KESETIAAN – oleh Pdt. K. Joseph Priyono (Ibadah Raya 1,3 – Minggu, 3 November 2024)

Amsal 20:6
“Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?”

Pendahuluan
Setia atau kesetiaan adalah sebuah karakter yang diharapkan semua orang. Namun sayangnya, menemukan orang yang setia tidaklah mudah. Penulis Amsal berkata: “Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?” 

Artinya orang baik mudah ditemukan, tetapi orang baik yang setia tidak mudah ditemukan. Kalau keadaannya semua baik, tentu tidak sulit untuk melakukan kebaikan, misalnya menolong orang. Tetapi jika keadaannya berubah, kebaikan yang diberikan tidak dihargai, kita dicela, bahkan dikhianati apakah masih bisa setia melakukan kebaikan? Itulah sebabnya tidak salah jika Amsal berkata: “Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?” 

Kesetiaan itu Mahal
Setia atau kesetiaan itu bukan barang murahan, kesetiaan itu mahal dan berharga, mengapa?

  • Kesetiaan adalah tali pengikat hubungan yang abadi.
  • Kesetiaan adalah batu dasar pembangun keberhasilan. 
  • Kesetiaan adalah bahan bakar untuk tetap bertahan.
  • Kesetiaan adalah karakter TUHAN

2 Timotius 2:13 (TB) 
“Jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya”

Batu Pembangun Kesetiaan
Kesetiaan tidak terjadi begitu saja. Kesetiaan itu dibangun dan diupayakan dengan kesungguhan dari hari ke hari. Kesetiaan itu seperti bangunan yang dibangun dengan berbagai macam material. Apa saja batu pembangun kesetiaan?

1. Keputusan
Amos 3:3
Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji?

Kesetiaan tidak dibangun berdasarkan keadaan, kesamaan ataupun harapan akan masa depan, kesetiaan yang sejati terjadi karena keputusan dari dalam hati. Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji? Tanpa ada keputusan untuk berjanji setia, maka tidak akan pernah lahir kesetiaan. Mengapa butuh keputusan? Karena kesetiaan akan diuji dengan berbagai macam keadaan.Setia itu bukan hanya bersama saat segalanya ada, orang yang setia akan tetap bersama sekalipun tidak ada apa-apa. Setia itu bukan hanya menemani dimasa bahagia, tetapi juga bersedia menemani di masa menderita. Setia itu selalu ada di segala musim kehidupan. 

Contoh kesetiaan yang sejati adalah Rut. Rut memutuskan untuk setia kepada mertuanya yaitu Naomi walau tidak ada harapan akan masa depan, tidak ada keuntungan yang ia dapatkan. Namun keputusannya untuk setia memampukan ia tetap setia kepada mertuanya.

Rut 1:15-17 
“Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; di mana engkau mati, akupun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan.

2. Kebiasaan
Lukas 16:10  
“Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. 

Kesetiaan tidak terjadi secara tiba-tiba, bukan pula secara instan atau secara spontan. Kesetiaan itu berkembang melalui kebiasaan. Orang yang membiasakan diri setia dalam perkara yang kecil, ia juga akan setia dari perkara besar. Kalau orang tidak setia dengan perkara yang kecil, ia juga tidak setia kepada perkara yang besar. 

Kisah anjing Hachiko
Hachiko adalah seekor anjing yang dikenal karena kesetiaannya. Demikian kisahnya: 
Hachiko adalah seekor anjing dimiliki oleh seorang Profesor yang bernama Hidesaburo Ueno seorang dosen di Universitas Tokyo. Kesetiaan Hachiko ditunjukan pada saat ia mengantar sang tuan ke stasiun Shibuya untuk berangkat mengajar dan menunggu di sore hari saat sang tuan pulang dari mengajar. Demikianlah terjadi dari hari ke hari. Hachiko selalu mengantar di pagi hari dan menjemput sang tuan di sore hari.

Pada tanggal 21 Mei 1925, saat Profesor Ueno tengah mengajar di kampusnya, tiba-tiba ia mengalami serangan stroke dan meninggal dunia. Anjing Hachiko yang tidak mengetahui bahwa tuannya telah meninggal dunia tetap menanti di depan stasiun hingga larut malam, bahkan berhari-hari, berminggu-minggu, hingga 10 tahun Hachiko tetap berada di stasiun Shibuya menanti kedatangan sang tuan. Pada 8 Maret 1935, Hachiko ditemukan sudah meninggal di dekat Jembatan Inari, Shibuya. Penyebab kematian anjing tersebut adalah kanker dan infeksi filaria. 

Untuk mengenang kesetiaannya, pemerintah Jepang membangun patung Hachiko di kawasan Stasiun Shibuya dan Odate (kota kelahiran Hachiko). Dan tak ketinggalan pula di area Universitas Tokyo dibangun patung Hachiko dan Profesor Ueno. 

Daniel 6:11
Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya. 

Daniel setia berdoa, karena telah membiasakan diri untuk selalu berdoa apapun kondisinya.

3. Ketaatan
Ulangan 5:32
Maka lakukanlah semuanya itu dengan setia, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu. Janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri. 

Kesetiaan ditunjukan dengan ketaatan. Tanpa ketaatan tidak akan pernah ada kesetiaan. Orang yang setia adalah orang yang taat melakukan apapun kehendak Tuhan. Kesetiaan adalah ketaatan yang dilakukan secara berulang-ulang.

Kepada bangsa Israel Allah meminta agar mereka setia dengan cara mentaati perintahNya. Jangan menyimpang ke kanan atau ke kiri. Inilah kesetiaan, kesetiaan berkembang melalui ketaatan.

Tuhan Yesus adalah pribadi yang setia. Ia taat melakukan kehendak Bapa di surga, Filipi 2:8berkata:Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. 

Kesetiaan Tuhan Yesus ditunjukan sampai mati di atas kayu salib.

Saul ditolak Allah karena ia tidak setia kepada Allah. Kapan Saul tidak setia? Saat ia tidak taat kepada perintah Tuhan.

1 Samuel 15:22-23  
Tetapi jawab Samuel: “Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik daripada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan. Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja.” 

4. Korban
Kesetiaan tidak sekedar dikatakan, kesetiaan harus dibuktikan, karena kesetiaan bukan kata-kata saja, kesetiaan butuh bukti nyata. Salah satu bukti orang yang setia dilihat dari pengorbanannya. Ukuran kesetiaan seseorang adalah pengorbanannya. Kesetiaan sejati tidak terletak pada kata-kata yang diucapkan, tetapi pada tindakan dan pengorbanan yang dilakukan.

Ibrani 12:2  
Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah. 

Kesetiaan membutuhkan pengorbanan sebab kesetiaan tidak dinilai di awal perjalanan tetapi di akhir perjalanan. Jumlah pengorbanan yang diberikan adalah kesetiaan yang ditunjukan.

5. Kasih
Kesetiaan adalah bukti kasih yang sejati. Jika kita mengasihinya maka tidak sulit untuk tetap setia kepadanya.

1 Yohanes 4:10
Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. 

Cinta dan setia itu seperti dua sisi mata uang. Mereka tidak sama, tetapi tidak dapat dipisahkan. Tidak ada cinta tanpa setia, tidak ada setia tanpa cinta. Cinta tanpa setia itu dusta dan akhirnya hanya akan meninggalkan luka. Memang semua orang bisa bilang cinta, tapi tidak semua orang mampu setia. Karena setia hanya lahir dari hati orang yang mengasihi kita.

Kisah Charles Templeton
Charles Templeton rekan pelayanan Billy Graham, ia dipakai Tuhan untuk memenangkan banyak jiwa bagi Kristus. Ia juga mendirikan YFC internasional (Youth For Christ International). Melalui lembaga ini ribuan anak muda menyerahkan diri bagi Kristus. Namun sayang orang-orang hebat dan dipakai Tuhan secara luar biasa, di ujung hidupnya pondasi imannya goyah. Ia kecewa dan mempertanyakan Tuhan saat ia melihat sebuah foto seorang ibu yang sedang menggendong bayinya yang telah meninggal karena kehausan di Afrika. Karena kekecewaannya itu, kemudian ia menulis sebuah buku: FAREWELL TO GOD : selamat tinggal Tuhan.

Penutup
Wahyu 2:10
“Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan” 

Apapun yang terjadi dan seberat apapun tantangan yang kita hadapi, pilihlah untuk setia kepada Tuhan. Ingat hanya orang yang setia sampai akhir yang akan menerima mahkota kehidupan. Tetaplah bertahan walau banyak tantangan, pastikan kita setia sampai akhir pertandingan. Biarlah setiap kita memutuskan: SEKALI YESUS TETAP YESUS. Amin. – KJP!

Arsip Catatan Khotbah