logo test

Who wants to be a millionaire – oleh Ps. Jeff Minandar (Ibadah Raya 1 – Minggu, 18 Februari 2024)

Lukas 19:1-2.
Who wants to be a millionaire”mungkin jemaat mengenal program kuis yang satu ini. Kuis ini menguji bukan saja kemampuan pengetahuan umum seseorang, tetapi juga strategi mereka untuk dapat menggunakan pilihan bantuan yang disediakan. Tujuan akhirnya mendapatkan hadiah 1 milyar rupiah!

Kalau saya bertanya kepada jemaat, apakah ada yang mau mendapat 1 milyar rupiah, tentu saja tidak akan ada yang berkata tidak, bukan? Tetapi apa yang harus jemaat lakukan untuk mendapatkan itu? Bagi orang-orang tertentu mereka rela melakukan apapun untuk mendapatkan uang. Namun apa yang sebenarnya mereka kejar adalah sebuah status. Ini mungkin yang terlintas di dalam pikiran Zakheus ketika ia mulai membangun reputasinya sebagai seorang pemungut cukai. Bahkan sekarang ia menjadi pemimpin dari para pemungut cukai. Ia digambarkan oleh seorang pendeta di Amerika Serikat seperti seorang “kepala preman” yang memeras cukai dari rakyatnya sendiri.

Ia mendapatkan status terkenal (meskipun dalam hal yang buruk, dalam Bahasa Inggris disebut “notorious” bukan “famous”) dan uang yang berlimpah. Apa yang kurang? Kita bisa melihat dalam kelimpahannya tetap ada yang kosong di dalam hatinya. Hal yang kurang lebih sama sempat dikatakan oleh seorang penyanyi yang sudah meninggal, Freddie Mercury. Ada ruang kosong di hatinya saat statusnya kaya dan terkenal, ia butuh suatu kasih yang tidak bisa diberikan oleh kekayaannya.  

Zakheus mengetahui ada ruang yang kosong di hatinya saat ia mendengar tentang Yesus. Apalagi ia mendengar bahwa Yesus disebut sebagai Mesias. Sosok yang didambakan oleh semua orang Yahudi. Kisah Zakheus selanjutnya dari ayat 3-10 menunjukkan bahwa ada intervensi kasih karunia Ilahi yang menyelamatkan dia. Perubahannya begitu dramatis, ia langsung menyatakan meninggalkan cara hidupnya yang lama setelah Yesus masuk dalam kediamannya.

Video dan penampilan yang ditayangkan di awal khotbah ini menunjukkan betapa Tuhan memiliki jenis kasih yang tidak dimiliki dan tidak dimengerti oleh dunia. Hal ini seharusnya menjadi jawaban dari pencarian arti kehidupan. Efesus 3:16-19. Bagi seorang percaya ketika ia menemukan kasih yang seperti ini, akan membuatnya tidak malu-malu menyatakan diri pada dunia. Itulah mengapa kemudian seorang percaya perlu masuk ke dalam pengalaman Baptisan Air. Karena baptisan air adalah suatu Tindakan menyatakan diri kepada dunia, tentang perubahan hidup, dimana seseorang meninggalkan hidup yang lama dan berjalan dalam hidup yang baru, demi nama Yesus. Hal ini tersirat dari tindakan Zakheus di Lukas 19:8 dan nampak nyata dalam hidup jemaat mula-mula yang percaya kepada Yesus melalui khotbah Petrus. Kisah Para Rasul 2:37-38.

Arsip Catatan Khotbah