Pendahuluan
Baru saja kita merayakan hari kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 2024. Tentunya kita bersyukur kepada Tuhan sebab telah 79 tahun kita dapat menikmati kemerdekaan Indonesia. Di berbagai daerah kita menyaksikan hut kemerdekaan RI dirayakan dengan meriah, bendera merah putih berkibar dengan gagah dan umbul-umbulpun dipasang dengan megah di depan setiap rumah. Sungguh suatu pemandangan yang sangat indah. Itulah gambaran tentang kemerdekaan.
Seiring kita memperingati hari kemerdekaan Indonesia dan sesuai dengan tema bulan ini tentang persembahan, maka firman Tuhan sore hari ini saya berikan judul: “MERDEKA MEMBERI.”
Mari kita baca Lukas 7:36-38
36 Seorang Farisi mengundang Yesus untuk datang makan di rumahnya. Yesus datang ke rumah orang Farisi itu, lalu duduk makan.
37 Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa. Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi.
38 Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu.
Dikisahkan ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa. Jadi rupanya perbuatan dosa yang dilakukan perempuan ini sangat mencolok, terlihat jelas oleh masyarakat, sampai-sampai ia dikenal sebagai perempuan berdosa. Namun yang membuat ia luar biasa adalah tindakan yang dilakukan kepada Yesus.
Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, ia datang membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi. Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu.
Inilah yang dilakukan wanita ini yaitu memberikan persembahkan yang terbaik kepada Tuhan. Ia tidak segan-segan membasahi kaki Yesus itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki Yesus dan meminyakinya dengan minyak wangi itu.
Minyak wangi ini adalah minyak Narwastu yang mahal harganya, sebab pada umumnya para wanita Israel akan menyimpan minyak narwastu dalam buli-buli mereka sedikit demi sedikit sebagai persiapan di hari pernikahan nanti. Pada hari pernikahan nanti sang mempelai akan meminyaki dirinya dengan minyak narwastu sehingga semerbak keharuman minyak narwastu akan memenuhi seluruh ruangan pesta.
Inilah sebuah contoh “HATI YANG MERDEKA MEMBERI”. Ia memberikan persembahan yang terbaik dari yang ia miliki. Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita juga memiliki hati yang merdeka untuk memberi? Apakah kita sudah memberikan yang terbaik kepada Tuhan? Mari sore hari ini kita belajar, bagaimana memiliki hati yang merdeka memberi.
Salah satu alasan wanita yang berdosa ini dapat memberi dengan merdeka adalah: “Ia memberi karena TUHAN lebih dahulu memberi kepadanya.”
Ayat 47 – Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih.”
Lukas 7:47 BIMK:
Sungguh: kasihnya yang besar itu menunjukkan bahwa dosanya yang banyak sudah diampuni! Kalau orang diampuni sedikit, ia akan mengasihi sedikit juga.”
Inilah dasar hati yang merdeka memberi, yaitu tidak mengukur persembahan dari apa yang ia bisa ia berikan tetapi mengukur dari apa yang Tuhan telah berikan. Jangan hitung berapa yang kita beri, hitunglah berapa yang Tuhan telah beri. Jangan lihat besarnya persembahanmu, lihatlah besarnya kasih Tuhan kepadamu. Kadang-kadang kita berat untuk memberi karena kita selalu menghitung dari jumlah uang yang kita berikan, bukan dari jumlah berkat yang Tuhan berikan.
Wanita yang terkenal berdosa ini mengukur persembahannya bukan dari apa yang ia bisa berikan kepada Tuhan, tetapi dari apa yang telah Tuhan berikan kepadanya. Dosanya yang besar telah diampuni, maka ia memberikan yang terbaik dari semua yang ia miliki.
MILIKI HATI YANG MERDEKA MEMBERI
Jika kita memiliki hati yang merdeka untuk memberi, maka memberi persembahan bukan lagi menjadi beban, memberi persembahan adalah hal yang menyenangkan.
JENIS-JENIS PERSEMBAHAN DI GPdI MAHANAIM TEGAL
- Persembahanku
- Komitmenku
- Diakonia Sosial
- Persembahan Misi
- Persembahan Rumah Pelayanan
- Persembahan Khusus
Persembahan-persembahan ini disebut : Persembahan sukarela - Persembahan Persepuluhan : Milik Tuhan
Tentang Persembahan Persepuluhan
Secara sederhana persembahan persepuluhan adalah persembahan yang diberikan berdasarkan perhitungan “sepersepuluh dari seluruh penghasilan.” Penghasilan yang dimaksud adalah gaji bagi yang bekerja, keuntungan bagi mereka menjalankan bisnis, atau pemasukan dari sumber-sumber lain.
Mengapa kita memberikan Persembahan Persepuluhan?
1. Persepuluhan adalah miliki Tuhan
Imamat 27:30
Demikian juga segala persembahan persepuluhan dari tanah, baik dari hasil benih di tanah maupun dari buah pohon-pohonan, adalah milik TUHAN; itulah persembahan kudus bagi TUHAN.
( Nehemia 10:37-38, 12 : 44, 13 : 5, Amos 4:4, Mal. 3:8-10 )
2. Mengakui segala yang kita miliki adalah berkat Tuhan.
Amsal 10:22
Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya.
Memberikan persembahan persepuluhan akan menjadi ringan dan menyenangkan kalau kita menyadari bahwa semua yang kita miliki adalah berkat dari Tuhan. Sebab itu marilah kita memberikan persembahan persepuluhan dengan cara melihat betapa besarnya berkat yang Tuhan telah berikan kepada kita. Misalnya:
- Kalau saudara bisa memberikan persembahan persepuluhan sebesar Rp. 10.000,- berapa berkat yang kita terima? Rp. 100.000,- .
- Sekarang kalau saudara bisa memberikan persembahan persepuluhan sebesar Rp. 100.000,- berapa berkat yang kita terima? Rp. 1.000.000,- .
- Lalu kalau saudara bisa memberikan persembahan persepuluhan sebesar Rp. 1.000.000,- berapa berkat yang kita terima? Rp. 10.000.000,- . dst.
Mengapa terasa berat untuk memberikan persepuluhan? Karena kita selalu menghitung dari jumlah yang kita berikan bukan jumlah berkat yang Tuhan berikan.
Di zaman nabi Maleakhi, nabi yang terakhir melayani umat Allah, bangsa Israel ditegur Tuhan karena menipu Tuhan dengan cara tidak memberikan persembahan persepuluhan. Mereka sombong dan merasa dirinya mampu tanpa Tuhan. Tetapi apa yang terjadi? Mereka mengalami kegagalan panen. Semua yang mereka tanam tidak menghasilkan apa-apa karena dilahap oleh belalang. Itulah sebabnya Tuhan mengingatkan mereka agar sadar dan kembali memberikan persepuluhan. (Mal. 3:8-10)
3. Wujud kasih kepada Tuhan
Matius 6:24
Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”
Saingan Tuhan saat ini bukan setan/iblis sebab setan sudah dikalahkan di kayu salib. Saingan Tuhan saat ini adalah Mamon atau uang, kekayaan duniawi. Dimanakah kita meletakkan hati hati kita? Kepada Tuhan atau harta dunia? Apakah kita cinta kepada Tuhan yang memberi berkat atau kepada berkat yang Dia berikan? Memberikan persepuluhan kepada Tuhan adalah bukti bahwa kita tidak terikat dengan berkatNya, tetapi kepada Tuhan yang memberi berkat. Percayalah, Tuhan mencari hati kita bukan harta kita, sebab Dia pemilik alam semesta. Bawalah persembahan persepuluhan sebagai wujud kasih kepada Tuhan.
TUHAN YESUS MEMBERIKAN SELURUH HIDUPNYA BUAT KITA
1 Korintus 15:3
Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci.
Tuhan Yesus adalah teladan yang terbaik dalam memberi persembahan. Dia bukan hanya memberikan sepersepuluh atau sebagian, Tuhan Yesus memberikan seluruh hidupNya buat kita. Ia rela mati di kayu salib demi manusia yang berdosa yaitu saudara dan saya. Berilah kepada Tuhan sebab IA lebih dahulu memberi kepada kita. Tuhan memberkati. KJP!