Bertumbuh, Berbuah dan Menjadi Berkat – oleh Pdt. K. Hani Paulus (Ibadah Raya 3 – Minggu, 21 Juli 2024)

Tuhan menghendaki kita bertumbuh (di luar) dan berkembang (di dalam). Itulah kehendak Tuhan bagi kita.

Lukas 2:40, 52 (TB) 
Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya. Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.

Yesuspun bertumbuh dari bayi, menjadi anak-anak secara fisik. Jiwanya juga semakin berkembang, penuh hikmat. Juga roh manusia-Nya (became strong in spirit, NKJV) dan hasilnya luar biasa, Yesus penuh kasih karunia Allah  (Favor) dan makin dikasihi Allah dan manusia.

BERTUMBUH DAN BERKEMBANG ADALAH TANDA KEHIDUPAN DAN TANDA KEDEWASAAN
Tumbuhan (benih, tunas, menjadi besar) untuk menghasilkan buah gol dalam kehidupan). Buah hidup kita menyenangkan orang lain. Manusia (bertambah tinggi, berat secara fisik). Gol utama bukan tingginya gelar yang bisa diraih tapi apakah menjadi berkat bagi orang lain. Apakah engkau berkontribusi dengan apa yang engkau miliki bagi orang lain. Pohon tidak pernah makan buahnya sendiri. 

Pohon yang tidak berbuah, diperingatkan oleh Yesus. Tuhan memberi kesempatan kepada pohon Ara di kebun Anggur satu tahun lagi. Bila tidak berbuah tahun depan, akan ditebang. Demikianlah hidup kita, jika tidak menghasilkan buah kerajaan.

Matius 21:43 (TB)  Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.

Tahap pertumbuhan dan perkembangan manusia / Manusia rohani
1. Tahap Dependent (Dependency Stage) – Kristen Anak-anak (1 Yoh 2:12-14)

  • Bergantung pada Orang Lain: Kristen Anak-anak (Rohani anak-anak). Pikiran, perasaan dan kehendaknya masih anak-anak.

1Kr 13:11  Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.

Belum bisa konsisten untuk bertumbuh. Bergantung pada orang lain untuk bertumbuh, harus disuruh, didorong, diminta (berdoa, baca alkitab, ibadah, berkorban). gampang tersinggung, gampang marah, gampang sakit hati (dalam hubungan), gampang lemah, gampang kecewa, gampang putus asa, dan sebagainya.

2. Tahap Independent (Independence Stage) – Kristen Orang Muda

  • Mulai bisa mandiri, tidak perlu diminta untuk bertumbuh. Tidak perlu disuruh-suruh tapi fokusnya masih untuk diri sendiri, 
  • Masih mencari identitas/ jati diri: Masih banyak pertanyaan untuk diri sendiri. Sudah mulai mengalahkan yang jahat dalam dirinya. Sudah mulai bisa mengendalikan emosinya, perasaannya, masih tahap baru belajar untuk menjadi berkat).

3. Tahap Interdependen (Interdependence Stage) – Kristen Bapa-bapa
Masa Dewasa (Adulthood): Tidak hanya mandiri tapi bisa berkontribusi jadi berkat kepada orang lain. Mulai bisa mendorong orang lain untuk maju, menyemangati orang lain, mendoakan orang lain, peduli kepada orang lain. Bisamen jadi mentor bagi orang lain, membimbing, membantu orang lain berkembang berdasarkan pengalaman mereka sendiri. Semakin menyadari pentingnya kerja sama dengan yang lain. Mereka terlibat dalam komunitas dan dapat bekerja bersama dengan tim ( memerlukan kerja sama tim).

YESUS TELADAN KITA

  • Masa Kanak-kanak (Dependen): Dalam Lukas 2:41-52, Yesus sebagai anak menunjukkan ketergantungannya pada orang tua-Nya saat mereka mencari-Nya di Bait Allah.
  • Masa Dewasa Awal (Independen): Yesus memulai pelayanan-Nya secara mandiri, memilih murid-murid-Nya, mengajar, dan melakukan mukjizat (Matius 4:17, Markus 1:14-15).
  • Pelayanan Interdependen: Yesus membangun komunitas murid-murid yang saling mendukung dan bekerja sama dalam pelayanan.
  • Ia juga mengutus murid-murid-Nya untuk pergi berdua-dua, mengajarkan pentingnya kerja sama dalam misi (Markus 6:7).
  • Cara satu-satunya untuk berbuah adalah belajar melayani seperti Yesus. Tentu sudah dilengkapi dengan perkembangan tubuh, jiwa dan terutama roh.
  • Yoh 13:13  Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. 
  • Yoh 13:14  Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu

Amin

Arsip Catatan Khotbah