Tahun Baru 2025 dibuka dengan berbagai bencana alam. Di Arab Saudi terjadi banjir bandang, di California kebakaran Hollywood musim dingin, di Tibet terjadi gempa dan berbagai bencana karena cuaca ekstrim. Apapun yang terjadi, setiap kita sudah diberi buku kosong dengan episode baru untuk diisi. Apapun yang terjadi, kita harus tetap mengisinya dengan bersyukur atau bersungut –sungut.
Setiap orang memiliki tanggung jawab atas kehidupan yang diberikan kepadanya oleh Tuhan sang Pemilik kehidupan. Waktu yang dianugerahkan kepada kita bukan hanya sebuah kesempatan kita untuk hidup tapi juga didalamnya ada tanggung jawab kita dalam penggunaannya.
Setiap kisah kehidupan yang terdapat dalam Alkitab, pada akhirnya selalu dimintakan pertanggungjawaban kepada dirinya untuk apa yang sudah diberikan oleh Tuhan. Orang yang merasa hidup ini adalah kesempatan, ia akan ingat bahwa mungkin ini adalah kesempatan yang terakhir untuk berubah menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya dan memiliki nilai untuk kekekalan.
Responsibility adalah :
- kewajiban untuk
- melakukan sesuatu dengan baik,
- mengambil keputusan yang bijak, dan
- Ingat bahwa ada konsekuensi atas sebuah tindakan kita
- dan bersedia menanggung konsekuensi dari tindakan tersebut.
Efe 5:15 Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,
Efe 5:16 dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.
Efe 5:17 Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.
Apa tanggung jawab kita untuk mengisi lembar kosong buku kehidupan kita di tahun ini menurut Efesus 5:15-17?
- Hiduplah dengan Arif dan bijak
- Pergunakan waktu sebijak mungkin
- Untuk memahami apa kehendak Tuhan
1. Hidup dengan arif dan bijaksana
Arif lebih menggambarkan pemahaman batin yang mendalam, sedangkan bijaksana lebih menggambarkan kemampuan bertindak secara tepat.
Keduanya saling melengkapi. Seseorang yang bijaksana biasanya juga perlu memiliki sifat arif untuk memahami hakikat persoalan secara mendalam sebelum mengambil keputusan.
Efesus 5:15: “Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif.”
Hidup bijaksana berarti hidup dengan penuh kehati-hatian, bukan sembrono (orang bebal berkata: ini urusanku; kamu tidak usah ikut campur), tidak asal bicara. Orang arif bertindak dengan pengertian yang benar, berpikir dampak, baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain.
Ayat Pendukung:
- Ulangan 1:2, Hanya 11 hari tiba di perbatasan tanah Kanaan, menjadi 40 tahun
- Ulangan 1:26, Mereka menentang titah Tuhan,
- Ulangan 1:27, mereka menggerutu dan mempersalahkan Tuhan (keadaan)
- Ay. 28 Mereka membuat seluruh bangsa Israel tawar hati.
- Sudah dinasihati, tetap tidak percaya, ay. 32
- Ay. 34, Tuhan mendengar gerutu, Ia murka dan bersumpah
- Musa tidak masuk ke tanah Perjanjian karena marah, ay. 37
- Dampaknya: seluruh Bangsa Israel mengembara di padang gurun selama 40 tahun. Dampak buat Musa, Yosua dan Kaleb
Yos 1:7 Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi.
Mazmur 90:12: “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.“
- Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup bijaksana dalam segala aspek hidup: pekerjaan, keluarga, pelayanan, dan hubungan dengan sesama.
- Sebagai orang percaya, kita harus bertanya: Apakah keputusan yang saya ambil mencerminkan hikmat dari Tuhan?
Orang yang hidup dengan arif akan berusaha menggunakan waktunya dengan bijak.
2. Menggunakan waktu dengan bijak
Efesus 5:16: “Dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.”
Jangan sampai waktu yang ada dipergunakan untuk sesuatu yang sia-sia, tidak memiliki nilai kekal.
- Lukas 12:16-21, Orang yang kaya ini memakai seluruh waktunya untuk menjadikan dirinya bertambah kaya tp tidak kaya di hadapan Tuhan, sia-sia,
- Waktu adalah salah satu pemberian Tuhan yang paling berharga. Hidup di dunia yang penuh dengan kejahatan, kita harus memanfaatkan waktu dengan bijak untuk hal-hal yang berguna, baik secara rohani maupun praktis yang bernilai kekal.
Yesus Kristus
- Yesus adalah contoh utama dalam menggunakan waktu-Nya untuk memuliakan Tuhan dan bekerja untuk kerajaan-Nya.
- Yohanes 17:4, Yesus berkata, “Aku telah memuliakan Engkau di bumi dengan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk dilakukan.”
- Matius 6:33
- Pergunakan waktu Anda untuk hal-hal yang memuliakan Tuhan.
3. Memahami Kehendak Tuhan
Efesus 5:17: “Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.”
Dapat membedakan antara kehendak Tuhan dan kehendak diri sendiri. Biasanya kehendak diri itu mementingkan diri sendiri, mencari kenyamanan diri, pokoknya tidak bersedia kalau diri sendiri yang berkorban.
Dalam Kisah Para Rasul 9:6, Saulus bertanya, “Tuhan, apa yang harus aku perbuat?” Dan Yesus memberi petunjuk jelas tentang apa yang harus dilakukan. Paulus kemudian menghabiskan waktu di Arabia, berdoa, dan merenung, dan melalui pengalaman itu, ia memahami kehendak Tuhan yang memanggilnya untuk menjadi rasul bagi bangsa-bangsa. Memahami kehendak Tuhan memerlukan usaha. Kita tidak dapat mengetahui kehendak Tuhan tanpa membaca firman-Nya, berdoa, dan hidup dalam persekutuan dengan-Nya.
Matius 6:33: “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”
ITes 5:18
Dia Rindu engkau menuliskan sesuatu yang baik
Penutup
Tanggung jawab pribadi dalam hidup orang percaya melibatkan hidup dengan bijaksana, menggunakan waktu dengan baik, dan memahami kehendak Tuhan. Ketiga hal ini adalah dasar untuk menjalani kehidupan yang memuliakan Tuhan di tengah dunia yang penuh dengan tantangan. Mari kita renungkan bersama: apakah kita sudah menjalankan tanggung jawab ini? Jika belum, mintalah Tuhan memberikan hikmat, kekuatan, dan kasih karunia untuk melakukannya.
Doa:
“Tuhan, ajar kami untuk hidup bijaksana, menghargai waktu yang Engkau berikan, dan memahami kehendak-Mu dalam setiap aspek hidup kami. Pimpin kami agar setiap keputusan kami memuliakan nama-Mu. Amin.”