Efesus 5:15 – “Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif.”
Dalam ayat ini, rasul Paulus menggunakan kata arif buat orang yang bijaksana dan bebal buat orang yang bodoh. Peringatan sekaligus himbauan ini diberikan kepada jemaat sehubungan dengan semakin dekatnya kedatangan Yesus yang kedua kali, yang merupakan juga hari penghakiman. Untuk mengetahui lebih luas seperti apakah orang bijaksana dan orang bodoh itu, kita dapat mengambil contoh dalam perumpamaan lima gadis bijaksana dan lima gadis yang bodoh dalam Matius 25:1-13. Perumpamaan ini ditujukan bukan kepada orang luar, tetapi kepada kita semua orang yang percaya kepada Yesus, dan ditulis dalam sebuah perumpamaan, yang begitu jelas bahwa, diantara orang percaya ada yang bijaksana dan ada juga yang bodoh (baca selengkapnya). Kita lihat dari ayat per ayatnya dalam pembahasannya ini.
Matius 25:1-2 – “Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. Lima diantaranya bodoh dan lima bijaksana.”
ORANG BODOH
Kata bodoh dalam ayat ini, dalam bahasa Yunani ditulis moros, yang memiliki beberapa pengertian:
1.Orang yang moral dan mentalnya rendah downgrade (Low Quality)
2. Tidak beriman kepada Tuhan secara konsisten.
Hari ini bisa berapi-api percaya kepada Tuhan, besok bisa berubah menjadi meragukan Tuhan, hari berikutnya bisa saja memuji-muji Tuhan, besoknya menuduh Tuhan tidak berpihak dan perhatian kepada dirinya. Orang seperti ini, sangat mudah sekali melepas percayanya kepada Tuhan, karena imannya memang tidak konsisten.
3. Tidak bertuhan.
Tuhan = Tuan yang memerintah. Orang yang percaya kepada Tuhan seharusnya mengabdi kepada-Nya, tunduk pada Tuhan. Tuhan suruh kita ke kiri kita pun ke kiri. Tuhan suruh kita belok kanan, kitapun belok ke kanan. Inilah ciri orang yang percaya kepada Tuhan. Sebaliknya jika Tuhan suruh ke kiri, kita belok kanan. Tuhan suruh berjalan, kita malah berdiam diri di tempat. Tuhan suruh kita mengampuni, kita pilih untuk membalas, maka ini seperti yang disebut oleh Tuhan, “kamu bodoh dan tidak ber-Tuhan.” Setiap orang yang mengaku Kristen tetapi tetap memilih untuk diperintah oleh kemauannya sendiri dan menolak perintah Tuhan, maka ia adalah tipe Kristen yang bodoh, yang bertuhankan hawa nafsunya sendiri.
4. Berkelakuan atau berkarakter jahat.
Realita atau fakta yang terjadi, ada begitu banyak orang Kristen yang mengaku ber-Tuhan-kan Yesus juru selamat, tetapi kelakuannya tetap jahat, kelakuannya sangat tidak mewakili kebenaran yang diajarkan Yesus. Orang-orang seperti ini yang kelakuannya atau karekternya tetap jahat meskipun mengaku percaya Tuhan, masuk katagori bodoh. Cobalah pertimbangkan dan coba renungkan, sampai hari ini, kemanapun kita pergi apakah orang mengenal kita sebagai orang baik atau orang jahat. Yang paling dekat sajalah yaitu di rumah, apakah suami atau isteri dan anak-anak mengenal kita sebagai suami atau ayah, isteri atau ibu yang benar atau orang yang jahat.
5. Tidak Ilahi ( Godly), tidak saleh.
Mengetahui firman, paham apa yang diajarkan tapi tetap dilanggar juga, tahu kebenaran tetapi tidak melakukannya. Orang tipikal ini juga Tuhan katakana ‘bodoh’.
Kesimpulan tentang orang bodoh adalah :
- Orang yang moral dan mentalnya rendah.
- Orang yang tidak beriman secara konsisten.
- Orang yang tidak bertuhan.
- Orang yang berkelakuan atau berkarakter jahat.
Sekarang kita lihat bagaimana mengenai orang yang biijaksana.
ORANG BIJAKSANA
Kata bijaksana dalam bahasa Yunani: fronimos , yang memiliki beberapa pengertian :
1. Orang yang berkarakter hati-hati, berkelakuan hati-hati.
Tidak sembarang bicara, tidak sembarangan bertindak. Ini tipe orang bijaksana. Sering orang bicara dulu, bertindak dulu baru berpikir ulang. Tetapi orang bijaksana sebaliknya, ia akan berpikir seribu kali sebelum ia bicara, ia akan berpikir ulang sebelum melakukan tindakan. Orang yang berkelakuan hati-hati, maka apa yang akan dikatakanpun pasti perkataan yang hati-hati yang sudah dipertimbangkan, kelakuannyapun pasti hati-hati karena sudah dipertimbangkan dahulu. Inilah orang yang bijaksana dalam hidupnya.
2. Kecerdasan hidup.
Dalam ilmu pengetahuan dikenal dengan IQ dan EQ. IQ adalah kecerdasan secara intelektual, sedangkan EQ adalah kecerdasan secara emosi. Ada banyak orang pintar, tetapi bodoh dalam kehidupannya. Orang yang benar-benar memiliki kecerdasan hidup, dalam pengalaman hidupnya ia mampu mengamati prinsip apa yang ia dapatkan, nilai apa yang ia dapatkan dari pengalaman hidupnya itu. Ia akan kelola sebagai suatu pembelajaran, sehingga bukan saja ia memiliki pemahaman tetapi juga ketajaman dalam kehidupannya untuk menjadi dewasa rohaninya. Ia selalu dapat mengambil hal yang positif dalam kebenaran firman Allah dan mengesampingkan hal yang negatif. Di antara semua orang percaya yang menunggu kedatangan Tuhan, sebagian bijaksana sebagian lagi bodoh, kita ada dimana ?
Matius 15:3-4- Dikatakan bahwa, gadis-gadis bijak membawa pelita, gadis-gadis bodoh juga membawa pelita, tidak ada perbedaan disini. Yang membedakannya adalah, yang bijak membawa minyak, yang bodoh tidak membawa minyak. Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa setiap orang percaya adalah terang dunia dan garam dunia. Konsep tentang terang adalah setiap orang percaya, baik bijak atau bodoh pelita sebagai terang itu sudah ada dalam kehidupan mereka, terang sudah menjadi identitas orang percaya. Tetapi yang kemudian menjadi harga mati yang membedakan apakah mereka bodoh atau bijaksana adalah pada konteks minyaknya. Mari kita telusuri apa makna minyak dalam konteks ini.
Kata MINYAK dalam konteks ini, ditulis elaion , yang memiliki beberapa pengertian :
1). Minyak Zaitun murni, yang dipakai sebagai bahan bakar pelita. Kalau minyaknya tidak murni, pelitanya tidak akan menyala.
Ini artinya jika kita bodoh, kita tidak dapat hidup dalam kemurnian, baik dihadapan Tuhan maupun manusia. Tetapi kalau kita adalah orang yang bijak, maka kita akan memilih hidup murni saja tanpa motivasi lain baik dihadapan Tuhan maupun manusia. Orang yang memilih hidup dalam kemurnian, pelitanya menyala (long lasting). Untuk pelita bisa menyala dibutuhkan minyak yang murni dan ini hanya dipilih oleh orang-orang yang bijaksana. Cobalah periksa hidup kita, apakah selama ini kita hidup dalam kemurnian, terlebih lagi dalam pengiringan dan pelayanan kita kepada Tuhan, apakah benar murni ? Atau ada motivasi lain, penuh intrik, mencari keuntungan diri sendiri, mencari hormat bagi diri sendiri? Kalau hal ini ada dalam hidup kita, maka kita betul punya pelita tapi tidak memiliki minyak alias bodoh, karena yang membedakan kita bodoh atau bijak adalah bawa minyak tidak.
2). Minyak Zaitun dengan kualitas terbaik.
Jadi orang bijak itu adalah orang yang teruji memiliki kualitas yang terbaik dalam hidup dan imannya.
3). Minyak Zaitun yang bebas dari kontaminasi atau sendimen.
Minyak yang murni adalah minyak yang bebas dari sendimen atau endapan dan bebas dari kontaminasi. Apa yang membuat minyak kehidupan seseorang dapat terkontaminasi? Itu dapat terjadi mulai dari pikiran yang sia-sia, pikiran yang jahat, pikiran yang tidak ditaklukkan kepada kebenaran. Soal sendimen atau endapan, ini dapat berbicara tentang dosa-dosa masa lampau yang belum tuntas diselesaikan, jika ini tidak segera diselesaikan, itu akan berubah menjadi endapan, yang tinggal tunggu goncangan sedikit saja, endapan akan naik. Ada banyak orang mengklaim bahwa dirinya sudah bertobat. Tapi cobalah cek ulang. Jika endapan dan luka masa lampau belum diselesaikan, siapa dia yang asli akan muncul kembali, senggol sedikit langsung naik endapannya, emosinya meledak, yang muncul kepermukaan adalah kemarahan, kebencian yang mengendap karena tidak diselesaikan.
4). Minyak yang biasa dipakai untuk mengurapi sesuatu, supaya sesuatu yang diurapi itu menjadi kudus.
Empat kualitas minyak yang dibawa gadis-gadis bijaksana inilah yang membuat pelitanya tetap menyala.
Kesimpulan orang yang bijaksana itu adalah :
1. Hidup murni berpegang kepada kebenaran firman Tuhan.
2. Hidupnya teruji dalam kualitas.
3. Hidup bebas dari kontaminasi dan sendimen/endapan.
4. Jalur hidupnya ada di dalam kekudusan.
Matius 15:5- Karena begitu lama menunggu mempelai belum datang-datang juga, akhirnya mereka semua tertidur. Tentang berita kedatangan Tuhan, sudah dari saya sekolah minggu sudah dengar tentang hal ini, bahkan dari para pendahulu kita juga sudah dengar mengenai kedatangan-Nya. Dari ayat mengenai kedatangan Tuhan itu sudah ribuan tahun yang lalu, tetapi sampai saat ini Yesus belum datang juga, hal inilah yang membuat banyak orang percaya jadi lengah sampai tertidur rohaninya.
Matius 25 : 6-8- Dikatakan, waktu tengah malam, waktu semua orang tidur, maka terdengar suara mempelai datang, songsonglah Dia, dan semua gadis terbangun baik yang bijak maupun yang bodoh, tetapi masalah baru mulai di ayat 8. Saat semua bangun, gadis-gadis bodoh menyadari, bahwa pelitanya hampir padam, mereka berkata kepada gadis-gadis yang bijak, “Berikanlah kami sedikit dari minyakmu sebab pelita kami hampir padam. Dalam bahasa Indonesia ditulis dalam dua kata “hampir padam” tetapi dalam bahasa Yunani hanya ditulis dalam satu kata sbenimi, yang artinya adalah pengaruh Ilahi di dalam kami bungkam.
Selama Yesus belum datang kedua kali, Ia terus melepaskan firman-Nya yaitu pengaruh Ilahi-Nya, karena yang Tuhan mau adalah selama firman terus diberitakan, Tuhan berharap bahwa pengaruh Ilahi-Nya dapat membawa kita pindah posisi dengan melepaskan kehidupan yang bodoh kepada kehidupan yang bijak dengan memiliki gaya hidup yang berkualitas. Orang yang tadinya tumpul kehidupannya ketika dengar dan terima firman Tuhan, ia berubah menjadi tajam. Orang yang bodoh ketika mendengar dan menerima pengajaran firman, berubah menjadi bijaksana. Sampai hari ini, firman Allah masih diberitakan untuk mempengaruhi hidup kita orang-orang yang percaya dengan tujuan akhir kita semua berubah menjadi orang yang bijaksana sesuai kehendak Tuhan.
2 Timotius 3:16 – Segala tulisan yang diilhamkan Allah, memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
Semua firman yang tertulis dan diberitakan membawa pengaruh Ilahi. Firman Tuhan membawa pengaruh Ilahi untuk dapat mengubahkan kita dan terus akan diberitakan sampai tiba satu masa, bahwa pengaruh Ilahi itu akan bungkam dan tidak lagi diberitakan. Jika pengaruh Ilahi ini sudah bungkam, maka tidak lagi ada kesempatan untuk kita bisa berubah. Itulah sebabnya mari kita cek ulang posisi kita, apakah kita masih ada dalam golongan orang bodoh atau sudah bijak. Selagi pengaruh Ilahi ini masih terus diberitakan, mari kita pasang target segera kita berpindah dari kebodohan kepada hidup bijak dalam kebenaran. Tetapi jika tiba saatnya pengaruh Ilahi itu bungkam, maka tidak ada lagi kesempatan.
Matius 25 : 9-10. Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalui pintu ditutup. Kalimat “Mereka yang telah siap sedia” artinya :
- Mereka yang telah mempersiapkan segala sesuatu sejak lama.
- Orang yang berani berbuat apa saja, yang penting Tuhan tahu bahwa ia sudah siap.
Mereka inilah yang siap sedia masuk kedalam perjamuan pesta anak domba. Dan setelah yang siap sedia masuk, maka pintupun ditutup.
Matius 25 : 11-12 – Gadis-gadis yang bodoh datang bawa minyak, mau mengejar High Qualty Life, mau berubah menjadi baik dan banyak hal lainnya yang seharusnya dikerjakan sejak dari awal. Mereka kemudian mengetuk pintu minta dibukakan. Yang terjadi dari jawaban yang mereka terima adalah “Tetapi ia menjawab : Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu.” Kata “mengenal” EIDO yang berarti paham betul secara mendalam. Tidak mengenal kamu artinya saya tidak paham dengan cara hidup yang kamu pilih.
Matius 25 : 13 – Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya.
Coba pikirkan jika Tuhan datang besok, posisi kita ada dimana? Jika masih bodoh segera ambil tindakan masih ada waktu 24 jam. Masalahnya banyak orang kemudian menunda waktu, tahu kebenaran firman yang ia terima tapi tidak dikerjakan, karena menganggap Tuhan masih lama dan belum datang.
Kata “berjaga-jaga” artinya waspada tetapi arti lainnya adalah bangun dari tidur, sadar dirilah jangan lama-lama tidur kalau masih bodoh.
Arti lainnya dari berjaga-jaga adalah berpindah dari ketiadaan. Dari bodoh pindahlah menjadi orang bijak, dari tidak murni, pindahlah untuk menjadi murni, dari belum teruji pindahlah menjadi teruji, dari tidak kudus pindahlah menjadi kudus. Jangan tunda waktu lagi. Perhatikanlah bagaimana kamu hidup, janganlah jadi bodoh tetapi jadilah orang yang bijaksana selagi masih ada waktu.