logo test

TUHAN SELALU MENOLONG – oleh Pdt. F. Lumoindong (Ibadah Raya 3 – Minggu, 11 Agustus 2024)

Markus 6:45-52
Dalam kisah di atas, ada saatnya angin membawa berkat, sedangkan angin yang terjadi adalah angin yang tidak mendatangkan berkat. Angin ini mendatangkan kehancuran, merusak dan berasal dari iblis. Tidak ada yang bisa memprediksi angin ini dan tidak bisa dipastikan pergerakannya.

Ay. 48, Angin sakal dalam ayat ini adalah bukan angin yang bersifat destruktif. Angin ini adalah angin yang membuat murid-murid tidak mengalami progres meskipun sudah berusaha. Mau maju tidak bisa, keadaan yang berlawanan. Murid-murid bukan orang baru, mereka adalah nelayan yang handal, sangat menguasai danau Galilea. Mereka sudah biasa dengan tiupan angin di danau Galilea. Danau Galilea 18 m di bawah permukaan laut, di sebelah utaranya ada lembah sempit yang panjangnya 12-15 km dan kalau angin melewati lembah tersebut akan ada angin yang kencang bergulung-gulung secara kontinyu. Murid-murid seperti tidak mengalami kemajuan dalam mengarungi danau Galilea. Sekitar 9 jam mereka berdayung lalu mereka mengalami tidak ada progres.

Mungkin situasi seperti itu yang sedang kita hadapi, membuat kita mengalami kelelahan. Tidak ada progres, kita merasa lelah. Angin ini bukan mau membunuh tetapi pelan-pelan membuat kita lelah.

3 Hal yang harus kita ingat waktu kita mengalami seperti yang murid-murid alami:
1. Kita harus menerima fakta bahwa tangan Tuhan ada dalam kejadian ini.
Tuhan menaruh kita dalam situasi tersebut bukan untuk mengkandaskan kita tetapi untuk kita belajar sesuatu.

Ay. 45, Tuhan memerintahkan mereka untuk menyeberang terlebih dahulu, Tuhan tahu apa yang akan dialami murid-murid nanti. Bagi Tuhan tidak pernah dikagetkan dengan jenis angin apapun yang dialami kita. Ada rencana Tuhan disini. Tuhan bukan iseng untuk meniupkan angin tersebut, Tuhan yang menentukan keterlibatkan kita dalam situasi tersebut. Dia tahu sepenuhnya apa yang akan kita hadapi, tetapi ingatlah bahwa bukan Tuhan yang mendesain angin tersebut.

Peristiwa angin sakal ada di tengah-tengah setelah murid-murid mengalami mukjizat “memberi makan 5.000 orang” dan mukjizat selama mengiring Yesus bukan hanya sekedar mukjizat saja tetapi ada tantangan dalam hidup supaya iman kita kuat. Ada saat dimana Tuhan mengijinkan kita untuk mengalami tantangan, bukan mukjizat terus yang ada dalam hidup kita. Hidup mengiring Tuhan tidak selalu menyenangkan, gampang atau seperti jalan tol yang bebas hambatan. Dalam keadaan seperti itu ada tangan Tuhan.

2. Kita tidak pernah berada diluar mata Tuhan.
Mata Tuhan memantau hidup kita. Yesus melihat kita dari jauh, Yesus sensitif dengan pergumulan kita. Tuhan kita tidak masa bodoh dengan persoalan kita (BASANIZO: susah payah).

  1. Pergumulan orang saat terlibat proses pemeriksaan peradilan.
  2. Tekanan karena penderitaan yang amat sangat (penyakit, mental emosional).
  3. 2 Petrus 2:7, hidup tertekan  ditengah-tengah lingkungan hidup yang tidak benar.
  4. Siksaaan yang datang dari iblis. Wahyu 12:12 iblis mendatangkan siksaan kepada gereja Tuhan supaya anak Tuhan tersiksa.

Keempat hal ini nyata yang terjadi dalam hidup kita. Kita harus sadar hal-hal ini yang membuat kita lelah, stres. Tetapi ingatlah pada saat kita mengalami basanizo , kita ada dijangkauan mata Tuhan.

3. Yesus datang dalam keadaan yang paling gelap.
Dalam keadaan angin sakal, murid-murid berteriak dengan adanya satu oknum yang muncul yang membuat murid-murid takut. Yesus berjalan di atas air, artinya Yesus tidak bisa ditenggelamkan oleh gelombang angin sakal. Yesus tidak bisa ditenggelamkan oleh masalah-masalah kita. Amen.

Arsip Catatan Khotbah