KESETIAAN UNTUK HIDUP YANG BERDAMPAK – oleh Ps. Jeff Minandar (Ibadah Raya 1 – Minggu, 17 November 2024)

1Korintus 1:9

Pada kesempatan yang lalu saya sudah membahas mengenai “Kesetiaan dalam Kekristenan.” Saat itu saya menyampaikan bahwa kesetiaan adalah unsur penting bagi seseorang yang hidupnya membawa dampak. Dalam aspek apa saja dampak (Ing.: “impact”) yang dimaksud? Dalam Keintiman (Intimacy), Kematangan (Maturity), Ketekunan (Persistence), Perbuatan (Action), Karakter (Character), Perubahan (Transformation).

Allah kita adalah Allah yang setia, seperti ayat yang kita baca di atas. Karena itu kita juga perlu menunjukkan kesetiaan, sampai tiba “hari Tuhan kita Yesus Kristus.” Ayat 8. Hari yang dimaksud di sini adalah hari dimana kita bertemu dengan Tuhan Yesus Kristus. Bagi kita yang masih hidup, maka hari itu adalah kedatangan Yesus kali yang kedua. Sementara bagi kita yang harus melewati kematian jasmani, hari itu adalah ketika kita menutup mata di dunia dan membuka mata di Surga.

Hari itu menjadi bagian bagi orang yang disebut di ayat 8, “tak bercacat”. Menariknya dalam surat Paulus kepada Titus disebutkan bahwa salah satu indikator orang-orang yang tak bercacat itu adalah kesetiaan (dengan pasangan). Titus 1:6. Ingat saya pernah berkata keintiman dengan sesama dan dengan Tuhan dipelihara dengan berlaku setia. Mengenai bahasan keintiman jemaat bisa lihat kembali catatan khotbah “Kesetiaan dalam Kekristenan.”

Mari sekarang kita lihat aspek selain Keintiman (Intimacy) yaitu Kematangan (Maturity), Ketekunan (Persistence), Perbuatan (Action), Karakter (Character), Perubahan (Transformation), dan bagaimana kesetiaan berperan penting dalam semua aspek tersebut. Saya hanya akan memberikan satu contoh untuk setiap aspek, dengan harapan jemaat bisa mempraktikkannya setelah ibadah untuk menghidupi kehidupan yang berdampak.

Kematangan (Maturity) atau kedewasaan ditunjukkan oleh orang yang setia kepada proses. Usaha untuk mempercepat hanya akan membawanya ke titik “nol”. Contohnya di Alkitab adalah Musa. Keluaran 14:13-14. Ia percaya penuh pada “tangan” Tuhan, bandingkan dengan saat ia mengandalkan tangannya sendiri untuk menyelesaikan masalah. Keluaran 2:11-12.

Kita akan menjadi pribadi yang matang dan membawa dampak, saat kita setia pada proses Allah. Jangan andalkan kekuatan kita sendiri.

Ketekunan (Persistence) ditunjukkan oleh orang yang setia pada tujuan akhir. Kita teringat pada peristiwa saat orang banyak ingin menjadikan Yesus sebagai raja mereka. Yohanes 6:14-15. Hal itu bukan menjadi tujuan kedatanganNYA (kali pertama) ke dunia. Lukas 24:6-8.

Seseorang yang tekun akan membawa dampak besar, saat ia setia pada tujuan Ilahi dan tidak hilang fokus hanya untuk mendapat kemuliaan atau kesenangan dunia sementara.

Perbuatan (Action) yang baik, berkenan, dan sempurna, sesuai kehendak Allah (Roma 12:2), jika dilakukan dengan setia akan menghasilkan dampak bagi kehidupan orang lain. Yusuf menjadi contoh orang yang setia dalam perbuatannya. Ia tidak mencapai posisi yang berpengaruh dengan perbuatan yang licik. Kejadian 39:7-9. Melainkan ia setia pada janji Allah, karena ia tahu Allah yang memegang kendali. Kejadian 45:4-5.

Setialah dalam perbuatan yang sesuai kehendak Allah, Allah akan menjadikan hidupmu berdampak.

Karakter (Character) seorang pengikut Yesus yang sejati adalah berlaku setia. Paulus adalah seseorang dengan karakter yang kuat. Kesetiaannya pada Taurat membawa ia menjadi orang yang “berkobar-kobar” untuk menangkap murid-murid Yesus (“seseorang” yang dianggapnya penghujat Allah “Elohim”). Kisah Para Rasul 9:1-2. Namun perjumpaan dengan Tuhan Yesus Kristus (ayat 5) mengubahnya menjadi orang yang setia (1Timotius 1:12), yang “berjerih payah dan berjuang” (pasal 4:10) demi Kristus. Pikirannya, perasaannya, dan tindakannya selaras dengan kesetiaan pada Injil Kristus.

Karakter yang setia memberi dampak kepada banyak orang melintasi rentangan waktu.

Perubahan (Transformation) akan nampak sebagai hasil kesetiaan. Yesus Kristus setia dalam segala hal yang diperintahkan Bapa. IA datang kepada dunia yang dikasihiNYA, IA mencurahkan darahNYA bagi dosa dunia, dan IA bangkit dari antara orang mati. Wahyu 1:5. Karena IA setia, hidup kita diubahkan.

Kesetiaan mengubahkan dan memberi harapan kekal.

Hidup yang berdampak diwarnai dengan kesetiaan. Kejarlah kesetiaan, dan tinggalkanlah dampak yang baik di hadapan sesama, dan di hadapan Tuhan. Sampai kita mendengar IA berkata: “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.” Matius 25:23.

Arsip Catatan Khotbah