KASIH KARUNIA – oleh Pdm. Patrick B. Lazarus (Ibadah Raya 2  – Minggu, 24 Maret 2024)

(EFESUS 2:8-10)
PENDAHULUAN
Istilah “Kasih Karunia” sangat sering kita dengar baik dalam khotbah, bahkan tidak jarang juga kita ucapkan sebagai orang kristen. Arti kasih karunia adalah suatu pemberian yang tidak layak diterima namun dianugerahkan secara cuma-cuma kepada manusia oleh Allah. Dalam khotbah hari ini kita akan memahami lebih jauh tentang kasih karunia.

KASIH KARUNIA
1. KASIH KARUNIA MENGHASILKAN KESELAMATAN
Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.’ (Efesus 2:8-9)

Jika kita berbicara tentang kasih karunia maka ini berhubungan dengan keselamatan. Kasih karunialah yang membedakan konsep keselamatan kita dengan ajaran agama lain. Dalam kekristenan, keselamatan bukanlah hasil usaha kita, bukan kebaikan kita atau amal ibadah melainkan hasil kasih karunia Allah melalui pengorbanan Yesus.

AJARAN YANG SALAH TENTANG KASIH KARUNIA : UNIVERSALISME
Pandangan tentang kasih karunia dapat disalah mengerti, sehingga muncul pandangan-pandangan yang keliru tentang kasih karunia. Salah satunya universalisme.

  • Universalisme merupakan pandangan/kepercayaan bahwa setiap manusia akan diselamatkan. Neraka dan penghukuman kekal tidak sesuai dengan karakter Allah yang penuh kasih.
  • Universalisme juga percaya bahwa semua agama di dunia ini sama, hanya berbeda cara tetapi memiliki tujuan yang sama. Setiap agama memiliki jalan keselamatan yang akan membawa setiap penganutnya ke surga.
  • Moral Universal. Menurut Universalisme banyak terdapat manusia yang memiliki moral dan mental yang merefleksikan imannya kepada Yesus Kristus. Meskipun hal itu tidak dinyatakan secara terang-terangan. Meskipun tidak menerima Kristus seyogianya orang tersebut diselamatkan.

Hal ini bertentangan dengan ajaran Firman Tuhan, sebab orang diselamatkan karena kasih karunia melalui iman kepada Yesus.

Kasih karunia Allah yang menyelamatkan ini terwujud lewat karya penebusan Kristus dan untuk menerimanya perlu adanya respon berupa iman kepada-Nya, sehingga orang yang beroleh kasih karunia dan selamatkan hanyalah orang yang percaya kepada Yesus (Yohanes 3:16).

Kisah Para Rasul 4:12 menyatakan, “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.”

Yohanes 14:6 Yesus berkata, “Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”

Yesus Kristus adalah pintu eksklusif untuk mengalami kasih karunia Allah yaitu keselamatan.

Dalam hidup bermasyarakat kita harus memiliki toleransi, tetapi bicara tentang keselamatan itu eksklusif. Jangan lepaskan iman kita demi apapun atau siapapun.

2. KASIH KARUNIA MENGHASILKAN PERBUATAN BAIK
Ini bukan berbicara tentang melakukan perbuatan baik agar selamat, sebaliknya Kasih karunia Tuhan yang diterima tidak hanya menyelamatkan kita tetapi juga mengubah kita dan memberi kita kemampuan untuk melakukan perbuatan yang baik.

Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya. Efesus 2:10

Orang-orang yang telah diselamatkan terlihat dari cara hidupnya yang baik. Kata baik dalam ayat ini adalah “agatos” yaitu baik secara kualitas,baik sifatnya, baik saat dilihat maupun tidak dilihat.

Paulus ingin menekankan hidup orang yang telah menerima kasih karunia bukan semata terlihat baik dari luar, tetapi benar-benar teruji memiliki kualitas yang baik.

Kasih karunia tidak melepaskan kita dari kewajiban hidup dalam kebenaran. Berbeda dengan pandangan sesat yang melihat kasih karunia sebagai akses untuk bebas berbuat dosa.

AJARAN YANG SALAH TENTANG KASIH KARUNIA : ANTINOMIANISME
Selain universalisme, pandangan yang keliru tentang kasih karunia adalah Antinomianisme (anti nomos = hukum) yang intinya menyatakan: Kita diselamatkan oleh anugerah semata, maka kita tidak perlu melakukan hukum Tuhan. Jadi walaupun kita melakukan dosa, kita tidak akan kehilangan keselamatan.

Ajaran ini jelas adalah ajaran yang sesat sebab tanda dari orang yang menerima anugerah/kasih karunia Tuhan adalah perubahan hidup menjadi sesuai kehendak Tuhan.

Memang benar oleh kasih karunia kita dibebaskan dari dosa tetapi dibebaskan dari dosa tidak sama dengan bebas berbuat dosa!

Kata kasih karunia yang digunakan Paulus tidak hanya mengacu pada karakter Tuhan, tetapi kata kasih karunia juga mengacu pada kuasa atau pengaruh yang memberikan hasil yang nyata dalam kehidupan manusia, seperti kemampuan untuk melakukan perbuatan baik.

1 Korintus 15:10 (TB)  Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.

Perbuatan baik kita adalah respon yang benar terhadap kasih karunia TUHAN. Pada abad pertama ada Ikonografi yang menjelaskan perilaku sosial berkaitan dengan hal ini yaitu patung The Three Graces (Tiga Dewi Kasih Karunia) – Ketiga Dewi Ini memiliki peran atau tugas masing-masing, yang pertama sebagai sang pemberi/dermawan, yang kedua gift/ pemberian dan yang ketiga Gratitude/ucapan syukur ketiganya disebut “Kasih Karunia” artinya bicara kasih karunia tidak hanya tentang apa yang kita terima tetapi bagaimana respon atau tanggung jawab kita yang menerima kasih karunia tersebut. Penjelasan lengkap tentang ini dapat saudara lihat dalam presentasi DR. Decky Nggadas di kanal Youtube Verbum Veritatis (Grace In The Social Context Of The Greco Roman World, https://youtu.be/dsQyXWYxKA8?si=aXjSOIVv2GrlKyCl).

Jadi baik pemberi, pemberian maupun tanggung jawab penerima merupakan satu kesatuan dalam kasih karunia.

Aplikasinya bagi kita adalah jika segala yang kita miliki sekarang adalah kasih karunia Tuhan (Pekerjaan, kekayaan, kesehatan, pernikahan) maka seharusnya kita akan bertanggung jawab dengan memberikan respon yang benar terhadap kasih karunia Tuhan. Kita menghargai pernikahan, menggunakan kekayaan kita dengan baik, bahkan dengan tubuh yang sehat kita mau melayani Tuhan.

Kasih karunia adalah anugerah Allah yang memampukan kita untuk tidak berbuat dosa. Kasih karunia adalah kekuatan, bukan sekadar pengampunan. – John Piper

3. KASIH KARUNIA ADALAH KEKUATAN DALAM KELEMAHAN
2 Korintus 12:9 Yesus berkata kepada Paulus, “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, karena dalam kelemahan kuasa-Ku menjadi sempurna.”

Dalam terjemahan FAYH dikatakan “Tetapi kasih-Ku adalah semua yang kauperlukan..”

Terkadang kita ada dalam situasi dimana “ada duri didalam daging kita” seperti yang dialami oleh Paulus. Ada keadaan yang secara manusia tidak mengenakan, ini bisa penderitaan, sakit, kehilangan, seakan-akan kita tidak mampu untuk melewatin, tapi disaat seperti itulah kasih karunia Tuhan menjadi kekuatan yang menopang kita, memberi kita penghiburan dan pemulihan.

Kasih karunia TUHAN lebih dari cukup untuk mengangkat kita kembali saat kita berada di titik terendah kehidupan kita.

Kesimpulan
Jika untuk hidup yang kekal kita bergantung pada kasih karunia TUHAN, maka kehidupan kita saat ini pun adalah kasih karunia-Nya. Dalam kasih karunia-Nya kita tidak hanya diselamatkan tetapi juga mendapatkan pertolongan dan kekuatan untuk menjalani kehidupan.

Arsip Catatan Khotbah