yang menghanguskan.

    Ibrani 12:14 
    Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan.

    2. Abraham memilih hubungan keluarga sebagai prioritas utama.
    Perhatikan Ayat
    Maka berkatalah Abram kepada Lot: “Janganlah kiranya ada perkelahian antara aku dan engkau, dan antara para gembalaku dan para gembalamu, sebab kita ini kerabat.

    Cara kedua Abraham menyelesaikan konflik antara dirinya dan keponakannya Lot adalah memilih hubungan keluarga sebagai prioritas utama. Ia berkata: “Janganlah kiranya ada perkelahian antara aku dan engkau, dan antara para gembalaku dan para gembalamu, sebab kita ini kerabat.” Abraham mengingatkan Lot agar jangan bertengar karena kita ini adalah kerabat, kita ini keluarga dekat. Abraham menempatkan hubungan keluarga lebih utama dari segala harta yang dimilikinya. Ia rela kehilangan ladang penggembalaan asal hubungan keluarga antara dia dan Lot tidak hilang. Sebab itu dia mempersilahkan Lot memilih lebih dahulu, agar hubungan keluarga tetap terjaga.

    Ini tentu teladan baik bagi kita semua orang percaya. Mari kita letakan hubungan keluarga menjadi prioritas utama, melebihi dari segala-galanya. Jangan sampai gara-gara harta, hubungan bisnis, pembagian keuntungan dan pembagian warisan, menyebabkan kehancuran hubungan keluarga.

    Kadang-kadang saya miris melihat berita hari-hari ini. Sebab gara-gara harta, uang, hubungan keluarga dikorbankan. Ingatlah: Ilmu bisa digali, uang bisa dicari, tetapi kalau hubungan keluarga sudah pecah sulit untuk diperbaiki. Keluarga itu seperti gelas kaca, kalau pecah kita mungkin bisa menyambungnya tetapi selalu ada bekas luka yang ditinggalkannya. Sebab itu mari kita jaga hubungan keluarga, sebesar apapun konflik yang terjadi, jangan korbankan hubungan keluarga. Lebih baik kita kehilangan harta, tetapi hubungan keluarga terjaga, lebih baik kehilangan uang, asal jangan kehilangan persaudaraan.

    Saya ingin katakan kepada Bapak, ibu, sdr. sekalian, bahwa tidak ada hubungan yang abadi selain hubungan persaudaraan. Sebagaimana pernikahan dibangun dengan kesatuan yang abadi demikian juga hubungan keluarga. Hubungan keluarga dikenal dengan hubungan sedarah. Artinya darah orang tua mengalir kepada anak-anaknya. Selama darah orang tua kita masih mengalir dari kita, maka kita semua adalah saudara. Hubungan saudara baru akan berhenti, saat kita mati. Saat itulah darah orang tua kita berhenti mengalir dari diri kita. Tidak ada yang dapat memisahkan hubungan keluarga selain kematian.

    Oleh sebab itu mari kita jaga hubungan keluarga, jangan sampai hancur hanya gara-gara harta. Jangan putuskan hubungan keluarga hanya gara-gara saudara kita tidak mau memberi pinjaman, ia tidak mau menolong saat kita dalam kesusahan, atau tidak mengunjungi saat kita sakit. Sadarilah setiap keluarga punya masalahnya masing-masing, kita hanya melihat dari luar. Kelihatanya dari luar baik-baik saja, tetapi siapa tahu ia sedang menghadapi masalah yang lebih berat dari yang kita hadapi. Sebab itu jangan cepat marah, belajarlah dari Abraham ia memilih menjaga hubungan keluarga di atas segalanya.

    Abraham tidak takut kehilangan berkat, sebab ia percaya selama keluarga bersatu, hidup rukun, disanalah berkat Tuhan akan dicurahkan. Amin?!

    Mazmur 133 : 1-3
    Ayat 1 Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!
    Ayat 2 Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya.
    Ayat 3 Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.

    Kalau hidup saudara mau diberkati Tuhan, maka jaga hubungan persaudaraan. Percayalah dimana ada persaudaraan yang rukun, berkat Tuhan pasti turun.

    3. Abraham memilih untuk mengalah.
    Kejadian 13:9 
    Bukankah seluruh negeri ini terbuka untuk engkau? Baiklah pisahkan dirimu dari padaku; jika engkau ke kiri, maka aku ke kanan, jika engkau ke kanan, maka aku ke kiri.”

    Ada pepatah yang berkata: “Mencegah lebih baik daripada mengobati.” Itulah yang dipilih oleh Abraham. Ia memilih mengalah agar tidak tidak jadi pertengkaran diantara dia dan Lot, antara gembala-gembalanya dan gembala-gembala Lot.  Ia berkata: Bukankah seluruh negeri ini terbuka untuk engkau? Baiklah pisahkan dirimu dari padaku; jika engkau ke kiri, maka aku ke kanan, jika engkau ke kanan, maka aku ke kiri.”

    Amsal 17:14  berkata:
    Memulai pertengkaran adalah seperti membuka jalan air; jadi undurlah sebelum perbantahan mulai.

    Saya rasa ini adalah nasehat yang baik bagi kita semua, kadang-kadang kita harus mengalah demi hubungan keluarga yang langgeng. Biarkan orang menggangap kita lemah, bodoh, rugi, asal hubungan persaudaraan tetap terpelihara dengan baik. Percayalah, lebih baik mencegah daripada mengobati, lebih baik mengalah dari pada sibuk memperbaiki hubungan yang telah rusak. Mengalah, kita mungkin rugi materi, harga diri, tetapi hubungan keluarga yang rusak kita rugi segala-galanya.

    Apa artinya kekayaan yang kita miliki, jika hubungan orang tua dan anak tidak serasi? Apa gunanya semua prestasi yang dicapai, jika kakak dan adik selalu bertikai? Ketahuilah tidak ada yang diharapkan orang tua di masa tuanya selain kedamaian keluarga. Saat kita telah tua, yang diharapkan adalah kerukunan diantara saudara/keluarga. Oleh sebab itu, sekali lagi, mari kita jaga hubungan keluarga, jangan sampai terjadi perpecahan atau pertengkaran, sehingga kita menikmati kedamaian sepanjang hidup kita.

    Kesimpulan
    Tidak ada keluarga yang bebas konflik, namun dengan langkah yang bijak kita dapat menyelesaikan konflik dengan baik. Sebab itu apapun yang terjadi, jadikan keluarga sebagai prioritas utama, sebab persaudaraan yang rukun dalam keluarga adalah kekayaan yang utama. Tuhan memberkati!  SEL!

    Arsip Catatan Khotbah