KASIH DAN KESETIAAN – Oleh Pdt. J.S. Minandar  (Ibadah Raya 1,3 – Minggu, 10 November 2024)

Amsal 3:3,4
“Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hati-mu, maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia.”

PENDAHULUAN
Kasih dan kesetiaan adalah sifat atau karakteristik yang sangat mulia dan sangat berharga di mata Tuhan dan manusia. Sebab itu dalam semua aspek hidup manusia kasih dan kesetiaan adalah hal yang sangat dibutuhkan dan diharapkan  oleh setiap orang.

BARANG LANGKA
Tetapi, sangat disayangkan, kasih dan kesetiaan yang sangat dibutuhkan manusia dalam segala aspek hidup manusia itu, justru yang sangat sulit untuk ditemukan bahkan sudah jadi seperti barang langka untuk kita dapatkan di dunia ini.

Amsal 20:6
“Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?”

Firman Allah berkata, banyak orang yang menyebut dirinya baik hati, berprestasi, jago, hebat, pemurah dan 1001 gelar lainnya yang ia sandang. Tetapi apa artinya semua gelar, status dan jabatan, milik atau kita sandang dalam diri kita, tetapi apa artinya semua itu kalau kasih dan kesetiaan tidak ada pada diri kita?

KITA DIPERINGATKAN
Karena pentingnya kasih dan kesetiaan itu tetap ada dalam diri kita, maka Amsal 3:3,4 mengingatkan kita agar kasih dan kesetiaan jangan sampai hilang dari diri kita, sebaliknya kasih dan setia harus kita pakai seperti kalung yang tergantung di leher kita dan ditulis pada loh hati kita untuk selama-lamanya.

KEGAGALAN ADAM DAN HAWA
Dalam Kejadian 1:28 Allah jadikan manusia pertama yaitu Adam dan Hawa yang tingkatan kemuliaanya begitu luar biasa, yaitu: sedikit lebih rendah dibandingkan dengan Allah, Mazmur 8:4,5. Dan tujuan Allah menciptakan Adam dan Hawa ialah untuk beranak cucu memenuhi bumi yang sekualitas dengan Adam dan Hawa, seperti yang ditulis dalam Maleakhi 2:15. Dan manusia menjadi penguasa atas semua yang Allah ciptakan di muka bumi ini.

Tetapi, semua yang baik dan mulia yang Allah rancangkan atas manusia itu, ternyata gagal atau tidak jadi kenyataan di dalam diri manusia. Hal ini bukan karena Allah tak bisa melakukannya, tapi karena kesetiaan dan kasih Allah itu telah hilang dan tidak  terekspresi lagi di dalam diri Adam dan Hawa termasuk dalam diri kita.

APAKAH RENCANA ALLAH GAGAL?
Kalau begitu, apakah rencana Allah gagal? Allah bukanlah Allah, bila apa yang Allah rencanakan itu alami kegagalan.

Ayub 42:2 “Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal.”

Allah mengutus Yesus, Anak-Nya yang dikasihi untuk menggenapi rencana Allah yang gagal dilakukan Adam dan Hawa. Dan dari sekian banyak gelar yang Yesus sandang, salah satunya adalah:
ADAM YANG AKHIR
1 Korintus 15:45 Seperti ada tertulis: “Manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup, tetapi Adam yang akhir (Yesus) menjadi Roh Yang Menghidupkan.” 

Mengapa Yesus disebut “Adam Yang Akhir?” Sebab oleh kematian Yesus di atas kayu salib, dosa yang telah diwariskan Adam yang pertama telah diakhiri oleh Yesus di atas kayu salib. Kalau Adam dan Hawa (isterinya) gagal melakukan rencana Allah. Maka ‘Adam yang akhirlah’ yaitu Yesus dengan Mempelai-Nya yaitu ‘Gereja Yang Sempurna’ yang akan menggenapi rencana Allah yang mulia itu. Itu sebabnya gelar kedua yang disandang oleh Yesus adalah:
YANG SETIA
2 Timotius 2:13 “Jika kita tidak setia, Dia (Yesus) tetap setia, karena Dia (Yesus) tidak dapat menyangkal diri-Nya.”

MENCARI JEMAAT YANG SETIA
Sebab itu, untuk menggenapi rencana   Allah yang gagal dilakukan oleh Adam dan isterinya yaitu Hawa karena tidak setia itu, maka di akhir zaman, Yesus (Adam Yang Akhir) akan bersatu dengan ‘Gereja Yang Sempurna Dan Yang Setia’.  Tetapi kalau kita mempelajari firman Allah, rasul-rasul baik Petrus, Yohanes dan juga Paulus, banyak menasihati jemaat untuk setia, karena pada kenyataannya masalah kasih dan kesetiaan itu menjadi hal yang sangat sulit ditemukan dalam jemaat.

Kesetiaan yang dimaksud disini, bukan hanya setia beribadah, tetapi kesetiaan mengekspresikan karakter yang dimiliki oleh Yesus yang juga harus dimiliki oleh kita – Pengikut Yesus, 2 Timotius 2:13.
Tetapi, pada kenyataannya salah satu contoh yang kita bisa angkat dan lihat adalah Jemaat Efesus.

JEMAAT DI EFESUS
Wahyu 2:4
“Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.”

Wahyu 2:5
“Sebab itu ingatlah betapa dalamnya  engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau  engkau tidak bertobat.”

Jemaat Efesus adalah jemaat yang telah lahir baru, penuh Roh Kudus, kasih dan kesetiaan yang melimpah di hati mereka dalam mengiring dan melayani Tuhan. Tetapi jangan lupa pelayanan jemaat di Efesus juga pernah mengalami kemerosotan, karena mereka telah kehilangan kasih dan kesetiaan dalam mereka melayani Tuhan. Dengan lain kata jemaat Efesus pernah kehilangan kesetiaan dan kasih Agape dalam pelayanan mereka kepada Tuhan Yesus Kristus. Seperti seorang isteri yang terlihat giat melayani suaminya, tetapi yang paling utama yaitu kasih, sudah tak ada lagi dalam dirinya.

JEMAAT KORINTUS
2 Korintus 11:2
“Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.”

2 Korintus 11:3
“Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.

Di ayat ini, Rasul Paulus menggambarkan dirinya seperti bapa bagi jemaat Korintus, yang telah membina, memelihara, mendidik dan membesarkan sampai anak gadisnya dewasa. Tetapi kenyataannya menjelang hari pertunangan, ternyata anak gadisnya itu kehilangan kasih dan sifat kesetiaan, dan tidak mau dipertunangkan dengan anak laki-laki pilihan bapanya itu, sebab anak gadisnya itu lebih tertarik kepada laki-laki lain.

DOSA DI AKHIR ZAMAN
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, bahwa salah satu tanda (alarm, signal), sebagai peringatan bahwa kedatangan  Yesus kedua kali sudah sangat dekat  adalah “kedurhakaan.”

Matius 24:12
“Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.”

Dan wujud efek atau dampak dari kedurhakaan ialah “kasih” dan “ketidaksetiaan”. Orang menjadi tidak setia dengan kodrat yang diberikan Tuhan kepadanya, hingga muncul yang namanya LGBT, Roma 1:26,27.

Kalau saja tidak demikian suami tidak setia berpegang pada janji (covenant) pernikahan, begitu juga sebaliknya.

  • Anak-anak muda, (pria maupun wanita) tidak setia menjaga statusnya sebagai bujang.
  • Masih banyak lagi nilai-nilai kesetiaan yang tidak boleh hilang dalam diri kita.
  • Karena, Yesus sedang mencari Gereja, yaitu jemaat yang memiliki dan sungguh-sungguh mampu memelihara kasih dan kesetiaan dalam hidupnya menjelang kedatangan Yesus kedua kali.

PERUMPAMAAN DIRHAM YANG HILANG
Untuk mengakhiri bahasan ini, kita harus mengerti makna perumpamaan yang Yesus berikan kepada kita yang terdapat dalam:

Lukas 15:8
“Atau perempuan manakah yang  mempunyai sepuluh dirham, dan jika ia kehilangan satu di antaranya, tidak menyalakan pelita dan menyapu rumah serta mencarinya dengan cermat sampai ia menemukannya?”

Lukas 15:9
“Dan kalau ia telah menemukannya, ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dirhamku yang hilang itu telah kutemukan. Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu  orang berdosa yang bertobat.”

Mengapa Perempuan Takut dan Gelisah?
Ketika perempuan itu menyadari 1 dari 10 dirham di kalungnya itu hilang, wanita ini begitu gelisah dan takut. Mengapa? Karena mata dirham, bagi seorang calon mempelai, bukan hanya nilainya yang berharga, tetapi mata dirham itu menentukan masa depannya. Kalau mata dirham itu hilang dan tidak ada lagi di kalungnya, calon mempelai wanita dianggap tidak setia dan dianggap sebagai pelaku kejahatan atau kekejian.

Matius 7:21-23
(21) ”Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! Akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia   yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
(22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi Nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi Nama-Mu juga?
(23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku kamu sekalian pembuat kejahatan!”

KASIH DAN KESETIAAN PENTING
Inilah yang ditakuti Paulus sebagai gembala jemaat di Korintus.

2 Kor 11:2,3 “Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus. Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dngan kelicikannya.

Firman Allah menggambarkan hubungan  Yesus dengan kita seperti calon mempelai laki-laki yang bertunangan dengan calon mempelai perempuan.

  • Tetapi, kalau kita tidak bisa menjaga dan memelihara kasih dan kesetiaan tidak menutup kemungkinan kita akan menjadi jemaat yang terusir dan disebut sebagai orang yang tidak dikenal oleh Yesus.
  • Sebab itu tidak ada pilihan lain bagi kita, dalam segala hal kita harus tetap memelihara KASIH dan KESETIAAN kita, termasuk dalam pengiringan, pelayanan dan ikatan pernikahan kita. Amin
Arsip Catatan Khotbah