Yehezkiel 14:12,13
“Kemudian datanglah firman Tuhan kepadaku: “Hai anak manusia, kalau sesuatu negeri berdosa kepadaKu dengan berobah setia dan Aku mengacungkan tangan-Ku melawannya dengan memusnahkan persediaan makanannya dan mendatangkan kelaparan atasnya dan melenyapkan dari negeri itu manusia dan binatang,
Yehezkiel 14:14
biarpun di tengah-tengahnya berada ketiga orang ini, yaitu Nuh, Daniel dan Ayub, mereka akan menyelamatkan hanya nyawanya sendiri karena kebenaran mereka, demikianlah firman Tuhan Allah.”
PENDAHULUAN
Kalau saja manusia pertama (Adam dan Hawa) tidak jatuh dalam dosa, maka sebagai keturunan Adam dan Hawa, kita tidak akan pernah mengalami apa yang namanya krisis, penderitaan, kesusahan, air mata bahkan kematian pun tidak dapat dan akan menyentuh kita. Sekarang selama kita hidup di dunia ini, kita pernah dengar, kita lihat bahkan kita mengalami yang namanya kesulitan atau penderitaan. Kita tahu, bahwa semua itu karena kita semua sudah jatuh dalam dosa.
1 Yohanes 1:10 “Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.”
Lebih jauh dari itu ada akibat dari dosa.
AKIBAT DOSA
Bila kita baca ayat pokok kita di Yehezkiel 14:12-14, bahwa ada tiga hukuman yang Tuhan akan jatuhkan bagi orang yang berdosa antara lain:
1.Allah akan mengacungkan tangan-Nya untuk melawan manusia.
2.Allah akan memusnahkan persediaan makanan manusia dengan cara: tanah menjadi mandul, ladang-ladang dihabisi dengan bencana.
3.Allah akan habisi manusia dan hewan dengan kelaparan, sampar dan perang.
Tidak ada satupun cara yang bisa dilakukan manusia untuk meluputkan diri dari hukuman yaitu maut akibat dosa itu.
Dan, kalau di saat itu, Nuh, Daniel dan Ayub masih hidup di zaman kita, maka iman Nuh, iman Daniel dan iman Ayub yang dahsyat dan luar biasa itu, hanya bisa untuk menyelamatkan diri mereka, dan tidak seorangpun yang bisa menolong dan menyelamatkan kita. Mengapa? Sebab, kalau saya umpamakan iman nabi Nuh, iman Daniel dan iman Ayub, kita bisa kategorikan kualitas iman ketiganya adalah kualitas iman “Level Raja” dan iman mereka itu, hanya bisa untuk menolong diri mereka sendiri dan tidak bisa menolong orang lain, tapi individu. Artinya untuk jadi kuat, menang, selamat dan menjadi Gereja Sempurna, kita tidak bisa mendompleng iman kita kepada orang lain. Sebab itu mari kita pelajari iman dari ketiga tokoh tersebut di atas, antara lain:
IMAN NUH
Ibrani 11:7 “Karena iman, maka Nuh dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan dengan taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya; dan karena iman itu ia (Nuh) menghukum dunia dan ia ditentukan untuk menerima kebenaran, sesuai dengan imannya.”
Perhatikan kalimat:
Karena iman itu, ia (Nuh) “menghukum dunia …”
Sekarang hampir semua negara di dunia sistem pemerintahannya menganut sistem trias politica, yaitu yang berhak menghukum orang bersalah adalah hakim dari Lembaga Yudikatif. Tetapi berbeda dengan zaman dulu, rajalah atau presiden yang berhak untuk menjatuhkan hukuman, termasuk hukuman mati.
Apa Maksudnya?
Kalau dalam Ibrani 11:7 dikatakan: “Karena iman itu, ia (Nuh) menghukum dunia.” Hal ini memberi pengertian kepada kita bahwa jemaat yang berkemenangan di akhir zaman adalah “Iman Level Raja,” yaitu iman karena ketaatannya kepada Yesus, yaitu akan firman Tuhan.
IMAN DANIEL
Daniel 10:10-13 “Tetapi ada suatu tangan menyentuh aku dan membuat aku bangun sambil bertumpu pada lutut dan tanganku. Katanya kepadaku: “Daniel, engkau orang yang dikasihi, camkanlah firman yang kukatakan kepadamu, dan berdirilah pada kakimu, sebab sekarang aku diutus kepadamu.”Ketika hal ini dikatakannya kepadaku, berdirilah aku dengan gemetar. Lalu katanya kepadaku: “Janganlah takut, Daniel, sebab telah didengarkan perkataanmu sejak hari pertama engkau berniat untuk mendapat pengertian dan untuk merendahkan dirimu di hadapan Allahmu, dan aku datang oleh karena perkataanmu itu.”
Daniel sedang berdoa dan berpuasa selama tiga minggu untuk minta jawaban dari Tuhan. Dan Tuhan menjawab doa/permintaan Daniel. Mengapa doa Daniel direspons atau dijawab oleh Tuhan? Karena iman Daniel adalah iman tingkat atau iman level Raja.
CONTOH 2 Raja 1:9,10,12
Raja Ahazia mengirim utusan untuk pergi ke Baal Zebul di Ekron, untuk bertanya apakah raja Ahazia akan sembuh atau tidak. Firman Allah datang kepada Elia agar Elia menegur utusan itu dan berkata: Apakah di Israel tidak ada Allah, sehingga harus bertanya kepada Baal Zebul? Lalu Elia menyampaikan pesan untuk diteruskan kepada raja Ahazia, bahwa Ahazia tidak akan sembuh, tetapi akan mati.
Demi didengar raja apa yang dikatakan Elia, raja marah dan mengutus seorang perwira dengan lima puluh anak buahnya untuk menangkap Elia. Ketika utusan itu bertemu Elia, Elia berdoa kepada Tuhan: “Kalau benar aku adalah abdi Allah, biarlah turun api dari langit memakan engkau habis dengan kelima puluh anak buahmu.” Maka turunlah api dari langit memakan dia habis dengan kelima puluh anak buahnya.”
Karena Elia memiliki tingkat iman, tingkat rohani atau kekeristenan raja, maka hal ini dialami oleh Elia sampai berulang-ulang kali.
IMAN NUH
Dalam kitab Ayub 1:8-11 suatu saat Iblis datang menghadap hadirat Allah dan Allah bertanya kepada Iblis: “Dari mana engkau Iblis…? Iblis menjawab: “Dari perjalanan menjelajah bumi.” Lalu Allah bertanya di ayat 8 “Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorang pun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.”
Lalu jawab Iblis kepada Tuhan:
Ayat 9,10 “Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah? Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Kau berkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu.”
Pengikut Yesus yang iman atau kerohaniannya tingkat raja, seperti Ayub, orang Kristen seperti itu tidak dapat disentuh Iblis. Untuk itu, mari kita perhatikan tuntutan Iblis kepada Allah tentang Ayub:
Ayat 11 “Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia (Ayub) pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu.”
Artinya: kalau tangan berkat dan perlindungan Allah ditarik dari Ayub dan milik Ayub, Ayub pasti menyangkal dan tinggalkan Tuhan. Apakah kualitas iman dan rohani Ayub hanya sebatas itu? Ketika Allah menarik tangan-Nya dari Ayub untuk menguji kualitas iman dan kerohanian, bahkan seperti apapun ujian yang Ayub alami, Ayub tetap bertahan dan keluar sebagai pemenang, seperti Ayub 23:10 katakan: “Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.”