PENDAHULUAN
Yang sedang trending topik baik di Youtube, Tik-Tok dan FB tentang persepuluhan adalah, apakah Persepuluhan masih relevan di masa kini? Awalnya yang menentang dengan sangat arogan dan menghakimi adalah dari kelompok gereja yang memang tidak menerapkan persepuluhan kepada jemaatnya. Tetapi belakangan justru tidak sedikit orang-orang yang entah dari mana tiba-tiba muncul dan mengaku dari gereja yang menerapkan persepuluhan, mengaku lebih tahu tentang persepuluhan dari para hamba Tuhan atau gembala senior gereja-gereja yang menerapkan persepuluhan. Mereka dengan lantang mengatakan persepuluhan itu sudah tidak relevan di zamam Perjanjian Baru atau zaman sekarang. Tidak berhenti disitu mereka juga mengatakan jemaat ditipu, dibodohi oleh pendetanya untuk terus memberi persepuluhan dan menghimbau agar jangan lagi memberi persepuluhan.
Lebih ektrim lagi muncul seorang yang juga mengaku paling tahu dan paham soal persepuluhan, kemudian mengatakan dengan yakin bahwa baik yang menerima persepuluhan dan yang memberi persepuluhan sama-sama akan masuk neraka, dengan memaksakan satu ayat untuk membenarkan argumentasinya. Dari semua komentar mereka yang menentang persepuluhan, semuanya menggunakan argmen yang tidak sesuai dengan data yang benar dan sangat tidak sesuai dengan Biblikanya (maksud tujuan Alkitabiahnya ). Hal ini terjadi karena beberapa faktor.
Pertama dari kalangan gereja yang memang tidak menerapkan persepuluhan apapun alasannya. Mereka dengan argumen ayat-ayat yang sebenarnya tidak memenuhi kebenaran Alkitabiahnya untuk menyerang gereja yang menerapkan persepuluhan. Motif tujuannya buram, selain hanya tuduhan penipuan bahkan sampai perampokkan harta jemaat. Saya heran ada juga pendeta yang dengan begitu lancarnya menyatakan dari mulutnya perkataan seperti itu dengan semangat kebencian kepada sesama hamba Tuhan yang menerapkan persepuluhan.
Dari kalangan gereja-gereja yang menerapkan persepuluhan juga mengapa bisa muncul orang-orang yang juga ikut-kutan setuju untuk menentang penerapan persepuluhan. Mengapa hal ini bisa terjadi ? Karena gereja-gereja yang menerapkan doktrin persepuluhan sudah sangat jarang mengajarkan atau mengkhotbahkan persepuluhan. Bahkan di sekolah Alkitabnyapun mungkin doktrin ini tidak lagi diajarkan. Akibatnya jemaat dari para petobat baru tidak paham tentang kebenaran persepuluhan. Para lulusan sekolah Alkitab juga tidak memiliki pemahaman yang benar tentang doktrin persepuluhan.
Mari kita belajar dari tinjauan secara Biblika atau Alkitabiah dari Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru.
Secara garis besar, kitab Perjanjian Lama , terdiri dari tiga hukum, yaitu :
- Hukum Kekal.
- Hukum Pra Taurat.
- Hukum Taurat Musa.
I. HUKUM KEKAL.
Hukum ini merupakan hukum dari kekal sampai kekal. Contoh : hukum keadilan dan kasih Allah. Dari awal Allah merestorasi ciptaan-Nya, Allah dengan penuh keadilan dan kasih, memisahkan air dari darat dan juga cakrawala yang tadinya bercampur baur berantakan. Hukum ini terus berlaku sampai kekal, Allah selalu bertindak dengan kasih dan keadlian-Nya.
II. HUKUN PRA TAURAT MUSA.
Hukum dan Peraturan yang dimulai saat manusia ada. Pada hukum ini ada yang berakhir saat Hukum Taurat Musa diberlakukan. Contoh : hukum Mezbah tunggal, menjadi Kemah suci atau Tabernakel Musa. Sebelum Taurat Musa diberlakukan, para nenek moyang orang percaya beribadah dan memberikan korban persembahan melalui mezbah tunggal (Nuh, Abraham, Isahak dan Yakub).
Pada hukum Pra Taurat ini, sudah berlaku hukum Persepuluhan atau sepersepuluh yang dilakukan oleh para leluhur iman orang percaya.
- Abraham atau Abram memberikan sepersepuluh kepada Imam Melkisedek, Imam Allah yang Mahatinggi. Lihat Kejadian 14:18-20.
- Yakub : Ia memberikan sepersepuluh dari segala sesuatu yang Allah berikan kepadanya. Kejadian 28:22.
Yang menjadi pertanyaan adalah tidak ada hukum yang tertulis. Dari mana Abraham tahu perhitungan sepersepuluh yang diberikan kepada Imam Melkisedek? Secara eksplisit memang tidak ada tetapi secara implisit tersirat jelas bahwa Imam Melkisedeklah yang mengajarkan karena sebagai Imam Allah yang Maha tinggi, Dialah yang memegang otoritas atas sepersepuluhan yang adalah milik Allah. Bukan tanpa alasan Melkisedek begitu saja menerima persembahan sepersepuluh dari semua yang Abraham miliki, jika tidak ia ajarkan atau perintahkan kepada Abraham dan ia memungut sepersepuluh itu dari Abraham. Lihat Ibrani 7:6. Pada kalimat “memungut” itu artinya Melkisedek sudah memberitahu berapa yang harus Abraham berikan dari semua yang Abraham miliki untuk dipungut oleh Melkisedek. Otoritas hukum Persepuluhan Melkisedek ini berlaku terus hingga Perjanjian Baru, bukan cuma di Perjanjian Lama.
III. HUKUM TAURAT MUSA.
Hukum yang berlaku saat penerapan hukum Musa sebagai pemimpin bangsa Israel. Hukum ini berpusat pada ke Imamatan suku Lewi dan Kemah suci. Pada hukum ini sudah disahkan tentang kepemilikan Persepuluhan yang sudah ada sejak Abraham. Jadi tidak benar Persepuluhan hanya berlaku di zaman Taurat saja.
Hukum Persepuluhan ini, secara vertikal tetap milik Allah karena Allah yang menetapkannya, tetapi secara horisontal, diperuntukkan bagi orang-orang Lewi. Mengapa orang Lewi? Karena suku Lewi full time bekerja dalam kepengurusan Kemah suci dan dalam Keimamatan. Mereka berhak untuk menerima, menggunakan dan mengatur persepuluhan. Karena hak persepuluhan yang adalah milik Allah telah diberikan kepada orang Lewi.
Bilangan 18:21
Mengenai bani Lewi, sesungguhnya Aku berikan kepada mereka segala persembahan persepuluhan di antara orang Israel sebagai milik pusakanya, untuk membalas pekerjaan yang dilakukan mereka, pekerjaan pada Kemah Pertemuan.
Karena secara vertikal persepuluhan tetap milik Allah, maka orang Lewi yang menerima hak kepemilikan persepuluhan itu juga wajib memberikan persepuluhanya kepada Allah lewat imam besar, yang memegang otaritas keimaman. (Bilangan 18:26.)
OTORITAS IMAM MELKISEDEK DALAM PERJANJIAN BARU
Otoritas Melkisedek dalam Perjanjian baru, mengesahkan Yesus menjadi Imam Besar yang memimpin Imamat yang Rajani dengan sistim yang baru. Lihat 1 Petrus 2:9.
Tentang otoritas Melkisedek sebagai Imam diberikan kepada Yesus.
Ibrani 7:17 “ Sebab tentang Dia diberi kesaksian: Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek. “ ( Sebaiknya pelajari dari mulai ayat pertama).
Hal ini bukan hanya ditulis dalam Perjanjian Baru, tetapi jauh sebelumnya dalam Perjanjian Lama telah dinyatakan mengenai haliitu, perhatikan :
Mazmur 110:4 “Tuhan telah bersumpah, dan Ia tidak akan menyesal: Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut Melkisedek.”
Dengan berpindahnya otoritas Melkisedek sebagai Imam kepada Yesus, maka hak dan kewajibannya juga berpindah kepada ke Imamatan yang baru.
Ibrani 7:12. “Sebab jikalau imamat berubah, dengan sendirinya akan berubah pula hukum Taurat itu.”
Jadi bukan Persepuluhannya yang sudah tidak berlaku tetapi hukum keimamatannya yang sudah tidak berlaku lagi, karena sudah berpindah kepada ke Imamatan Yesus.
Lebih lanjut mengenai Persepuluhan itu dikatakan dalam:
Ibrani 7:8. “ Dan di sini manusia-manusia fana menerima persepuluhan, dan di sana Ia, yang tentang Dia diberi kesaksian, bahwa Ia hidup.”
Kata “ Disini “ menunjuk kepada hal Persepuluhan yang mengandung arti bahwa :
- Persepuluhan itu sekarang ada dalam payung hukum Imamat yang Rajani, yang dipimpin oleh Yesus sebagai Imam Besar kita yang disahkan oleh otoritas Melkisedek dalam perjanjian baru.
- Dengan demikian, maka Persepuluhan masih berlaku dalam Perjanjian Baru, yaitu saat ini.
- Berlakunya dalam hidup yang sementara (fana ). Tidak lagi berlaku jika kita sudah di Surga.
- Yesus secara vertikal menundukkan diri kepada Bapa di Surga.
- Secara horisontal (sebagai manusia ) Ia menundukkan diri terhadap otoritas Melkisedek.
Dalam hal apa otoritas Melkisedek disini, yaitu mengesahkan dan menjadi payung hukum dalam dua hal :
- Persepuluhan adalah milik Allah secara vertikal. Ibrani 7:6 ; Kej 14:20.
- Yesus menjadi Imam Besar yang memimpin Imamat yang Rajani dalam Perjanjian Baru. Maz 110:4 ; Ibrani 7:7.
Bagaimana pengaturan Persepuluhan secara horinsontal menjadi milik suku Lewi Perjanjian Baru, yaitu orang-orang yang sepenuh waktunya melayani Tuhan?
Dalam Efesus 4:11. Tuhan yang mengatur jawatan-jawatan pelayanan :
– Rasul.
– Nabi.
– Pemberita Injil.
– Gembala.
– Pengajar / Guru.
Kesimpulan
- Persepuluhan baik secara eksplisit dan implisit dalam Alkitab mempunyai payung hukum dalam prakteknya di Perjanjian Baru.
- Perintah Yesus tentang Persepuluhan secara eksplisit adalah bahwa Persepuluhan itu harus dilakukan tanpa mengabaikan keadilan dan kasih.
Lukas 11:42 –“ Tetapi celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu membayar persepuluhan dari selasih, inggu, dan segala jenis sayuran, tetapi kamu mengabaikan keadilan dan kasih Allah. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan .”
Yang satu harus dilakukan (Persepuluhan) dan yang lain jangan diabaikan. Ini menunjuk kepada persembahan lain untuk menopang jemaat yang membutuhkan seperti janda dan yatim piatu, inilah yang dimaksudkan dengan keadilan dan kasih Allah. Jangan karena merasa sudah memberikan persepuluhan, lalu melupakan bantuan untuk saudara seiman dalam jemaat yang membutuhkan pertolongan dari persembahan kita.
MAKNA MENDALAM PERSEPULUHAN
Dalam Bahasa Ibrani : MA,ASER (Mah-as-ayr). Kata Ma,aser – memiliki makna bagian Allah. Jadi Ma,aser atau Perepuluhan itu mengandung unsur Allah di dalamnya. Ma,aser atau Persepuluhan memiliki makna bahwa, di dalam semua kehidupan manusia ada bagian Allah yang turut bekerja di dalamnya untuk tujuan Allah. Semua dalam kehidupan kita bahkan semua makhluk yang hidup di dalamnya ada unsur Allah, nyawa kita saja itu dari Allah dan seluruh kehidupan kita ada campur tangan Allah di dalamnya.
- Dengan memberikan bagian Allah yaitu Persepuluhan, itu merupakan wujud pengakuan bahwa Allah ada di dalam hidupnya. Amsal 3:6.
- Mengakui bahwa Allah turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan, Roma 8:28.
- Mengakui bahwa segala sesuatu adalah dari Allah, oleh Allah dan bagi kemuliaan Allah. Roma 11:36.
Kita semua hidup karena campur tangan Allah dan dalam kendali Allah, Dialah yang memberikan kemampuan kepada kita untuk mendapatkan kekayaan untuk dinikmati. Lihat Ulangan 8:17-18. Kembalikanlah apa yang menjadi bagian Allah dalam kehidupan kita.