logo test

PENGIKUT YESUS YANG SEJATI – Oleh Pdt. J. S Minandar (Ibadah Raya – Minggu, 1 September 2024)

Matius 28:19,20 “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa  sampai kepada akhir zaman.”

PENDAHULUAN
Tujuan Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus ialah menjadikan semua bangsa di dunia ini menjadi Murid Kristus. Keselamatan dan menjadi murid adalah hal yang sama dan tidak bisa dipisahkan. Mengapa? Sebab, orang kristen sejati pasti adalah murid Yesus yang sejati.

Itu sebabnya, ada orang yang mengaku Kristen, sudah dibaptis, menjadi anggota gereja, rajin dan aktif ke gereja atau beribadah, tetapi belum tentu orang tersebut sudah menjadi murid Yesus sama seperti yang Yesus diinginkan dan dikehendak oleh Yesus.

Lukas 14:25
“Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka…”

Kata “banyak” dalam Lukas 12:1, dipakai kata: “beribu-ribu” sehingga untuk datang kepada Yesus mereka harus datang dengan cara berdesak-desakan. Dan dari beribu-ribu orang yang mengikut Yesus, Yesus bisa mengetahui, siapa orang yang benar-benar ikut Yesus dan siapa yang hanya ikut-ikutan. Mengapa? Karena Yesus melihat dan mengetahui motivasi (niat hati) mereka semua. Pengiringan yang Yesus kehendaki bukan hanya untuk membuat jumlah orang yang ibadah itu banyak, tetapi tidak jelas tujuan dan komitment ibadah mereka. Tetapi yang Yesus kehendaki ialah melihat orang yang beribadah dan mengiring Yesus dengan kasih dan kesungguhan.

Itu sebabnya, Yesus memalingkan diri-Nya dan kemudian berkata:
Lukas 14:26 “Jikalau seorang datang kepadaKu dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, istrinya, dan anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak  dapat menjadi murid-Ku.”

Syarat untuk jadi “Pengikut Yesus Yang Sejati” adalah:
1. Membenci: bapa kita; ibu kita; istri kita anak dan saudara kita bahkan nyawa kita sendiri.
Kata membenci, dalam bahasa Yunani: MISEO, dalam bahasa Inggris: HATE. Yang dimaksud membenci disini tidak berarti Yesus menyuruh kita untuk saling membenci atau menyakiti sesama anggota keluarga kita. Sebab perintah Hukum Taurat yang ke-5 adalah “Kita harus menghormati orang tua kita” (Keluaran 20 dan Matius 15:4).

Jadi kata “MISEO” (bahasa Ibrani Timur), merupakan perbandingan; pilihan atau merupakan preferensi yaitu pilihan. Sebagai contoh kita perhatikan:

Matius 10:37 “Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku (tidak layak bagi Yesus).”  

Dari sini kita dapat simpulkan bahwa pengikut Yesus yang sejati ialah orang yang beriman kepada Yesus dengan komitmen pada prinsip bahwa: “Yesus adalah yang utama dan segala-galanya bagi dirinya.” Karena Yesus sudah menyelamatkan kita, mati disalib untuk menebus dosa-dosa kita, oleh karena Yesus, kita diselamatkan. Itu sebabnya bagi kita Yesus adalah segala-galanya dibandingkan dengan siapa pun dan apa pun yang ada di dunia ini.

Siapkah kita kalau karena mengikut Yesus nyawa kita terancam oleh orang-orang yang benci kepada Yesus? Bila kita tidak siap, kita tidak punya komitmen untuk rela kehilangan nyawa karena Yesus, (Luk 9:23; 17:33; 1 Yoh 3 16) berarti kita bukan dan tidak layak atau tidak memenuhi syarat untuk menjadi “Murid atau Pengikut Yesus Sejati.”

KESIMPULAN
Lukas 14:26, dapat kita simpulkan: untuk menjadi “Pengikut Yesus Yang Sejati” syarat pertama adalah: “Mengasihi Yesus lebih utama dari pada ikatan hubungan keluarga dan bahkan nyawa sendiri.

Kasih kepada Yesus adalah “nomor satu dari apa dan siapapun juga.”
Ikatan hubungan keluarga, mulai dari bapa; ibu kandung, istri apalagi pacar, anak-anak, saudara-saudaranya laki-laki/perempuan, bahkan nyawa kita sendiri harus ditempatkan pada nomor kesekian dibanding dengan Yesus”.

2. Rela menderita untuk mengikut Yesus
Lukas 14:25 tentang orang yg berduyun-duyun ikut Yesus, mungkin hati mereka berharap Yesus akan berkata: “Kalau kamu mau jadi murid-Ku, kamu akan menerima kekayaan; kehormatan dan kemasyuran; dan kamu akan kujadikan orang yang kaya dan hebat”.

Tetapi apa yang Yesus katakan ketika Yesus mengundang orang untuk jadi pengikut Yesus?
“Jikalau ada orang yang ingin menjadi murid-Ku: Ia harus memikul salibnya  dan harus terus mengikut Aku”.

Apakah arti memikul salibnya?  Kalau kita pelajari dari bahasa asli (Yunani) atau dari Bahasa Inggris, yang dimaksud salibnya di sini, bukan salib yang Yesus pikul, tetapi salib kita yang kita sendiri harus kita pikul.

Salib Apa Yang Harus Kita Pikul?
Di zaman Yesus, (Abad I), salib tidak seperti zaman sekarang, dijadikan sebagai hiasan indah, dibuat kalung hiasan, juga simbol gedung gereja. Tapi maksud yang sebenarnya dari Salib (bahasa Yunani: STAURO, bahasa Inggris: Cross) adalah sebagai berikut.

Saat Yesus disalib oleh pemerintah Romawi, salib dibuat dari kayu kasar untuk menghukum mati para penjahat. Orang yang dihukum mati dengan cara disalib, orang itu harus memikul salibnya sendiri  di tempat di mana orang itu disalibkan.

Pergelangan tangan dan kaki orang yang  dihukum salib itu, diikat pada kayu salib, lalu orang itu dipaku pada salib. Dan orang yang disalib itu, menderita dan mati secara perlahan-lahan bahkan bisa berlangsung sampai berhari-hari. Bila kita baca ucapan Yesus dalam:

Lukas 14:27 “Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.”

Artinya:
– Pengikut Yesus yang sejati adalah orang Kristen yang bersedia menanggung penderitaan oleh karena Yesus secara terus menerus.
– Lukas 9:22-26, lebih rinci dijelaskan arti jadi pengikut Yesus, yaitu: bukan menjadi baik, suci dan benar selama 2 jam waktu kita ibadah di gereja. Tetapi 24 jam dalam sehari; 7 hari dalam seminggu, 30 hari dalam sebulan. Dan…
– Ketika diajak minum; diajak tidak jujur; diajak korupsi; diajak berbohong; diajak senang-senang melakukan 1001 dosa, maka kita akan selalu berkata: Tidak!

Kesimpulan
Salib adalah suatu sikap dimana kita menyalibkan sampai mati semua keinginan daging/hawa nafsu kita sampai keinginan Kristus hidup dan terekspresi dalam kita!

3.  Komitmen
Komitmen seperti apa yang dimaksud? Artinya sampai akhir hidup, kita bersedia memberikan seluruh hidup kita bagi Yesus lebih dari apapun, Lukas 14:28-33.

Untuk menjelaskan tentang sikap “Pengikut Yesus Yang Sejati”, Yesus memberikan dua macam perumpamaan, antara lain:

  • orang yang membangun sebuah menara.
  • Orang yang akan berperang lawan musuh.

Orang yang berencana membangun menara dan berencana untuk perang, diperlukan:
-Duduk bersama mempertimbangan anggaran
-Mempertimbangkan pasukan, supaya tidak jadi bahan olok-olok atau cemoohan orang, sehingga kesaksiannya tidak Baik.

Pengikut Yesus yang sejati akan mempertimbangkan segala sesuatu yang akan dibuat dan dilakukannya di kaki Tuhan.

Arsip Catatan Khotbah