logo test

DARAH YANG TERTUMPAH – oleh Pdm. Selvie E. Luntungan (Ibadah Raya 3 – Minggu, 24 Maret 2024)

Markus 14 : 22 – 25

Pendahuluan
Minggu depan kita akan merayakan hari PASKAH, yaitu peringatan akan kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus. Itulah sebabnya pada sore hari ini saya mengajak untuk merenungkan kembali peristiwa paskah yang telah terjadi lebih dari 2.000 tahun yang lalu. Untuk itu mari kita membuka Markus 14 : 22 – 25

Menjelang perayaan hari paskah orang Yahudi, Tuhan Yesus mengajak murid-muridNya untuk merayakan paskah di suatu tempat. Sebagaimana orang-orang Yahudi merayakan paskah untuk memperingati keluarnya bangsa Israel dari tanah perbudakan. Demikian juga yang dilakukan oleh Tuhan Yesus bersama dengan murid-muridNya. Namun yang membedakannya dengan paskah yang dilakukan saat ini adalah, bahwa di paskah kali ini Tuhan Yesus ingin memberikan makna baru tentang perayaan paskah.

Ayat 22 – 24 berkata:
Dan ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: “Ambillah, inilah tubuh-Ku.”

Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka, dan mereka semuanya minum dari cawan itu. Dan Ia berkata kepada mereka: “Inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang.

Dengan mengambil roti dan anggur lalu membagi-bagikannya kepada murid-muridNya, Yesus ingin menyampaikan pesan baru tentang paskah. Dulu orang-orang Israel harus mengorbankan anak domba dan melaburkan darahnya di ambang dan jenang pintu agar tidak mengalami kematian saat malaikat maut membunuh anak-anak sulung di Mesir. Maka sekarang Yesus memberikan pesan baru tentang paskah bahwa Anak Domba Allah akan dikorbankan untuk untuk menyelamatkan seluruh umat manusia. Tubuh dan darahNya akan dikorbankan, seperti orang Yahudi mengorbankan domba paskah. Pengorbanan itu akan dilaksanakan di atas kayu salib dan akan membawa pembebasan bagi seluruh umat manusia. Melebihi domba paskah yang membebaskan bangsa Israel dari perbudakan fisik di Mesir, darah Anak Domba Allah akan membebaskan manusia dari perbudakan dosa.

DARAH DOMBA ALLAH YANG TERTUMPAH
Menjalang hari penyaliban Tuhan Yesus, darah Anak Domba Allah mulai ditumpahkan. Darah itu pertama-tama ditumpahkan di taman Getsemani.

Lukas 22:44  berkata:
Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.

Darah Anak Domba Allah menetes dari pori-pori tubuhnya, karena pada malam itu Yesus harus mengambil keputusan menerima cawan penderitaan atau menghindari cawan penderitaan. Menerima hukuman murka Allah akibat dosa manusia atau lari dari hukuman dosa. Beban berat DIA rasakan hingga keringatNya berubah menjadi titik-titik darah.

Kemudian darah itu tertumpah melalui sekujur tubuhNya. Setelah malam itu IA ditangkap di taman Getsemani, Yesus kemudian dihadapkan ke meja pengadilan, baik pengadilan agama maupun pengadilan negara. Sementara IA diadili para serdadu mulai menyiksaNya dengan hinaan, pukulan, hingga cambukan yang merobek tubuhNya yang mengakibatkan sekujur tubuhNya mengalirkan darah.

Ini bukan akhir dari penderitaanNYA, setelah orang-orang puas menyiksa diriNya, mereka kemudian memaksa Yesus mengenakan mahkota duri yang merobek kulit kepalaNya dan membawaNya ke bukit Golgota untuk disalibkan. Di sana, di atas bukti Golgota, tanganNYA dipaku, kakiNya dipaku dan lambungNya ditombak. Dari tangan, kaki dan lambung mengalir darah suci, darah Domba Allah yang dikorbankan.

Mengapa Anak Domba Allah harus menumpahkan darahNya? Untuk apa darah yang suci harus mengalir di Kalvari?
Berikut ini beberapa alasan mengapa darah Anak Domba Allah harus ditumpahkan.
1. DarahNya ditumpahkan untuk melakukan penebusan.
Efesus 1:7-8 
Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian.

Kata “PENEBUSAN” dalam ayat ini memiliki arti: mendapatkan pembebasan melalui pembayaran dengan sebuah harga tebusan. Bahasa gampangnya adalah dibeli kembali. Gambarannya seperti PEGADAIAN. Barang-barang yang kita gadaikan di pegadaian, dapat kita miliki kembali setelah kita membayar uang tebusan.

Misalnya: Kita gadaikan BPKB (Buku Pemilik Kendaraan Bermotor) motor di pegadaian dengan harga Rp. 10.000.000,-. Uang Rp. 10.000.000,- kita terima, BPKB kita ditahan oleh Pegadian. BPKB dapat kita miliki kembali apabila kita telah membayar uang tebusan sebesar Rp. 10.000.000,- dan bunganya. Itulah arti penebusan.

Dalam perjanjian lama, ada beberapa gambaran tentang penebusan, misalnya:

  • Penebusan untuk sebidang tanah – Imamat 25:25

Penebusan untuk sebidang tanah yang telah dijual oleh seorang anggota keluarga karena mengalami kemiskinan atau memiliki hutang. Maka untuk mendapatkan kembali tanah yang telah terjual itu, saudaranya yang terdekat dapat menebusnya dengan cara membayar uang harga tebusan.

  • Penebusan untuk seorang budak – Imamat 25: 47-48

Penebusan untuk seorang budak. Orang-orang yang telah terjual menjadi budak dapat dibebaskan oleh anggota keluarganya dengan cara membayar uang tebusan kepada sang tuan agar budak tersebut dibebaskan.

Demikianlah yang dilakukan oleh Tuhan Yesus Kristus, darahNya ditumpahkan di kayu salib Golgota untuk menebus manusia yang telah terjual dalam dosa agar menjadi anak-anakNya. Harga penebusan telah lunas dibayar melalui kematianNya di atas kayu salib.

1Petrus 1:18,19 

Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.

2. DarahNya ditumpahkan untuk memberikan pengampunan.
Matius 26:28 
Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa

Jadi darah Anak Domba Allah ditumpahkan untuk memberikan pengampunan dosa bagi umat manusia. Mengapa agar terjadi pengampunan, Tuhan Yesus harus menumpahkan darahNya? Sebab firman Allah berkata bahwa upah dosa adalah maut (Roma 6:23). Kematian harus dibayar dengan kematian. Tanpa ada penumpahan darah tidak mungkin ada pengampunan.

Ibrani 9:22 
Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan.

Sebab itu marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yesus yang telah rela menumpahkan darahNya bagi pengampunan dosa kita. Kita selayaknya dihukum karena dosa yang telah kita lakukan, sudah sepatutnya kita dibinasakan karena pelanggaran yang kita perbuat. Tetapi oleh karena kasihNya kita menerima pengampunan dosa melalui penumpahan darahNya. Amin?!

3. DarahNya ditumpahkan untuk membuka jalan keselamatan.
Ibrani 10:19 – 21 
Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri, dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah.

Dalam peraturan keimamatan perjanjian lama, hanya seorang imam besar, sekali setahun yang boleh masuk ke ruang maha kudus. Dengan membawa darah anak domba ia akan masuk mempersembahkan korban bagi Tuhan untuk pengampuan dosa dirinya dan dosa umat Israel. Umat Allah tidak boleh masuk ke ruang maha kudus.

Tetapi syukur kepada Allah, melalui kematian Tuhan Yesus Kristus, Ia telah membuka jalan baru menuju ruang maha kudus. DarahNya tertumpah agar terbuka jalan menuju tahta Allah.  Sekarang tidak hanya imam besar yang boleh masuk ke ruang maha kudus, tetapi setiap orang percaya memiliki akses langsung kepada Allah karena darah Anak Domba Allah yang telah tertumpah.

Jalan keselamatan telah terbuka, jalan itu disediakan bagi Saudara dan saya. DarahNya telah ditumpahkan untuk membuka jalan keselamatan. Sorga telah tersedia bagi saudara dan saya, orang-orang yang percaya kepadaNya.

Kesimpulan
Darah Anak Domba Allah telah tertumpah untuk membuka jalan baru menuju tahta Allah. DarahNya dicurahkan untuk membayar harga tebusan dan memberikan pengampunan agar setiap orang yang percaya kepadaNYA tidak mengalami kebinasaan melainkan memperoleh keselamatan. Tuhan memberkati. SEL!

Arsip Catatan Khotbah